Sedot Banyak Uang, Premier League Akan Larang Upah Agen?

Pihak yang diuntungkan dari inflasi harga pemain adalah agen pesepakbola. Soalnya, sebesar apapun nilai transfer pemain, akan selalu ada komisi untuk si agen. Apalagi agen yang membawa pemain bernama besar.

Kritik terhadap agen pemain ini secara keras dikeluarkan oleh wakil pemilik West Ham United, David Gold. Menurut pebisnis kelahiran London ini, agen saat ini dibayar bukan cuma pemain karena mereka juga meminta jatah pada klub. Ini yang membuat Gold ingin agar Premier League melarang pihak klub membayar agen.

“Mereka mulai menjalankan sepakbola. Mereka jelas-jelas menyedot banyak uang dari sepakbola. Kami tengah mencoba untuk membayar lebih sedikit karena mereka tak melakukan apa-apa untuk sepakbola. Aku tak percaya kalau ini bahkan mesti didiskusikan. Kecuali para agen, kami menentang mereka semua,” ucap Gold yang menjadi wakil pemilik West Ham sejak 2010.

Saat ini, Premier League juga telah menerima sejumlah proposal yang diharapkan bisa mengurangi peran agen. Ini termasuk peerikasaan di mana para agen dicek apakah mereka punya rekening bank di Inggris dan diperlukannya laporan keuangan yang dilaporkan ke pihak liga.

Pernyataan Gold memang tidaklah salah. Menurut The Guardian, salah satu kasus terbesar soal pembayaran agen adalah saat Paul Pogba pindah ke Manchester United. Mino Raiola, yang menjadi agen Pogba, dikabarkan mendapatkan 41 juta paun dari total 86 juta paun yang dibayarkan MU ke Juventus. Hal serupa juga dilakukan Jorge Mendes yang salah dua kliennya adalah Cristiano Ronaldo dan Jose Mourinho. Ia bisa kaya raya karena juga mendapatkan bagian dari klub.

Perantara, dalam hal ini agen, di sepakbola secara kolektif menerima lebih dari 220 juta paun yang dibayarkan oleh klub di Inggris dan Wales tahun lalu. Gold dan pejabat klub lain ingin menjalankan proses di mana klub tak perlu lagi membayar agen saat mendatangkan pemain.

“FA sebenarnya satu pemikiran dengan kami bahwa harus ada sesuatu yang dilakukan. Dari awal, ini bukanlah sesuatu yang kami inginkan. Kini, adalah FIFA dan UEFA yang mesti kami buat setuju dan kami berharap mereka punya jalan tengah,” kata Gold.

Menurut BBC, ada dua cara klub bisa membayar upah agen. Pertama, dipotong lewat gaji si pemain, dan kedua lewat perwakilan ganda di mana klub dan pemain sama-sama membayar agen. Buat pemain ini berarti kewajiban pajak yang lebih menguntungkan dan buat klub aturan ini membantu mereka mengamankan pembelian saat sang pemain diinginkan lebih dari satu klub.

Keuntungan buat klub menjadi lebih besar karena klub pembeli hanya berurusan dengan klub penjual soal nilai transfer. Agen tak bisa lagi melakukan intervensi dengan memilih atau mengarahkan si pemain untuk pindah ke klub tertentu yang membayar mereka lebih banyak.

Mantan agen dan spesialis hukum olahraga di Universitas Loughborough, Dr. Serhat Yilmaz, menyatakan pelarangan representasi ganda tidak mungkin memukul keras kantong agen. “Sepanjang gaji tetap tinggi, upah untuk agen juga akan tinggi. Karena itu, dalam pandangan saya, dampak bagi kesebelasan yang tak membayar agen tak akan signifikan,” kata Yilmaz.

“Dalam hal klub Premeir League, bisakah klub menjadi tak diuntungkan dalam sebuah deal dengan tak berhubungan dengan perantara, sementara banyak kesebelasan lain ingin pemain itu? Mungkin ya.”

Maksud Yilmaz adalah kesebelasan Premier League bisa saja dirugikan karena tak membayar upah agen saat mendatangkan pemain. Soalnya kesebelasan liga lain, mungkin memilih membayar agen lebih tinggi sehingga pemain tersebut pindah ke liga di luar Premier League.

“Meskipun begitu, mengingat bahwa Premier League masih sebagai liga yang diinginkan pemain untuk berkompetisi, ini merupkan liga yang bergengsi buat perantara agar pemain mereka bisa main di sini. Aku tak berpikir kalau pelarangan representasi ganda akan melemahkan kekuatan tawar-menawar kesebelasan Premier League dalam bursa transfer,” ucap Yilmaz.