Piala Eropa dan Pandemi Virus Corona

Piala Eropa 2020 akhirnya resmi digelar. Upacara pembukaannya digelar di Stadio Olimpico, Roma, pada Sabtu (12/6) dini hari tadi. Pertandingan pembuka mempertemukan Turki menghadapi Italia.

Tentu aneh mendengar nama “Piala Eropa 2020” atau “Euro 2020” karena justru digelar pada 2021 atau setahun setelahnya. Hal ini terjadi karena turnamen ditunda akibat pandemi virus corona. Kompetisi terbesar antarnegara Eropa ini pun dilaksanakan pada 11 Juni hingga 11 Juli 2021 dan diselenggarakan di 11 negara.

Mengapa Ada Penonton di Piala Eropa 2020?

UEFA memperbolehkan penonton hadir di semua 51 pertandingan Piala Eropa 2020. Namun, untuk teknisnya itu tergantung negara penyelenggara, bukan UEFA.

Contohnya, Puskas Arena di Budapest, akan dibuka untuk semua kursi yang tersedia, atau sebanyak 68 ribu penonton. Namun, Stadion Wembley dan Hampden Park hanya diperbolehkan diisi 25% dari total kapasitas, yang masing-masing menjadi 22.500 kursi dan 12 ribu kursi.

Karena pandemi pula, terdapat perubahan kota penyelenggara. Semua pertandingan yang awalnya dihelat di Dublin, dipindahkan ke St. Petersburg dan London. Pertandingan di Bilbao juga dipindahkan ke Sevilla. Alasannya, karena kedua kota tersebut tak menjamin bisa memperbolehkan penonton ke stadion mereka.

Sementara itu, Wembley yang menjadi tempat semifinal dan final, bisa saja membuka lebih banyak kursi, tergantung dari bagaimana turnamen berjalan. Total 90 ribu kursi bisa saja dibuka, tapi menunggu aturan pembatasan yang diterapkan oleh Pemerintah Inggris.

St. Petersburg dan Baku membuka 50 persen dari total kapasitas. Sementara kota lain, seperti Amsterdam, Bucharest, Copenhagen, Munich, Roma, dan Sevilla, membuka antara 22 persen hingga 45 persen dari total kursi.

Selain itu, pemegang tiket pertandingan Piala Eropa 2020 juga tidak dijamin bisa masuk ke negara tujuan. Meski demikian, sejumlah negara memberi pengecualian. Ini artinya, semua penonton, utamanya yang akan tandang, harus mengikuti aturan yang berlaku.

Protokol Kesehatan di Piala Eropa 2020

Sebelumnya, ribuan suporter yang sudah membeli dan membayar tiket pada 2019, memilih untuk membatalkan dan melakukan refund. Soalnya, kapasitas stadion yang dikurangi secara signifikan. Namun, suporter yang masih punya tiket, punya beberapa rintangan yang harus dilewati sebelum bisa masuk ke stadion.

Setiap kota punya aturannya masing-masing dalam menegakkan protokol kesehatan. Hal yang paling utama adalah dengan menggunakan masker di semua pertandingan. Suporter juga harus melewati pos disinfektam sebelum masuk ke stadion. Suporter juga diminta untuk tak berkeliaran dan tetap berada pada kursi mereka, serta menghindari kontak langsung dengan suporter lain.

Di London, Bucharest, Budapest, Copenhagen, dan Roma, suporter diwajibkan membawa surat keterangan telah vaksinasi atau surat pernyataan negatif dari covid-19.

Apa yang Berubah dari Piala Eropa 2020 karena Covid?

Di Grup D, awalnya, Kroasia dan Republik Czech akan bermarkas di Skotlandia. Soalnya, pertandingan di Grup D digelar di Wembley dan Hampden Park, Glasgow. Akan tetapi, pandemi membuat mereka memilih untuk pergi-pulang dari negaranya masing-masing.

Karena hal ini, kedua negara menjadi berpotensi untuk gagal bertanding. Soalnya, aturan di Skotlandia menyatakan kalau semua skuad harus dikarantina kalau ada kasus Covid di tim mereka.

Dalam hal pendaftaran pemain, negara biasanya hanya mendaftarkan 23 pemain. Akan tetapi, UEFA kini memberikan jatah 26 pemain buat setiap negara. Alasannya karena kompetisi domestik yang padat dan memberikan manajer lebih banyak opsi andai ada pemain yang positif Covid-19.

Aturan baru soal pergantian pemain pun diterapkan. Di mana setiap negara boleh mengganti hingga lima pemain. Para pemain pun akan dites sebelum pertandingan, meski tak ada aturan khusus yang mewajibkan vaksinasi buat para pemain.

Sumber: BBC