Timnas U-20, Soal Ketajaman di Depan Gawang

Timnas Indonesia U-20 berhasil menang 4-0 atas Maladewa dalam laga kualifikasi Piala Asia U-20 2025. Meski menang dengan skor besar, sebenarnya timnas kesulitan betul membongkar pertahanan Maladewa utamanya di babak pertama.

Dalam laga yang digelar di Stadion Madya, Senayan, Maladewa sengaja menumpuk para pemain mereka di area pertahanan. Ini wajar mengingat secara kualitas, Maladewa ada di bawah Indonesia.

Jens Raven dan kolega langsung tampil menyerang sejak peluit dibunyikan. Sejumlah peluang hadir, tapi pertahanan Maladewa terlalu rapat sehingga sulit untuk dibongkar. Bahkan, bola pun susah untuk tembus ke area penalti Maladewa.

Di babak kedua, Indonesia tak mengubah pendekatan mereka. Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-52. Tendangan melengkung Aditya Warman mengarah ke pojok kiri gawang Maladewa. Dua menit kemudian, Figo Dennis menambah keunggulan.

Kebuntuan Indonesia terpecahkan di menit ke-52. Tembakan terukur Aditya Warman ke pojok atas gawang Maladewa membuat skor berubah menjadi 1-0 untuk Indonesia. Dua menit kemudian, Figo Dennis menggandakan skor lewat tendangan terukur dari depan kotak penalti.

Tiga menit usai gol Dennis, Toni Firmansyah melepaskan tendangan bebas yang langsung masuk ke gawang. Pesta gol Indonesia ditutup lewat tendangan Jens Raven pada menit ke-66.

Ketajaman di Depan Gawang

Peter Gontha mungkin bingung mengapa banyak orang yang mengkritik opininya soal naturalisasi timnas. Hal yang paling utama tentu karena opininya yang jelek. Hal kedua karena para penggemar timnas Indonesia tahu betul sebesar apa progres yang diberikan Shin Tae-yong.

Namanya juga progres, hasil tidak bisa datang dengan instan. Namun, kalau bicara prestasi, STY tengah membawa timnas Indonesia ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia, ke semifinal Piala Asia U-23, dan babak gugur Piala Asia 2024.

Banyak dari kita yang senang karena timnas menang bukan cuma modal keberuntungan. Permainan timnas terlihat mengalami kemajuan signifikan ketimbang 10 tahun lalu, misalnya. STY membangun terlebih dahulu area pertahanan sebelum nantinya dikuatkan di area penyerangan.

Hal ini yang membuat timnas Indonesia tampak sulit mencetak gol. Setelah pertahanan diatasi, STY pun langsung membawa pelatih kiper untuk mengasah ketajaman para pemain. Entah ada hubungannya atau tidak, Ramadhan Sananta, Hokky Caraka, dan Dimas Drajad, langsung mencetak gol buat klubnya masing-masing usai pulang dari tugas membela negara. Progres itu nyata, kita tinggal tunggu hasilnya.

Yang jadi pertanyaan lain, mengapa suporter Indonesia gak terlalu nge-hype Indra Sjafri, sederhananya karena secara prestasi memang ada, betul. Patut diapresiasi. Namun, kalau melihat permainan, standarnya tidak terlalu berbeda dengan 10 tahun lalu waktu membawa timnas U-19 juara Piala AFF. Gaya mainnya masih sama, susah ditebak, yang bikin permainan timnas kurang meyakinkan. Akan tetapi, kemenangan 4-0 atas Maladewa mengubah pandangan saya soal Indra Sjafri dan staf kepelatihan timnas U-20.

Timnas U-20 Juga Susah Cetak Gol

Soal ketajaman di lini serang juga terasa di tim U-20. Namun, di laga semalam, ini terjadi karena Maladewa yang bertahan penuh.

Timnas memang mencetak gol, tapi kalau dilihat prosesnya ada peran besar dari kesalahan para pemain Maladewa. Ditambah lagi, tiga gol pertama dicetak hanya dalam rentang waktu lima menit. Konsentrasi para pemain Maladewa buyar sehingga melakukan kesalahan meski sebelumnya bermain solid.

