Soal Bonus di Kontrak Pesepakbola

Negosiasi kontrak biasanya dilakukan oleh agen pemain. Meskipun, pemain seperti Gary Neville mengurus kontraknya sendiri tanpa agen.

Kehadiran agen penting bagi pemain. Selain mengurusi kontrak, agen juga jadi sumber informasi bagi pemain. Mereka bisa menjadi sumber informasi soal siapa yang mendapatkan gaji tertinggi di liga atau di klub.

Namun, terkadang agen juga bertanya pada kliennya. Ia meminta kliennya bertanya pada salah satu rekannya soal berapa gaji yang ia dapat dan bonus apa saja yang masuk dalam kontraknya. Si klien biasanya tak menolak karena itu biasanya untuk kebaikannya juga.

Lantas apa sebenarnya yang dinegosiasikan oleh agen?

Soal Bonus

Tentu gaji dan bonus. Namun, bonus jadi sesuatu yang jarang dibahas. Media umumnya hanya bicara soal gaji. Padahal, nilai bonus juga tak main-main.

Menurut salah seorang pesepakbola yang bicara di Planetfootball, ia mengatakan kalau bonus itu seperti toko permen buat anak-anak. Anda ingin segalanya, tapi ada beberapa yang tak usah dimasukkan.

Secara umum, bonus terbagi menjadi dua, yakni bonus tim dan bonus pribadi. Bonus tim biasanya mencakup kemenangan, target di musim itu, dan trofi apa saja yang dimenangi. Bonus tim ini umumnya dibagi secara rata.

Saat seseorang menandatangani kontrak, ia sudah menjadi bagian sebagai penerima bonus tim. Jadi, apapun hasil yang diraih, ia akan mendapatkan bagiannya secara rata. Ini termasuk bonus untuk kemenangan juga hasil seri. Sementara itu kekalahan tak diberi bonus. Untuk apa pula?

Soal bonus kemenangan, klub umumnya tak peduli dengan siapa lawan yang mereka hadapi. Di Premier League misalnya, bonus kemenangan atas Manchester City dengan Nottingham Forest akan sama. Akan tetapi, bonus yang didapat akan berbeda kalau kompetisinya tak sama. Misalnya, kemenangan di Liga Champions diberi bonus yang lebih besar ketimbang kemenangan di liga.

Anehnya, ada pula yang memberi bonus kemenangan lebih kecil ketika tim berada di zona degradasi. Mungkin, maksudnya, untuk menjadi motivasi bagi para pemain untuk terus mengatrol posisi mereka ke zona yang lebih aman.

Bonus Pribadi yang Tidak Kalah Rumit

Bonus pribadi umumnya menjadi lahan basah bagi agen. Soalnya, agen bisa mendapatkan persenan dari bonus semacam itu.

Untuk bonus pribadi, yang paling mudah adalah striker. Tentu, ia menginginkan bonus setiap kali mencetak gol. Yang bikin rumit adalah, kalau ia merupakan striker utama, ia akan meminta nilai bonus yang lebih tinggi ketimbang rekan-rekannya baik saat mencetak gol atau saat tim berhasil menang.

Mengapa?

Sebagai contoh Erling Haaland akan meminta bonus yang lebih tinggi saat ia mencetak gol. Soalnya, adalah tugasnya untuk mencetak gol sehingga beban ada di pundaknya. Ditambah lagi gol adalah faktor utama ketika tim meraih kemenangan.

Pun dengan posisi lainnya, seperti kiper contohnya. Ia akan meminta bonus clean sheet yang lebih tinggi ketimbang rekannya yang bek atau gelandang. Soalnya, itu adalah tanggung jawabnya untuk menjaga gawang agar tak kebobolan.

Bonus yang Tak Perlu

Ada pula tambahan bonus yang sebenarnya tak perlu dimasukkan. Misalnya, Anda tak perlu repot-repot memasukkan bonus 100 ribu paun per satu gol, kalau status Anda di tim adalah striker pilihan keempat. Bonus itu bisa saja cair, tapi mungkin saat manusia sudah berhasil membikin koloni di Mars. Karena jangankan mencetak gol, bisa mendapatkan menit bermain saja sudah merupakan anugerah bagi striker pilihan keempat.

Pun bagi Harry Maguire misalnya, untuk tak perlu memasukkan bonus 10 ribu paun per penampilan, karena ia lebih cocok di bangku cadangan.

Memasukkan tambahan bonus tak masuk akal ini bisa menjadi backlash bagi pemain. Karena klub akan mengumumkan ia berpotensi mendapatkan 5-10 juta paun perpekan. Padahal, gaji dasarnya hanya lima juta paun, sementara lima juta paun sisanya berasal dari bonus kalau tercapai.

Contoh lainnya adalah soal bonus tim dan individu. Saat tim memberi dua pilihan, apakah 10 ribu paun per asis atau 20 ribu paun per kemenangan, Kevin De Bruyne mungkin akan mudah menjawab. Ia bisa saja membuat 20 asis dalam semusim, tapi Manchester City juga bisa meraih 20 kemenangan dalam semusim.

Hitung-hitungannya seperti ini: 10 ribu paun x 20 asis = 200 ribu paun dalam semusim. Sementara untuk bonus kemenangan 20 ribu paun x 20 kemenangan = 400 ribu paun. Jadi, untuk pemain di tim besar, bonus tim bisa jadi lebih menggiurkan ketimbang bonus pribadi. Apalagi kalau klub cuma memberikan satu jenis bonus dalam kontrak pemain.

***

Sama halnya ketika negosiasi gaji, tidak ada standar tertentu untuk bonus. Intinya, ada uang yang tersedia dalam kontrak pemain dan klub ingin membagi keuntungan mereka.

Buat pemain ini seperti berjudi. Mereka bisa menang besar, tapi harus bertaruh untuk memenanginya.

Sumber: Planetfootball