Ada banyak persepsi dalam warna. Konon warna merah bisa bikin orang lapar. Ini yang bikin KFC dan McD menggunakan warna merah di outlet mereka.
Sementara itu, warna ungu dikaitkan dengan berbagai arti, termasuk kebijaksanaan, kreativitas, royalti, kekuasaan, ambisi, dan kemewahan. Entah ada hubungannya atau tidak, tapi Barcelona dan Real Madrid pernah bersatu karena warna ungu. Ini terjadi pada musim 2016-2017, di mana kedua tim memilih warna ungu sebagai warna jersey tandang mereka.
Jersey dan Warnanya
Warna kostum menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kesebelasan. Bahkan, warna jauh lebih berpengaruh ketimbang desain jersey itu sendiri. Ada banyak alasan dalam pemilihan warna jersey, umumnya berurusan dengan sejarah yang melekat.
Akan tetapi, warna itu universal. Lagipula setiap kesebelasan tidak selalu memakai warna yang sama persis setiap tahunnya. Misalnya, jersey home Liverpool 2015 yang tampak lebih terang, ketimbang jersey home Liverpool 2017.
Pun dengan rivalitas. Rivalitas tak memandang warna: Manchester United, Liverpool, dan Arsenal, sama-sama berwarna merah.
Kostum utama kerap punya nilai sakral. Namun, berbeda dengan kostum kedua atau kostum tandang. Tidak jarang kesebelasan bergonta-ganti warna kostum tandang di setiap musimnya. Sehingga, warna di kostum kedua tidaklah mutlak, bahkan kerap berubah secara signifikan.
Meski demikian, warna kostum kedua umumnya sangat berbeda dengan kostum pertama. Chelsea dengan kostum kandang biru, umumnya menggunakan kostum tandang putih. Tidak ada warnah khusus yang terikat dengan sejarah ataupun kenangan kejayaan kesebelasan.
Bersatu Demi Ungu
Real Madrid dan Barcelona pernah sama-sama memilih warna ungu. Ini terjadi pada musim 2016/2017 lalu. Pemilihan warna ini sempat menjadi bahan perbincangan. Soalnya, warna ungu jarang digunakan oleh kedua kesebelasan untuk kostum kedua. Skysports bahkan meyakini kalau ungu adalah warna pertama yang digunakan sepanjang 116 tahun berdirinya Barcelona.
“Perpaduan antara warna (kostum) tradisional merah dan biru membuat kostum ini mengejutkan, tapi di saat yang sama benar-benar terikat dengan sejarah kami,” kata kapten Barcelona, Andres Iniesta, dalam rilis resmi situs Barca.
Sementara itu, pemilihan ungu untuk kostum tandang Real Madrid tak lepas dari upaya mengenang kejayaan El Real pada 1980-an. Adidas bilang kalau itu adalah penghormatan pada masa-masa Quinta del Buitre, nama yang diberikan untuk tim inti Real Madrid yang mendominasi sepakbola Spanyol pada 1980-an.
Real Madrid sendiri terakhir mengenakan kostum tandang ungu pada musim 2010/2011 kala mereka memenangi Copa del Rey. Itu adalah satu-satunya prestasi Madrid pada musim tersebut setelah hanya menempati peringkat kedua di liga serta dikandaskan Barcelona di semifinal Liga Champions.
Era Republik Spanyol Kedua
“Masa lalu” memang tak bisa diukur kedalamannya. Kemarin adalah masa lalu, sementara satu abad yang lalu juga masa lalu. Bila menarik garis cerita lebih jauh, warna ungu nyatanya adalah simbol dari dua kisah yang berbeda.
Berdasarkan The Week, Real Madrid terkait dengan warna ungu pada 1931. Sementara itu, Daily Mail menuliskan bahwa kostum pertama Madrid pada 1902 memiliki corak warna ungu.
The Week berpendapat bahwa pada 1931, Real Madrid mengubah lambang mereka. Ini terjadi saat Kerajaan Spanyol jatuh dan digantikan oleh Pemerintahan Republik.
Kala itu, Madrid menghilangkan mahkota di atas logo dan menambahkan pita ungu yang melintang di dalam logo. Pita ungu terus dipertahankan meski mahkota kembali bertengger di atas logo pada 1941. Namun, pita ungu tersebut diganti menjadi warna biru pada 1999.
