Sejarah Bola di Piala Dunia (2)

Pada bagian pertama, kami menjabarkan bola resmi yang dipakai pada Piala Dunia dari 1930 hingga 1978. Pada bagian kedua ini, Ligalaga akan menyajikan bola-bola resmi lainnya yang dipakai pada ajang empat tahunan tersebut. Dimulai dari World Cup 1982 di Spanyol.

Piala Dunia 1982, Spanyol: Tango Espana

Dari segi ornament, bola ini tidak terlalu banyak berubah dibanding Tango River Plate. Namun, Tango Espana adalah bola terakhir yang dibuat dari kulit hewan sebelum pada pergelaran berikutnya bola dibuat dari kulit sintetis. Pada Tango Espana, pengubahan terletak dari segi tekhnis dimana terdapat material karet di bagian dalam untuk mencegah masuknya air ke dalam bola.

Piala Dunia 1986, Meksiko: Azteca

Inilah pertama kalinya bola tidak dibuat dari material kulit hewan melainkan dari bahan sintetis polyurethane. Penggunaan bahan ini memungkinkan bola untuk dimainkan di lapangan basah karena lebih tahan air. Yang unik dari Azteca adalah penggunaan ornamen pada permukaan bola yang terinspirasi dari mural dan arsitektur bangsa Aztec.

Piala Dunia 1990, Italia: Etrusca Unico

Bola ini adalah bola pertama yang menggunakan busa black polyurethane yang membuat performa bola ini tetap baik saat dimainkan di kondisi hujan. Dari segi ornament, bola ini terinspirasi dari peradaban pada masa Italia kuno yang memiliki peninggalan seni bernilai tinggi. Dalam ornament segitiga tersebut terdapat ornament singa yang menarik perhatian.

Piala Dunia 1994, Amerika Serikat: Questra

Pada Questra terdapat pengembangan teknologi yang terbilang signifikan. Penggunaan bahan polyurethane kembali dilakukan meski tidak sebanyak Etrusca. Pengembangan dari bola ini adalah digunakannya lima bahan berbeda pada lapisan luar. Para pemain yang tampil di edisi ini menyebut kalau bola ini adalah yang paling nyaman yang pernah dipakai. Pengecualian mungkin untuk seorang Roberto Baggio.

Piala Dunia 1998, Prancis: Tricolore

Inilah edisi pertama dimana bola meninggalkan warna hitam yang sudah menjadi ciri khas pada piala dunia edisi sebelumnya. Pada Tricolore, Adidas menggunakan warna biru, putih, dan merah yang identik dengan negara tuan rumah Prancis. Ini juga menjadi piala dunia edisi pertama dimana bola diproduksi di Indonesia. Tricolore memiliki permukaan yang lebih lembut dan mampu melaju lebih cepat dibanding Questra.

Piala Dunia 2002, Korea Selatan dan Jepang: Fevernova

Fevernova adalah bola resmi pertama Piala Dunia yang tidak menggunakan motif klasik khas Tango yang sudah menjadi ciri khas sejak 1978. Fevernova juga menjadi bola terakhir yang menggunakan panel klasik berjumlah 32. Dalam Fevernova terdapat tambahan tiga lapisan di dalam bola yang membuat ukuran bola menjadi lebih besar tiga millimeter.

Dari segi corak, Fevernova menggunakan motif Shuriken yang merupakan senjata khas ninja yang dikelilingi oleh kobaran api. Walaupun sudah mengaplikasikan teknologi terkini, banyak yang mengeluh performa bola yang sulit ditebak. Gianluigi Buffon bahkan menyebut bola Fevernova seperti mainan anak-anak.

Piala Dunia 2006, Jerman: Teamgeist

Inilah bola dengan teknologi paling revolusioner yang dikembangkan selama empat tahun belakangan. Jumlah panel berkurang dari sebelumnya 32 menjadi 14 panel. Teamgeist adalah bola yang dibuat dengan menggunakan panas sebagai media untuk menyatukan material bola. Selain itu, Piala Dunia di Jerman menjadi kali pertama penggunaan dua bola dengan corak yang berbeda. Teamgeist putih dimainkan selamafase grup hingga semifinal, sementara Teamgeist berwarna emas digunakan di partai final.

Piala Dunia 2010, Afrika Selatan: Jabulani

Jabulani diambil dari bahasa IsiZulu yang berarti merayakan. Akan tetapi, tidak semua pemain mampu merayakan keberadaan bola ini. Dari segi teknologi, Jabulani tetap menggunakan media yang sama seperti Teamgeist empat tahun sebelumnya. Namun perubahan yang paling terlihat tentu berkurangnya jumlah panel dari 14 menjadi 8. Bola ini sendiri dianggap sebagai bola terburuk yang pernah digunakan di Piala Dunia.

Piala Dunia 2014, Brazil: Brazuca

Tidak mau mengulangi kegagalannya bersama Jabulani, FIFA kemudian memperbaikinya dengan bola yang diberi nama Brazuca. Secara tekstur, bola ini mirip dengan bola Finale yang digunakan di Liga Champions. Jumlah panel kembali berkurang hanya menjadi enam panel saja, namun hal itu justru membuat kualitas bola ini jauh lebih baik. Tampilan bola juga lebih enak dilihat karena terdapat banyak warna yang menunjukkan symbol masyarakat Brazil yang gemar akan keceriaan.

Piala Dunia 2018, Rusia: Telstar 18

Setelah cukup lama tidak digunakan, motif Telstar kembali digunakan pada Piala Dunia 2018 mendatang. Adidas sebagai produsen membuat bola yang diberi nama Telstar 18. Motif Telstar 18 hanya berupa gradasi hitam dan abu-abu sementara tulisan Telstar diberikan warna emas. Bola ini dirancang sedemikian canggih oleh Adidas sehingga diharapkan para pemain bisa berlaga dengan nyaman pada pertengahan tahun nanti.