Allegri dan Keputusan Sulit Pemecatannya dari Juventus

Juventus memastikan kalau pelatih mereka, Massimiliano Allegri, akan meninggalkan klub pada akhir musim ini pada Jumat (17/5) lalu. Kalau melihat secara prestasi, pemecatan Allegri memang membingungkan karena di tangannya, Juventus berhasil menjuarai Serie sebanyak lima kali secara beruntun, pun dengan empat gelar Coppa Italia.

Allegri sebenarnya masih punya kontrak semusim untuk menangani Juventus hingga musim 2019/2020. Allegri pun masih punya dua pertandingan sisa menghadapi Atalanta di Allianz Stadium pada Minggu (19/5) ini, dan menghadapi Sampdoria pekan depan.

Salah satu yang jadi bahan pertimbangan pemecatan Allegri adalah kegagalan mantan pelatih AC Milan ini dalam memberikan trofi Liga Champions. Padahal, Juve sudah dua kali ke final pada musim 2014/2015 dan 2016/2017. Juventus kalah dari Barcelona pada 2015, dan Real Madrid pada 2017.

Kehadiran Cristiano Ronaldo dianggap sebagai peluang besar buat Allegri untuk menghadirkan gelar Liga Champions. Akan tetapi, Si Nyonya Tua justru kandas di perempatfinal oleh Ajax Amsterdam. Pemecatan ini membuat Allegri kini dihubungkan dengan kepindahannya ke Premier League. Chelsea dan Manchester United dihubungkan dengan Allegri.

Catatan Allegri bersama Juventus memang memukau. Ia mendapatkan presentase 71 persen kemenangan, atau 191 kemenangan dari 269 pertandingan. Dikutip dari CNN, dari lima musim di Turin dia hanya kalah 19 kali di Serie A.

Kehadiran Ronaldo memberikan dampak yang cukup jelas, dengan Juventus unggul 13 poin dari rival terdekatnya, Napoli, dengan hanya dua pertandingan tersisa. Namun, ini juga menjadi kritik karena Juventus dianggap terlalu mengandalkan bintang berkebangsaan Portugal tersebut.

Memecat Allegri Keputusan Sulit

Presiden Juventus, Andrea Agnelli, menyatakan bahwa keputusan untuk mengganti Massimiliano Allegri adalah keputusan paling sulit sepanjang waktunya di Serie A.

“Ini adalah keputusan yang disertai dengan banyak fokus dan emosi. Pada akhir beberapa renungan dan analisis, kami mengidentifikasi bahwa inilah keputusan terbaik yang kami ambil,” kata Agnelli.

“Kami semua berguna, tapi tak ada seorang pun yang tidak bisa dibuang, termasuk aku. Ini adalah sejarah di klub bahwa klub lebih besar dari setiap individu yang ada.”

Merespons keputusan ini, Allegri bilang, “Kami mengevaluasi masa depan Juventus dan jelas klub memutuskan untuk mengambil arah tahun depan tanpa saya, tetapi itu tidak mengubah apa pun. Kami telah tumbuh bersama dan ini adalah saat yang tepat untuk meninggalkan klub dengan cara terbaik.”

Ronaldo Tak Ingin Conte

Kepergian Allegri membuat pos kepelatihan Juventus kosong. Terdengar rumor kalau Si Nyonya Tua ingin mendatangkan Antonio Conte, Mauricio Pochettino, dan Pep Guardiola. Akan tetapi, Guardiola langsung secara jelas menampik berita ini.

“Aku tak akan ke Italia, berapa kali harus aku katakan?” kata Pep.

Namun, Ronaldo tampaknya sudah punya pilihan. Ia merasa kalau Conte bukanlah pilihan yang bagus sebagai suksesor Allegri. Menurut Corriere della Sera, Ronaldo khawatir permainannya akan menurun karena pendekatan Conte yang negatif. Pasalnya, Conte punya reputasi sebagai otoriter di ruang ganti dan pragmatis secara taktik. Apalagi, di Chelsea, Conte juga punya intrik dengan sejumlah pemain bintangnya.