Satu hal yang menarik dalam setiap pergelaran Piala Dunia adalah bola. Sejak Piala Dunia pertama kali digelar pada 1930, si kulit bundar ini terus mengalami perkembangan terutama dari sisi inovasi dan teknologi. Semua itu dilakukan demi menciptakan bola yang baik dan menghindarkan dari segala kontroversi.
Berikut adalah sejarah bola sejak turnamen pertama di Uruguay 88 tahun silam
Piala Dunia 1930, Uruguay: T-Model
Bola ini sebenarnya bukanlah bola resmi untuk piala dunia edisi pertama. Pada Olimpiade 1928, bola ini juga sudah digunakan. Dari namanya saja sudah jelas bahwa bola ini memiliki panel seperti huruf T yang berjumlah 12. T-Model sendiri diproduksi oleh perusahaan di Aldershot London sehingga memiliki nama lain yaitu Wembley.
Cerita menarik hadir dari penggunaan bola ini ketika Uruguay bertemu Argentina di partai puncak. Pihak Argentina keberatan dan meminta bola buatan London ini diganti oleh bola yang hampir mirip bernama Tiento yang merupakan produksi Skotlandia. Demi menjaga kenetralan, wasit John Langenus kemudian membuat keputusan dengan menggunakan Tiento di babak pertama dan Wembley di babak kedua.
Piala Dunia 1934, Italia: Federale 102
Italia menunjuk Ente Centrale Approvvigionamenti Sportivi (ECAS) yang merupakan perusahaan produk olahraga di Italia untuk memproduksi bola. ECAS kemudian mengganti panel T dengan corak lain. Menariknya sepanjang turnamen ada dua bola lain yang beredar yaitu Globe dan Zig Zag. Nama terakhir bahkan digunakan pada partai final.
Piala Dunia 1938, Prancis: Allen Coupe Du Monde
Tidak ada perubahan yang drastis dari bola di Piala Dunia 1938 ini. Yang membedakan Allen dengan Federale 102 adalah terdapat nama perusahaan yang dicantumkan dalam bola tersebut. Menariknya, jika Italia menjadi juara dengan bola buatan sendiri, langkah Prancis justru terhenti di perempat final oleh si juara bertahan.
Piala Dunia 1950, Brazil: Duplo T
Banyaknya keluhan soal cedera kepala karena menyundul bola dalam tiga turnamen sebelumnya, Brasil kemudian membuat inovasi khusus dengan menghilangkan tali kulit sebagai pengikat bola. Selain itu, mereka juga memperbaiki sistem pompa menjadi lebih baik. Bola ini tetap memiliki 12 panel seperti pada turnamen sebelumnya.
Piala Dunia 1954, Swiss: Swiss World Champion
Bola ini diproduksi oleh perusahaan bernama Sydsvenska Lader Och Remfabriken. Jika sebelumnya bola ini menggunakan 12 dan 13 panel, maka di turnamen kelima ini mereka memakai 18 panel. Hal ini dilakukan untuk membuat bola menjadi lebih bulat. Selain itu, warna yang dipakai pun berbeda dari sebelumnya. Jika turnamen terdahulu menggunakan bola berwarna cokelat, maka turnamen kali ini menggunakan warna kuning sebagai warna dasar bola tersebut.
Piala Dunia 1958, Swedia: Top Star
Pada turnamen kali ini, FIFA tidak langsung menunjuk perusahaan lokal sebagai produsen bola. FIFA membuka sayembara kepada perusahaan yang menginginkan menjadi produsen bola tersebut dengan mengirimkan surat berisi nama perusahaan dan sampel bola yang akan dipakai.
Pemenangnya justru keluar dari negara tuan rumah yaitu perusahaan Sydsvenska Laderoch Remfabriken. Bola ini menggunakan 24 panel serta diberi lapisan anti air yang memudahkan tim ketika bermain dalam lapangan basah. Menariknya, bola ini baru diberi nama Top Star ketika turnamen sudah memasuki partai pamungkas.
Piala Dunia 1962, Chile: Crack Top Star
Masih membawa embel-embel Top Star, namun kali ini ada penambahan kata Crack di depannya. Bola ini dikatakan adalah bola modern pertama mengingat sang pencipta yaitu Custodio Zamora menggunakan 24 panel. Ia juga mengklaim bahwa bola ini lebih mudah dikontrol dibanding bola-bola sebelumnya. Bola ini juga menginspirasi Adidas untuk membuat bola yang semakin modern lagi delapan tahun kemudian.
Piala Dunia 1966, Inggris: Challenge 4-Star
Bola ini diproduksi oleh perusahaan bernama Slazenger dan memiliki 24 panel. Sekilas bola ini mirip sekali dengan pendahulunya yaitu Top Star. Bola ini memiliki warna yang sedikit kemerahan. Bola ini tentu saja begitu bersejarah bagi masyarakat Inggris.
Piala Dunia 1970, Meksiko: Telstar
Inilah untuk kali pertama produsen apparel ternama Adidas memproduksi bola untuk Piala Dunia. Ini merupakan bola modern pertama karena menggunakan panel segi enam-segi lima yang menjadi ciri khas bola dalam beberapa tahun mendatang. Bola ini sendiri dirancang oleh Richard Fuller.
Telstar menggunakan kulit yang dilapisi dengan lapisan anti air yang membuat bola tetap ringan di kala hujan. Aksen hitam-putih dipilih agar lebih mudah dikenali mengingat pada masa itu masih banyak televisi yang didominasi oleh televisi hitam putih.
Piala Dunia 1974, Jerman: Telstar Durlast
Secara fisik bola ini tidak jauh berbeda dari Telstar yang digunakan di Meksiko. Inovasi dari segi teknologi pun tidak banyak dilakukan. Yang paling istimewa adalah bola ini digunakan di negara asal produsen bola tersebut (Adidas) yang menjadi tuan rumah di turnamen Piala Dunia ke-10.
Piala Dunia 1978, Argentina: Tango River Plate
Bola ini adalah salah satu yang paling ikonik di masanya. Memiliki 20 panel ditambah dengan lapisan untuk melindungi air agar tidak masuk membuat bola ini semakin berkelas. Corak Tango ini nantinya akan digunakan selama 20 tahun ke depan. Penamaan River Plate sendiri karena berkenaan dengan Argentina sebagai tuan rumah kejuaraan.