Di gol pertama, ada empat pemain Indonesia yang tak terkawal di dalam kotak penalti. Padahal, delapan pemain Maladewa ada di sana. Aditya pandai betul melepaskan tendangan melengkung ke pojok gawang yang menjadi gol. Para pemain Maladewa menerapkan garis pertahanan yang sangat dalam, tapi bakal percuma kalau membiarkan pemain Indonesia bebas tak terkawal.

Gol kedua mirip dengan gol pertama. Lagi-lagi dari operan Dony Tri di sisi kiri. Bedanya, kini bola diarahkan ke depan kotak penalti. Tendangan Figo memang tidak sekeras itu. Namun, ia fokus pada akurasi dengan mengarahkan bola ke dekat tiang.

Di gol ketiga, pertahanan Maladewa kocar kacir. Tony mungkin bermaksud mengumpan bola ke depan kotak kecil. Kiper Maladewa maju dan berusaha meninju bola. Salahnya, ia melakukannya dengan mata tertutup. Bola tendangan Tony ternyata tak mengenai pemain manapun dan langsung meluncur ke dalam gawang.

Sementara itu di gol ketiga pun sama. Situasi set piece membuat Maladewa kehilangan konsentrasi. Bola tendangan sudut dua kali disentuh oleh pemain Indonesia yang diakhiri tap in Raven. Gol ini juga menunjukkan bagaimana Maladewa sudah kepayahan dan sulit konsentrasi. Karena bagaimana bisa menumpuk semua pemain di dalam kotak penalti tapi Raven tidak dijaga?

Tentu ini tidak semata keberuntungan. Saya yakin tim pelatih melakukan sesuatu yang membikin Maladewa hilang konsentrasi. Hal yang paling kentara adalah menggeser Raven ke sisi kiri dan mengizinkan Dony menusuk ke tengah. Ini bikin bek Maladewa bingung karena tak sesuai dengan “skema”, di mana mereka harusnya menjaga ketat Raven.

Hal serupa juga terjadi di gol kedua yang diawali keypass Raven dari sayap kiri pada Dony yang melakukan overlap. Hebatnya, Dony mengirimkan cut back ke depan kotak penalti, bukan ke dalam. Maladewa memang memainkan garis pertahanan rendah. Jarak antar lini belakang dan tengah sangat rapat. Namun, ada ruang di antara lini tengah dan lini depan mereka yang diisi para gelandang Indonesia. Di situlah Figo masuk. Peran pelatih juga ada di sini karena Figo baru masuk pada awal babak kedua bersama dengan Meshaal dan Ragil.

Tendangan yang menjadi gol juga unik. Tony mengarahkan bola ke depan gawang. Ada Kadek dan Iqbal di sana, yang mana keduanya berposisi sebagai bek tengah. Para striker timnas Indonesia malah berdiri di tiang jauh. Hal ini membuat area depan kiper menjadi lebih lengang karena fokus pemain Maladewa di tiang jauh.

Pergerakan pemain Indonesia juga bikin Maladewa pusing. Iqbal dan Kadek memang dijaga. Namun, ada Aditya yang mengganggu konsentrasi para pemain Maldewa ini. Aditya yang tidak terjaga membuat pengawal Iqbal tidak fokus dan kehilangan momentum. Pun dengan penjaga Kadek yang ditahan oleh badan Iqbal. Hasilnya, Kadek tidak terkawal dan kiper terkecoh. Mungkin bisa dibilang kebetulan, tapi, ini skema yang dirancang buat membingungkan para pemain Maladewa.

Di gol keempat juga sama. Tendangan pojok yang mengarah ke tiang dekat, membuat pengawal Aditya melepaskan penjagaan. Pun dengan pengawal Raven yang sibuk menonton bola dan membikin Raven bebas tak terkawal. Bola dibelokkan oleh Aditya yang mengarah pada Raven.

Apa yang dilakukan timnas U-20 semalam sangatlah cerdik untuk membongkar pertahanan Maladewa. Susah menembus pertahanan membuat mereka melakukan cara lain. Hal yang paling mudah adalah mengganggu konsentrasi pemain lawan agar tidak fokus.