Dominasi Liverpool di kompetisi Eropa pada era 1970-an hingga 1980-an telah menciptakan banyak persaingan dengan klub-klub dari berbagai negara di benua biru. Borussia Monchengladbach menjadi salah satu musuh mereka yang paling awal di luar negeri. Pada masa itu, tim asal Jerman tersebut juga sedang menjalani periode terbaiknya sepanjang sejarah klub, yang disebut “Golden Decade”.
Saat itu, Liverpool sampai lima kali menembus final Liga Champions, dulu masih bernama Piala Eropa. Empat di antaranya jadi juara. Mereka juga dua kali memenangkan Piala UEFA, kini dikenal sebagai Liga Eropa atau Europa League. Sedang Borussia Monchengladbach lima kali mencapai partai puncak di kedua kompetisi Eropa itu, salah satunya final Piala Eropa 1976/1977, meski hanya membuahkan dua trofi Piala UEFA.
Rivalitas Dua Tim
Dari sekian banyak pertandingan pamungkas itu, rupanya kedua tim sempat beberapa kali harus duel saling mengalahkan demi menjadi pemenang. Pertemuan pertama mereka terjadi di final Piala UEFA 1972/1973. Itulah final pertama kedua klub tersebut di kompetisi Eropa. Laga digelar dalam dua leg, home and away. Liverpool bermain terlebih dulu sebagai tuan rumah, sebelum terbang ke Jerman.
Pasukan Liverpool yang dipimpin oleh Bill Shankly akhirnya berhasil mengandaskan skuat asuhan Hennes Weisweiler. Klub berjuluk The Reds itu pun merayakan kesuksesan di markas lawan, saat itu masih di Stadion Bokelberg pada 23 Mei 1973. Liverpool keluar sebagai juara dengan skor agregat 3-2, meski kalah 2-0 di markas lawan, tetapi menang 3-0 di kandang sendiri dua pekan sebelumnya.
Setelah trofi pertama di Eropa itu, hanya berselang empat tahun, ternyata Liverpool pun kembali ditantang Borussia Monchengladbach. Pada saat itu, tim asal Merseyside, Inggris tersebut baru saja kembali memenangkan Piala UEFA musim sebelumnya. Menariknya, lawan yang berjuluk Die Fohlen juga telah membayar kegagalan dengan merebut Piala UEFA 1974/1975, trofi pertamanya di Eropa.
Dalam pertemuan ketiga kedua tim tersebut, kali ini mereka bersua di partai final kompetisi lebih tinggi, Piala Eropa 1976/1977. Itu pun menjadi final pertama mereka dalam turnamen antar klub terbesar di benua biru tersebut. Tepat pada 25 Mei 1977, Liverpool yang ditukangi Bob Paisley pun menghadapi tim Borussia Monchengladbach arahan Udo Lattek di Stadion Olimpico Roma, Italia.
Kevin Keegan menjadi andalan “skuat merah”, sedang lini serang “kubu putih-hijau” dipimpin Jupp Heynckes; keduanya legenda di masing-masing klub dan negaranya. Hasilnya, Liverpool menang 3-1 dan berhasil mengangkat trofi Piala Eropa pertamanya. Tetapi, hal lain yang tak terlupakan bagi tim dan penggemar keduanya, pertandingan ini menjadi yang paling identik dalam hubungan mereka.
Persahabatan Suporter
Liverpool dan Borussia Monchengladbach sempat bertemu kembali di semi final Piala Eropa musim berikutnya. Namun, lagi-lagi rival dari Jerman itu kalah, meski mereka masih belum terkalahkan di kandang sendiri. Pada musim 1977/1978 itu, Liverpool kembali keluar sebagai juara, hingga terus melanjutkan dominasinya di Eropa dengan dua trofi lainnya dalam kompetisi tersebut di era 1980-an.
Sementara Borussia Monchengladbach hanya mampu merebut trofi kedua mereka di Piala UEFA 1978/1979, dan lalu gagal di final musim berikutnya, hingga mengalami krisis keuangan di dekade selanjutnya. Anjloknya prestasi klub tersebut ternyata tidak mengubah hubungan mereka dengan Liverpool. Bahkan, sebuah tradisi dalam fanfreundschaft alias persahabatan suporter lahir setelah itu.
Hubungan baik antar suporter kedua tim naik ke level yang lebih tinggi pada awal dekade 1990-an. Semuanya berawal dari selembar cek senilai 21.000 Deutschemark yang diserahkan oleh perwakilan suporter Borussia Monchengladbach kepada keluarga korban musibah Stadion Hillsborough. Mereka terbang ke Merseyside pada 1991 itu. Tapi, bukan jumlah nominal cek itu yang jadi nilai pentingnya.
Kelompok fan Borussia Monchengladbach melakukan penggalangan dana untuk membantu korban dari tim rival mereka, sebagai bentuk simpati dan persahabatan. Itulah nilai yang tidak terlupakan. Sejak itu, ada kesepakatan tidak resmi yang mengirimkan pendukung Borussia Monchengladbach terbang ke Anfield setiap musim dingin dari 1992, untuk mendukung Liverpool di markasnya sendiri.
Sedangkan sebaliknya, Kopites, julukan fans Liverpool melakukan kunjungan yang sama pada musim semi sejak 2007. Setengah jam sebelum kick-off, himne mereka, You’ll Never Walk Alone pun akan dimainkan di Borussia Park, markas baru Borussia Monchengladbach. Itulah sebuah persahabatan unik antara dua klub sepak bola rival di Eropa yang sudah teruji waktu selama beberapa dekade.
Sumber: Liverpool FC, Liverpool, Reddit.