Qatar dan Persaingan Sirkuit Balap di Timur Tengah

Foto: Box Repsol / Flickr https://www.flickr.com/photos/box_repsol/33324218018

Nilai-nilai kesukuan di Timur-Tengah masih terasa. Meski sejumlah suku sudah bersatu menjadi sebuah negara, tapi rivalitasnya masih terasa. Ini pula yang terjadi pada Qatar, yang pernah berseteru dengan negara-negara tetangganya, dalam hal ini di arena balap.

Gara-Gara Sirkuit Sakhir

Bahrain memulai pembangunan sirkuit untuk balap Formula 1 pada Oktober 2002. Butuh waktu dua tahun bagi Bahrain untuk menyelesaikan sirkuit yang terletak di Gurun Sakhir tersebut. Dan pada 4 April 2004, Formula 1 untuk pertama kalinya digelar di Timur Tengah.

Bahrain dan Qatar cuma berjarak 40 kilometer yang dipisahkan laut. Kabar Bahrain bikin arena balap tentu bikin Qatar juga merasa kalau mereka pun mampu. Agar tidak sama dengan Bahrain, Qatar membuat sirkuit balapnya khusus untuk MotoGP.

Terletak di Lusail, sirkuit ini selesai dalam waktu kurang dari setahun. Sebanyak 1000 pekerja dilibatkan dengan menghabiskan biaya 58 juta USD. Di sisi lain, Bahrain harus mengeluarkan sampai 150 juta USD saat membangun Sakhir yang selesai dalam 18 bulan.

Sakhir dikejar untuk Formula 1 2004, sementara Lusail untuk MotoGP 2004. Artinya, dua balapan prestisius tersebut digelar di tahun yang sama, di lokasi yang masih satu wilayah pula.

MotoGP dan Formula 1

Lusail dibangun dengan pemikiran untuk menyelenggarakan balapan motor. Sehingga, desain sirkuit juga mengakomodasi untuk balapan motor.

Sakhir terlebih dahulu menggelar balapan. Ada keluhan bahwa lintasan menjadi licin karena debu yang berterbangan dari gurun. Untuk itu, Lusail menyiasatinya dengan memasang rumput buatan untuk menahan debu dari gurun tersebut.

Sakhir didesain oleh Hermann Tilke, arsitek sirkuit terkemuka di dunia. Sementara tidak ada data siapa arsitek Lusail. Meski demikian, desainnya mirip. Keduanya memaksimalkan ketiga sisi sirkuit: Sakhir dengan trek panjang, Lusail dengan trek lurus yang lebih pendek.

Balapan Malam Hari

Lusail menjadi sirkuit MotoGP pertama yang menyelenggarakan balapan malam hari. Hal ini menjadi penting karena suhu di Timur Tengah yang terlampau panas saat matahari masih tinggi.

Terdapat 1000 struktur penopang lampu, dengan 500 kilometer kabel. Yang bikin pemasangan ini rumit adalah bagaimana caranya agar lampu tersebut tidak memunculkan pijar di layar televisi maupun di mata para pembalap. Lampu juga harus membuat bayangan seminimal mungkin.

Gelaran MotoGP 2008 pun sukses digelar dengan Casey Stoner dari Ducati yang memenanginya. Sejumlah pembalap memuji Lusail karena meski malam hari, cahaya yang dihasilkan membuat para pembalap merasa seperti balapan di siang hari.

Sementara itu, Bahrain melakukan langkah yang sama saat perayaan 10 tahun Sirkuit Sakhir pada 2014. Mereka menggelar balapan malam hari, yang tentu saja, bukan yang pertama. Soalnya, sudah didahului oleh Singapore Grand Prix.

Yas Marina Circuit

F1 ready

Tiga tahun setelah Sakhir dan Lusail, Uni Emirat Arab juga tidak mau kalah. Mereka membangun sirkuit di Pulau Yas dengan cara yang mirip Sakhir: Didesain Tilke dengan aspal yang terbuat dari bahan greywacke.

Soal lampu, Yas Marina menggandeng Musco Lighting yang sebelumnya bekerja sama dengan Lusail. Lampu di Yas Marina menjadikan mereka sebagai sirkuit dengan penerangan terbesar di dunia. Mereka merebut titel tersebut dari Lusail yang memegang gelar tersebut cuma setahun.

Yas Marina adalah sirkuit Formula 1. Desainnya yang unik dipuji oleh sejumlah pembalap seperti Nico Rosberg dan Fernando Alonso.

Keunikan dari Yas Marina adalah pintu keluar area pit yang tidak biasa. Para pembalap mesti melewati terowongan balap tanah sebelum masuk ke lintasan utama.

Saat Sakhir dan Lusail berlomba untuk menjadi tempat pertama dimulainya balapan, Yas Marina malah sebaliknya. Jadwal mereka biasanya di akhir tahun. Puncaknya adalah pada 2021. Yas Marina menjadi sirkuit penutup Formula 1, dan belum ketahuan siapa yang menjadi juara umum.

Di saat yang sama, Yas Marina dimodifikasi agar lebih mudah bagi pembalap untuk menyusul. Perubahan ini ternyata berdampak besar pada Max Verstappen yang akhirnya memutus dominasi Lewis Hamilton dengan Mercedes-nya. Verstappen menjuarai Formula 1 di Yas Marina, sekaligus menjadi musim paling mendebarkan dalam beberapa tahun terakhir.

Persaingan yang Masih Belum Berakhir

Qatar GP 2021. Pol Espargaro y Stefan Bradl en carrera

Di 2021, Lusail juga menyelenggarakan balap Formula 1. Mereka kembali menyelenggarakan Formula 1 pada 2023 hingga 10 tahun ke depan. Lusail cuma absen di 2022 karena Qatar fokus penyelenggaraan Piala Dunia.

Ini membuat Lusail menjadi sirkuit keempat yang menyelenggarakan balapan malam hari setelah Singapore GP, Bahrain GP, dan Sakhir GP. Sebagai catatan, Bahrain GP dan Sakhir GP diselenggarakan di sirkuit yang sama, tapi dengan layout yang berbeda. Sakhir GP dibuat untuk mengisi kekosongan jadwal akibat Covid-19. Sementara Abu Dhabi GP yang digelar di Yas Marina digelar pada sore hari.

Uniknya, di 2021 Arab Saudi juga menggelar balap Formula 1 pertama mereka di sirkuit jalanan Jeddah. Sama seperti sirkuit Timur-Tengah lainnya, Saudi Arabian GP juga digelar di malam hari, menjadikan mereka sebagai sirkuit kelima yang menggelar balapan saat matahari sudah tenggelam.

***

Persaingan Qatar dengan negara-negara Timur Tengah ini, tidak berhenti hanya pada sirkuit. Soalnya, secara hubungan antar-negara hubungan negara-negara ini tak kalah rumitnya.