FA Community Shield merupakan pertandingan penanda kalau Premier League akan segera dimulai. Biasanya, Community Shield digelar seminggu sebelam kick off Premier League.
Turnamen ini dianggap penting-tidak penting. Soalnya, cuma digelar satu laga; kalahpun tak mengapa. Apalagi Community Shield juga tidak dianggap sebagai trofi utama.
Sejarah FA Community Shield
Sebelumnya, ada turnamen bernama Sheriff of London Shield yang digelar setiap tahun mempertemukan klub profesional terbaik dan klub amatir terbaik. Laga ini digelar untuk mengumpulkan dana amal untuk rumah sakit dan kegiatan amal lainnya. Kompetisi ini terus berjalan dari 1989 hingga 1907; atau saat munculnya keretakan antara FA dan klub amatir.
Karena ini, FA membuat kompetisi serupa bernama FA Charity Shield pada 1908. Tim yang berlaga adalah juara Divisi Satu melawan juara Liga Selatan; kompetisi utama buat pemain amatir dan semi-pro. Juara pertamanya adalah Manchester United yang menang atas Queens Park Rangers.
Format kompetisinya berubah-ubah tak menentu. Pada 1913, misalnya, digelar antara tim amatir dengan kumpulan profesional. Baru pada 1921, juara Divisi Satu menghadapi juara Piala FA untuk pertama karinya. Namun, formatnya masih belum menentu.
Baru pada 1930, FA Charity Shield rutin mempertemukan juara liga dan Piala FA yang bertahan hingga kini. Ada beberapa seri yang menjadi pengecualian: 1950 saat tim Piala Dunia Inggris melawan tim FA, 1961 saat Tottenham Hotspur memenangi double untuk pertama kali sehingga harus melawan FA XI.
Ada yang menarik pada 1971 saat Arsenal menjadi klub kedua yang memenangi double. Akan tetapi, di hari pertandingan, Arsenal juga melakoni laga pramusim sehingga tidak bisa ambil bagian. Laga pun diubah antara Liverpool, runner up Piala FA, melawan Leicester City, juara divisi dua. Leicester juara tanpa pernah memenangi Divisi Satu ataupun Piala FA.
Setahun kemudian, juara liga, Derby County dan juara Piala FA, Leeds United menolak ambil bagian. Ini bikin Manchester City peringkat keempat di liga harus menghadapi Aston Villa yang merupakan juara Divisi Tiga.
Format yang sekarang digunakan disusun oleh Sekretaris FA, Ted Croker, pada 1974. Charity Shield digelar dalam format satu leg mempertemukan juara liga dan Piala FA, serta digelar di Stadion Wembley. Charity Shield menjadi laga pembuka sebelum liga digelar.
Ini dilakukan karena sebelum 1974, Charity Shield dianggap sebagai kompetisi yang kurang prestisius. Laga pun digelar di sejumlah tempat dan melibatkan tim yang bahkan tak juara apa-apa.
Sejak 1949 hingga 1991, belum ada adu penalti untuk menentukan hasil seri. Ini yang bikin ada 11 gelar bersama di Charity Shield. Penalti baru hadir pada 1993 untuk menentukan hasil imbang.
Ke Mana Uangnya?
Seperti namanya, “Charity”, laga ini harusnya menghasilkan uang untuk amal. Namun, pada 2002, Komisi Amal Inggris merasa kalau FA tidak memenuhi syarat untuk menyebut ini sebagai laga amal. FA soalnya gagal memberitahu secara spesifik ke mana uang hasil penjualan tiket, bahkan menunda pembayaran. Hasilnya, kompetisi ini berubah namanya menjadi Community Shield.
FA sendiri mengakui mendapatkan ratusan ribu paun setiap tahun dari penjualan tiket dan match programme. Uang ini didistribusikan kepada sejumlah lembaga amal di Inggris.
Pada 2006, FA mendapatkan 880 ribu paun yang dibagikan ke 124 klub yang berkompetisi di Piala FA dengan masing-masing lima ribu paun. Uang itu akan didonasikan ke tiga lembaga amal lokal, ataupun proyek berbasis komunitas sesuai pilihan mereka.
Lembaga amalnya bermacam-macam. Chippenham Town pada 2006 menyumbang ke The Doorway Project, sebuah lembaga yang menyediakan tempat aman buat tuna wisma, ataupun yang memiliki masalah berat seperti utang, kesehatan mental, sampai pengaruh obat-obatan.
Apa yang Terjadi Jika Klub Menangi Community Shield
Community Shield tidak dianggap sebagai trofi utama atau kompetisi utama. Namun, UEFA mengakuinya sebagai “Super Cup”. UEFA sendiri punya kompetisi yang sama yakni UEFA Super Cup yang mempertemukan juara Liga Champions dengan juara Europa League.
Community Shield bukan dianggap sebagai trofi utama. Soalnya, definisi “trofi utama” adalah saat kompetisinya terbuka buat semua tim dalam sebuah sistem liga. Karena Community Shield hanya mempertemukan dua tim, jadinya tidak dianggap sebagai trofi utama.
Community Shield biasanya dijadikan laga “pramusim” terakhir sebelum sebuah tim mengarungi liga. Jadi tidak aneh bila para pelatih menurunkan komposisi terbaiknya, sebagai ujian terakhir sebelum liga digelar. Namun, tekanannya tidak besar; kalau menang syukur, kalau kalah pun bukan berarti kiamat. Agaknya jarang betul ada pelatih yang dipecat karena kalah di Community Shield.
Kalau menang pun, klub tak akan mendapatkan uang. Soalnya, tujuan awal dari Community Shield adalah menggalang dana.