Piala Konfederasi, Kelahiran dan Kematiannya

Piala Konfederasi punya nama resmi FIFA Confederations Cup. Kompetisi ini mempertemukan timnas pria yang digelar setiap empat tahun oleh FIFA. Pesertanya adalah juara dari enam kontinental FIFA, yakni AFC, CAF, Concacaf, Conmebol, OFC, dan UEFA. Dua tambahan lagi adalah juara bertahan Piala Dunia dan satu negara tuan rumah. Ini menggenapkan negara peserta menjadi delapan.

Antara 2001 dan 2017, dengan pengecualian pada 2003, Piala Konfederasi digelar di negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun selanjutnya. Piala Konfederasi menjadi test event sebelum negara tersebut menggelar Piala Dunia.

Juara terakhir Piala Konfederasi adalah Jerman yang menjuarai turnamen tahun 2017, dengan mengalahkan Chile 1-0. Namun, pada Maret 2019, FIFA mengumumkan kalau Piala Konfederasi tak akan lagi digelar. Slotnya digantikan FIFA Club World Cup yang mengalami ekspansi.

Sejarah Piala Konfederasi

Piala Konfederasi awalnya digelar di Saudi Arabia pada 1992 dan 1995 oleh timnas Arab Saudi dan sejumlah juara kontinental. Nama resmi kompetisi ini adalah King Fahd Cup, namun sering disebut sebagai Confederations Winners Cup atau International Championship.

Pada 1997, FIFA mengambil alih penyelenggaraan dengan mengganti nama turnamen menjadi FIFA Confederations Cup. Kompetisi pun digelar setiap dua tahun sekali dan tetap mengakui dua edisi King Fahd Cup.

Setelah 2005, turnamen digelar setiap empat tahun sekali dengan catatan, tuan rumah adalah negara penyelenggara Piala Dunia. Ini membuat Piala Konfederasi menjadi ajang pemanasan sebelum Piala Dunia digelar. Soalnya, tuan rumah sekaligus menguji coba stadion mereka.

Buat tuan rumah, Piala Konfederasi menjadi puncak dari pemanasan mereka jelang Piala Dunia. Soalnya, tuan rumah Piala Konfederasi hanya melakukan uji tanding dengan status persahabatan selama dua tahun terakhir. Di sisi lain, negara lawan sudah terasah lewat babak kualifikasi.

Umumnya, ada delapan negara yang mengikuti Piala Konfederasi. Enam juara kontinental, satu juara bertahan Piala Dunia, dan satu tuan rumah. Namun, ada kasus khusus ketika juara Piala Dunia juga merupakan juara kontinental. Ini yang terjadi di Piala Konfederasi 2001, ketika Prancis jadi juara dunia, juga juara Eropa.

Apabila hal ini terjadi, maka negara lain diundang untuk berpartisipasi. Biasanya negara di peringkat kedua di kompetisi tersebut yang ikut menjadi negara tambahan.

Meski mempertemukan negara juara, tapi tidak jarang negara yang memenuhi kriteria, justru menolak hadir. Ini yang dilakukan Jerman pada 1997 dan 2003. Prancis juga menolak ikut di Piala Konfederasi 1999. Pun dengan Italia di Piala Konfederasi 2003.

Sebelumnya, ada turnamen yang mengundang juara bertahan Piala Dunia. Misalnya, Mindialito, yang merupakan peringatan ke-50 tahun gelaran pertama Piala Dunia. Ada pula Artemio Franchi Trophy, yang digelar pada 1985 dan 1993 yang mempertemukan juara Copa America dan Euro. Meski demikian, FIFA hanya mengakui turnamen King Fahd sebagai cikal bakal lahirnya Piala Konfederasi.

Format Baru dan Berakhirnya Piala Konfederasi

Piala Konfederasi 2021 semestinya digelar di Qatar, sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun, karena sejumlah masalah yang mengarungi Qatar seperti suhu udara yang tinggi pada musim panas, FIFA mengumumkan kalau Piala Konfederasi 2021 dipindahkan ke negara Asia lainnya.

Pemindahan ini membuat Piala Konfederasi masih bisa digelar pada musim panas 2021 atau pada Juni-Juli, tanpa menggangu kompetisi domestik. FIFA pun memberikan kompensasi dengan memberikan jatah tuan rumah Piala Dunia Antarklub 2021 pada Qatar sekaligus jadi test event untuk Piala Dunia 2022.

Pada Oktober 2017, FIFA mengeluarkan rencana untuk menghentikan Piala Konfederasi dan menggantinya dengan Piala Dunia Antarklub dengan format baru. Lantas, pada 15 Maret 2019 FIFA secara resmi menghentikan Piala Konfederasi dan mematangkan format baru Piala Dunia Antarklub.

Setelah penghentian ini, pada Juli 2021, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin dan Presiden Conmebol, Alejandro Dominguez, mengajukan proposal kompetisi antara UEFA dan Conmebol. Mereka ingin membuat kompetisi antarjuara Euro dan Copa America.

Gagasannya adalah menghadirkan dua juara Eropa dan Amerika Selatan, dua tahun jelang Piala Dunia, dengan turnamen baru dimainkan setahun sebelum Piala Dunia, di negara tuan rumah Piala Dunia. Turnamen baru ini rencananya digelar pada 2025 mendatang.

Capaian Negara di Empat Besar

Negara Juara Runners-up Ketiga Keempat
Brasil 4 (1997,

2005,

2009,

2013)

1 (1999) 1 (2001)
Prancis 2 (2001,

2003)

 Argentina 1 (1992) 2 (1995,

2005)

Meksiko 1 (1999) 1 (1995) 2 (2005,

2017)

Jerman 1 (2017) 1 (2005)
 Denmark 1 (1995)
Amerika Serikat 1 (2009) 2 (1992,

1999)

 Australia 1 (1997) 1 (2001)
Spanyol 1 (2013) 1 (2009)
Arab Saudi 1 (1992) 1 (1999)
Jepang 1 (2001)
Kamerun 1 (2003)
Cile 1 (2017)
Republik Ceko 1 (1997)
Turki 1 (2003)
Italia 1 (2013)
 Portugal 1 (2017)
 Uruguay 2 (1997,

2013)

Pantai Gading 1 (1992)
 Nigeria 1 (1995)
Kolombia 1 (2003)
Afrika Selatan 1 (2009)