Cerita Unik Awal Karier Casemiro

Casemiro dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah ada saat ini. Tanpa Casemiro di lini tengah, Real Madrid mungkin tak akan mudah untuk meriah kesuksesan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ada cerita menarik soal bagaimana Casemiro mengawali karier sepakbolnya, karena kalau saja dulu ia salah memilih, bukan tak mungkin ia kini hanya berkarir di kampung halamannya, atau malah tak menjadi pesepakbola.

Di awal masanya bermain bola, Casemiro adalah seorang penyerang. Tubuhnya menunjang untuk menjadi pencetak gol ke jala lawan. Hal ini pula yang ada di benaknya ketika mengikuti trial di Sao Paulo ketika usianya 11 tahun. Saat itu, ia bergabung bersama 300 anak lainnya. Dalam trial tersebut, hanya 50 anak yang terpilih ke fase selanjutnya.

“Aku bermain di depan karena aku punya fisik yang bagus, tapi aku ingat saat pelatih bertanya siapa yang posisinya kiper, lalu tiga orang mengangkat tangan. Lalu ketika pelatih bertanya siapa penyerang, 50 orang mengangkat tangan,” kenang Casemiro.

Melihat begitu banyak orang yang mengangkat tangan, Casemiro tak ikutan. Ia merasa kalau kompetisinya terlalu banyak di pos penyerang. Ia sebenarnya akan mengangkat tangan saat pelatih bertanya siapa pemain di posisi “Nomor 10”. Namun, lagi-lagi 50 orang mengangkat tangan.

“Lalu, ketika ia bertanya siapa gelandang bertahan, ada delapan orang mengangkat tangan, dan aku bilang, ‘aku, aku gelandang bertahan,” ucap Casemiro. “Mereka bersikeras bahwa saya terlahir sebagai penyerang, tetapi saya bersikeras bahwa tidak, bahwa saya adalah gelandang bertahan dan begitulah semuanya dimulai.”

Bicara mengenai kondisinya di Real Madrid, Casemiro menyebut kalau ia punya hubungan yang baik dengan sang pelatih, Zinedine Zidane.

“Saya ingat ketika Zizou datang, saya belum memainkan lima pertandingan pertama di bawahnya, tetapi dia berbicara sangat positif tentang saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami berada di bulan Januari dan saya ingin masuk ke dalam starting line-up, saya ingin bermain. Dia menatapku dan menyuruhku untuk tenang dan ketika aku mulai bermain maka aku tidak akan berhenti bermain lagi.”

Apa yang membuat mantan gelandang Porto itu begitu berharga bagi pelatih Prancis adalah etos kerjanya, dan ini adalah sesuatu yang membanggakan dirinya.

“Agresivitas saya datang ketika saya menguber bola. Saya tidak peduli apakah ini menit kedua atau terakhir, saya selalu mengejar bola seolah-olah itu sepiring makanan. Aku selalu mengejar bola seolah-olah ini adalah kesempatan terakhirku,” ucap Casemiro.

https://www.instagram.com/p/B3tWcX1J_cj

Sumber: Marca.