Sebelum laga semifinal antara Spanyol melawan Prancis, Adrien Rabiot mengomentari Lamine Yamal. Ia bilang kalau Yamal mesti menunjukkan lebih banyak lagi agar bisa main di laga final.
Rabiot sebenarnya memuji Yamal dengan bilang, “Kami telah melihat bahwa dia adalah pemain yang mampu mengatasi tekanan. Dia punya banyak kualitas. Namun, selalu sulit menghadapi semifinal di turnamen seperti ini.”
“Semua tergantung pada kami untuk memberikan tekanan padanya, tidak membiarkan dia merasa nyaman dan menunjukkan kepadanya bahwa untuk bisa bermain di final Euro, dia harus menunjukkan lebih dari yang dia tunjukkan sampai sekarang,” kata Rabiot.
Komentar Rabiot tersebut nyatanya berdampak besar padanya. Ia menjadi saksi kunci dua gol Spanyol di laga tersebut yang sekaligus menyingkirkan Prancis.
Pada gol pertama, Rabiot langsung menghadapi Yamal di area tengah lapangan. Yamal menipunya dua kali sebelum melepaskan tendangan melengkung yang indah.
Sementara di gol kedua, Yamal memberikan umpan pendek pada Dani Olmo yang mengumpankannya lagi pada Jesus Navas. Navas lalu melepaskan umpan silang yang dibuang bek Prancis. Namun bola clearence tersebut ditendang Dani Olmo dan menjadikannya sebagai gol kedua.
Di mana Rabiot? Pertama, ia seharusnya bisa melakukan intercept terhadap bola umpan Yamal pada Olmo, tapi dia malah kegocek. Kedua, saat bola clearence melambung, Rabiot tidak menjaga Olmo yang ada di sebelahnya. Ia cuma menonton bagaimana Olmo menipu Aurelien Tchouameni untuk kemudian menendang bola dengan keras.
Buat Yamal, gol tersebut menjadikannya sebagai pencetak gol termuda di Piala Eropa. Sebelumnya, Yamal memberikan tiga asis masing-masing di laga melawna Kroasia, Georgia, dan Jerman.
Yamal sebenarnya baru mencicipi musim penuh pertamanya sebagai pesepakbola profesional. Bagaimana tidak? Ia adalah pemain kelahiran 2007 yang usianya baru 16 tahun! Di Barcelona, ia cuma sekali tak main di La Liga dengan mencetak total tujuh gol di semua kompetisi.
Sepanjang gelaran Piala Eropa 2024, Yamal memang menjadi sorotan. Aksinya di sisi kanan penyerangan Spanyol jelas membahayakan lawan manapun yang dihadapinya. Meski baru 16 tahun tapi visinya mendapatkan pujian. Ia tahu kapan harus mengeksekusi sendiri, dan kapan harus memberi umpan.
Usai laga, Yamal mendatangi kamera televisi dan berteriak “Bicara sekarang! Bicara sekarang!” Agaknya ini adalah balasan atas komentar Rabiot tersebut. Yamal memecahkan rekor yang bertahan selama 20 tahun. Kala itu, di Piala Eropa 2004, Johan Vonlanthen menjadi pencetak gol termuda di usia 18 tahun. Namun, empat hari kemudian status itu direbut oleh Wayne Rooney yang bertahan hingga 9 Juli lalu.
Usai laga, Yamal mengatakan ia bahagia bisa melaju ke final dan satu hal penting yang akan ia capai adalah menjuarai Piala Eropa.
“Kami berada dalam momen yang sulit karena tidak ada yang mengharapkan golnya. Aku mengambilnya, aku tidak berpikir dan aku mencoba memasukkannya ke gawang dan hanya itu. Aku sangat senang.”
“Yang terpenting, menang, menang, menang. Itulah yang ada dalam pikiran kami. Tujuan saya adalah merayakan ulang tahun saya di sini di Jerman dan sekarang menikmatinya bersama tim,” kata Yamal.