Alfred Schreuder, Gerbong Sukses Ajax yang Dibajak Hoffenheim

Kesuksesan Ajax Amsterdam menembus semi-final Liga Champions 2018/2019, membuat banyak pihak ingin memboyong talenta-talenta De Godenzonen. Bukan hanya para pemain seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt, tapi juga Erik ten Hag selaku nakhoda tim.

FC Barcelona, Chelsea, dan Bayern Munchen disebut menginginkan jasa Ten Hag. Ia tidak menolak rumor tersebut, justru bangga melihat pencapaiannya bersama Ajax mendapat pengakuan.

“Rumor tersebut tidak mengganggu saya. Sebuah kebanggaan bisa dikaitkan dengan kesebelasan seperti mereka. Namun saya punya kontrak di sini dan tidak berniat untuk pindah,” kata ten Hag.

Erik ten Hag mungkin bertahan di Ajax, namun kabinet pelatih yang mengantarkan Ajax ke empat besar Liga Champions dipastikan akan mengalami perubahan. Pasalnya, Hoffenheim resmi menunjuk tangan kanan ten Hag, Alfred Schreuder sebagai pengganti kepala pelatih baru mereka.

Schreuder mengambil alih komando dari Julian Nagelsmann yang akan menangani RB Leipzig per 2019/2020. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Ajax, terutama Marc Overmars. Terima kasih atas kerja sama dan pengertiannya,” ungkap Schreuder.

Schreuder awalnya didekati RB Leipzig. Ditawarkan untuk jadi tangan kanan Nagelsmann di Red Bull Arena. Menurut De Telegraaf, RBL bahkan siap memberikan satu juta euro kepada Ajax untuk mengunci jasa Schreuder. Tapi tawaran itu ditolak oleh kubu Amsterdam.

“Saya tetap menjaga komunikasi dengan Nagelsmann. Kami rutin berdiskusi. Kerja sama dengan Nagelsmann lagi akan menyenangkan. Tapi saya kontrak saya di Ajax masih satu setengah tahun lagi. Saya senang di sini,” kata Schreuder menampik rumor ke Leipzig.

Meski demikian, saat Hoffenheim datang, Schreuder tak ragu menerima pinangan mereka. Terlepas dari kontraknya di Ajax. “Saya ingin meninggalkan warisan dengan nama sendiri. Hoffenheim adalah tempat yang sudah saya kenal. Tidak sabar untuk menjalani tantangan yang ada di sana,” aku mantan asisten Nagelsmann dan Hubb Stevens tersebut.

“Overmars awalnya kaget mendengar permintaan saya untuk hengkang. Tapi dia tahu ini adalah kesempatan saya untuk menunjukkan kemampuan sebagai kepala pelatih. Filosofi Hoffenheim cocok dengan diri saya. Menggabungkan talenta-talenta muda dengan pemain berpengalaman. Bisa dibilang Hoffenheim adalah Ajax dari Jerman,” jelas Schreuder.

“Hoffenheim telah menjadi tempat spesial bagi saya. Saya senang mendapat kesempatan pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga,” tutupnya.

Pelatih Terbaik Versi Tadic

Foto: De Telegraaf

Pernah berada di Hoffenheim selama tiga tahun, Schreuder merupakan kandidat utama untuk menggantikan Nagelsmann. “Alfred [Schreuder] sudah membuktikan bahwa dirinya punya karakter yang sesuai dengan klub. Bermain menyerang, berani, dan peduli kepada pemain-pemain muda,” kata Pemilik Hoffenheim Dietmar Hopp.

“Ia sudah mengenal struktur Hoffenheim. Dirinya memiliki kemampuan untuk komunikasi dan menurunkan strategi serta pengalamannya. Schreuder adalah salah satu kunci dari kesuksesan kami dalam beberapa tahun terakhir,” tambah Direktur Olahraga Hoffenheim Alexander Rosen.

Kepergian Schreuder jadi pukulan tersendiri bagi pemain-pemain Ajax. Terutama Dusan Tadic yang sudah mengenalnya sejak masih membela Twente (2012-2014). “Saya sedih mendengar kabar ini. Schreuder adalah pelatih yang pintar,” puji pemain Serbia tersebut.

“Kami akan merindukan dia. Apalagi saya yang sudah dilatih dirinya sejak masih bermain untuk Twente. Saya melihat Schreuder sebagai teman. Sebagai pelatih, ia adalah terbaik di mata saya,” kata Tadic.

Alih Waris Nagelsmann

Foto: NU.nl

Namun, kepergian Schreuder memang sudah tidak terelakkan lagi. Hoffenheim sadar bahwa Nagelsmann telah memberikan karakter kepada mereka. Meski tak meraih gelar juara seperti saat ditangani Ralf Rangnick (2008), Nagelsmann membuat Hoffenheim jadi langganan kompetisi Eropa.

Mengandalkan pemain muda seperti Nicklas Sule, Jeremy Toljan, Nadiem Amiri, Serge Gnabry, hingga Nelson Reis, Hoffenheim jadi salah satu kesebelasan paling menarik di 1.Bundesliga berkat Nagelsman.

Ketika Nagelsmann dipilih RBL untuk menggantikan Rangnick, tidak ada pilihan yang lebih pas dibandingkan Schreuder. Sosok yang dekat dengan Nagelsmann dan melihat langsung perkembangan pemain-pemain muda yang dimaksimalkan temannya tersebut.

Schreuder bahkan mengaku menerapkan cara Nagelsmann ketika menjadi tangan kanan ten Hag di Ajax. “Saya belajar banyak dari Julian [Nagelsmann]. Saat di Ajax, kami telah menarapkan gaya Nagelsmann. Latihan dengan fokus ke satu hal secara spesifik di setiap pekan,” aku Schreuder.

Menunjuk Schreuder adalah bukti dari konsistensi Hoffenheim untuk menerapkan filosofi peninggalan Nagelsmann. Beberapa pemain muda seperti Enes Tubluk, Domenico Alberico, dan David Otto juga terlihat sudah siap untuk mewarnai tim senior.

Ditambah Nadiem Amiri dan Dennis Geiger yang membuktikan diri di bawah Nagelsmann, Hoffenheim siap melanjutkan progres mereka selama ini. “Alfred [Schreuder] punya DNA Hoffenheim. Ia juga dicintai oleh para pemain. Saya mendoakan segala kesuksesan bagi dirinya,” kata Nagelsmann memberi restu.

Dengan keberadaan Schreuder di pinggir lapangan, bukan tak mungkin untuk Hoffenheim mengikuti jejak Ajax di masa depan. Membuat kejutan pada panggung terbesar sepakbola Eropa dan membuat diri mereka diperhitungkan dunia. Seperti kata Schreuder, Hoffenheim adalah Ajax dari Jerman.