Awalan yang Bagus untuk Liverpool di Premier League

Di pekan pertama Premier League, Liverpool berhasil menang 4-1 atas juara Divisi Championship musim lalu, Norwich City. Kemenangan ini seolah menjadi awal yang bagus bagi The Reds untuk menghadapi musim yang panjang. Di sisi lain, kalah dengan margin besar seolah menunjukkan betapa kejamnya Premier League untuk Norwich City.

Musim lalu, satu kekalahan dari Manchester City pada Januari 2019 membuat Liverpool gagal meraih trofi Premier League untuk pertama kalinya. Kegagalan ini juga membuat The Reds puasa gelar liga 29 tahun lamanya. Padahal, Mohamed Salah dan kolega mengumpulkan 97 poin, atau hanya terpaut satu poin dari The Citizens.

Musim ini, persaingan meraih gelar Premier League diprediksi akan lebih ketat, mengingat Tottenham Hotspur juga bergerak di bursa transfer. Untuk itu, Liverpool memerlukan awalan yang tepat agar asa mereka meraih gelar juara masih terbuka.

Tidak banyak yang bisa dilihat di tur pramusim. Pasalnya, trio lini serang The Reds, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane, tak ikut pergi mengingat mereka perlu memulihkan kebugaran setelah membela timnasnya masing-masing. Sadio Mane dan Mohamed Salah berjuang di Piala Afrika, sementara Roberto Firmino di Copa America.

Banyak yang merasa ketidakhadiran trio lini serang ini di tur pramusim akan membuat Jurgen Klopp kesulitan membangun tim. Namun, melihat permainan The Reds di 42 menit awal, sepertinya absennya trio lini serang Liverpool bukanlah masalah.

Permainan Bagus Divock Origi

Usai membacakan line up Norwich City, announcer di Stadion Anfield berkata lantang: “Dan inilah line up juara Eropa.”

Klopp menurunkan Divock Origi yang menggantikan posisi Sadio Mane. Pasalnya, pemain berkebangsaan Senegal tersebut masih belum fit benar, karena baru kembali berlatih setelah Piala Afrika beres digelar.

Origi bermain bagus dengan berperan penting dalam dua gol Liverpool. Di gol pertana, ia menjadi “pemberi asis” buat Grant Hanley yang mencetak gol bunuh diri. Sementara sundulannya menutup keunggulan empat gol The Reds.

“Dia bermain dengan amat baik. Dia brilian, ancaman yang nyata,” puji Klopp.

Origi sebenarnya sudah didatangkan Liverpool pada 2014. Namun, ia langsung dipinjamkan ke Lille pada musim 2014/2015 serta ke Wolfsburg musim 2017/2018. Musim lalu, ia hanya bermain 12 kali di liga. Namun, tanpa dua golnya di semifinal menghadapi Barcelona, Liverpool mungkin tak akan ke final Liga Champions. Satu gol lainnya ke gawang Spurs di final Liga Champions juga memastikan The Reds mengangkat trofi “Si Kuping Besar”.

Permainan bagus Origi agaknya meyakinkan Klopp untuk tak menambah pemain di lini serang. Hal ini sempat menghadirkan kekhawatiran mengingat Manchester City menghabiskan 150 juta paun untuk mendatangkan Rodri dan Joao Cancelo.

Bisa Juara Asal Konsisten

Hingga pekan ke-28, Liverpool sebenarnya ada di puncak klasemen. Namun, hasil seri menghadapi Everton di Goodison Park pada pekan ke-29 membuat posisi mereka tergeser oleh Manchester City. Padahal, dari pekan ke-30 hingga akhir musim, Liverpool selalu meraih kemenangan.

Kesalahan lainnya adalah hasil seri di pekan ke-24 dan ke-25 dari Leicester City dan West Ham United. Inkonsistensi ini yang membuat Liverpool gagal juara. Padahal, The Reds hanya kalah sekali, itupun dari Manchester City. Di sisi lain, The Citizens kalah empat kali! Artinya, Liverpool mestinya bisa juara dengan selisih sembilan poin. Liverpool kini ingin mengulang atau bahkan melampaui apa yang mereka raih musim lalu.

“Kami kehilangan sedikit konsentrasi,” kata Klopp soal gol yang dicetak Norwich.

Klopp pantas khawatir mengingat Norwich juga menghadirkan ancaman. Mereka melepaskan 12 attemps, dengan lima di antaranya mengarah ke gawang.

Kemenangan 4-1 atas Norwich menjadi awalan yang ideal buat Liverpool, dan semoga bisa menjadi akhir yang juga mereka harapkan.

Sumber: BBC.