Terkait warna ungu, ada peristiwa penting di Spanyol yang terjadi pada rentang 1931-1939. Peristiwa tersebut tak lain perubahan sistem kenegaraan Spanyol yang tak lagi menganut sistem monarki. Selain itu, warna bendera Spanyol pun berubah dengan warna ungu berada di bagian bawah warna merah dan kuning. Warna ini pun sama dengan warna utama Region Castile, tempat di mana Madrid berasal.
Namun, di rentang waktu yang sama warna ungu menjadi warna saat Jenderal Franco dengan Kelompok Nasionalisnya menguasai Spanyol. Ia mampu mendorong Pemerintahan Republik untuk memindahkan pusat pemerintahannya ke Valencia, sementara Franco menguasai Madrid.
Barcelona dan Kemerdekaan Catalonia
Meski sama-sama ungu, tapi ungu yang dikenakan Barcelona jauh lebih gelap ketimbang ungu yang dikenakan Real Madrid. Berdasarkan Spanish Dictionary, terdapat dua kata dalam bahasa Spanyol yang berarti ungu: purpura dan morado. Kedua kata ini memiliki arti yang sama, tapi dengan kesan yang berbeda. Purpura untuk ungu yang lebih terang, sementara morado sebaliknya.
Namun, mengapa Barcelona lebih memilih warna ungu yang lebih tua? Apakah semata-mata untuk membedakan dengan Real Madrid? Tentu jawabannya tidak semendasar itu.
Nike mengungkapkan bahwa warna ungu dari kostum Barcelona berasal dari perpaduan antara warna kostum kandang: merah dan biru. Kedua warna tersebut apabila disatukan akan menghasilkan warna ungu seperti kostum kedua Barcelona.
Pernyataan Nike tersebut mungkin terdengar sederhana: penyatuan dua warna utama klub. Padahal, ada hal lain yang mendasari mengapa Barcelona khususnya tidak lagi mengenakan kostum dengan warna kuning-merah menyerupai warna bendera Catalonia.
Stadion Camp Nou sejak dulu telah menjadi sarana berekspresi warga Catalonia, terlebih bagi mereka yang suaranya dikekang penguasa. Teriakan-teriakan untuk melepaskan diri dari Pemerintah Spanyol begitu nyaring terdengar. Tentu, pengibaran bendera Catalonia, Estelada, menjadi rutinitas setiap pertandingan Barcelona.
Namun, pengibaran Estelada pada akhirnya mendapat tentangan dari Pemerintah Spanyol. Mereka menganggap bahwa aksi tersebut adalah aksi separatis. Wujud nyatanya adalah pelarangan pengibaran Estelada di final Copa del Rey musim lalu. Polisi Spanyol pun dikerahkan untuk menggeledah 19 ribu suporter Barcelona yang hadir ke stadion.
Hal ini membuat sejumlah suporter meminta Presiden Barcelona saat itu, Josep Maria Bartomeu, untuk berhenti mendukung dikibarkannya Estelada. Pasalnya, selain memberikan kerugian bagi klub karena didenda, juga tidak menunjukkan penggemar Barcelona secara keseluruhan. Soalnya, tidak semua penggemar Barcelona mendukung kemerdekaan Catalonia.
Saat pemilihan anggota parlemen dilakukan pada September tahun lalu, Barcelona terlihat melunak. Kepada AFP, Barcelona menyatakan bahwa mereka akan tetap netral dalam kaitannya soal wilayah Catalonia.
Sikap melunak Barcelona agaknya ditunjukkan mulai musim 2016/2017 tersebut. Pihak klub mungkin sadar bahwa menjadikan Barcelona sebagai mesin politik adalah sebuah kesalahan. Lagipula, kemerdekaan Catalonia akan butuh waktu yang panjang dan proses yang rumit.
Warna ungu sebagai kombinasi dua warna utama Barcelona seolah mengingatkan penggemar bahwa semestinya, klub adalah entitas yang mesti mereka dukung dan diusahakan sepenuhnya, bukan menjadikannya sebagai alat –meski Barcelona punya slogan mes que un club: lebih dari sekadar klub.