Ballon d’Or 2019 yang Membuat Lev Yashin Semakin Abadi

Foto: RT.com

Nama Lev Yashin sudah tidak perlu perkenalan lagi. Sekalipun mayoritas dari generasi saat ini tak pernah menyaksikan langsung Yashin berlaga, nama penjaga gawang Uni Soviet itu sudah melegenda. Dirinya bahkan menjadi poster Piala Dunia 2018 di Rusia.

Sepanjang kariernya, Yashin hanya membela satu klub, Dynamo Moscow. Ia menghabiskan dua dekade di bawah mistar Dynamo (1950-1970). Membantu kesebelasan berjuluk Belo-golubye itu jadi kesebelasan yang dihormati di Uni Soviet. Mengangkat lima piala Liga Uni Soviet dan enam kali jadi runner-up. Semuanya terjadi di periode 1950 hingga 1960an.

Menurut These Football Times, karier Yashin di Dynamo tidaklah mudah. Meski bergabung dengan klub sejak masih remaja, dirinya sempat mengalami kecemasan dan mundur dari lapangan hijau. Lebih memilih pindah ke hockey, sebelum akhirnya kembali ke lapangan.

Tidak banyak cerita tentang karier Yashin di Dynamo. Namanya naik dan melegenda lebih karena penampilannya bersama tim nasional Uni Soviet. Mulai dari meraih medali emas di Olimpiade 1956, menjuarai Piala Eropa 1960, hingga masuk semi-final Piala Dunia 1966.

Hanya kebobolan tujuh kali dari 11 pertandingan di tiga turnamen berbeda membuat ia dikenal sebagai ‘The Black Spider’. Menggunakan kostum hitam-hitam dan topi di bawah mistar gawang Uni Soviet, bola lengket di tangannya bagaikan laba-laba.

https://www.instagram.com/p/B36KiaBBcNd/

Hingga kini, gaya khas Yashin di atas lapangan itu masih sering terlihat di atas lapangan. Pada pekan ke-13 Russia Football Premier League (RFPL) 2019/2020, setidaknya ada dua penjaga gawang yang mengadopsi gaya Yashin. Mereka adalah Andrey Klimovic dari FC Orenburg dan Anton Shunin, penjaga gawang sekaligus kapten Dynamo Moscow, mantan tim Yashin.

Gestur itu dilakukan karena pekan ke-13 RFPL 2019/2020 adalah pertandingan terakhir sebelum perayaan ulang tahun Yashin (22 Oktober). Melihat Shunin menggunakan kostum ala Yashin juga menjadi hal spesial tersendiri. Pasalnya, penjaga gawang asli Moscow itu tidak pernah membela kesebelasan lain selain Dynamo. Sama seperti Yashin.

Tepat di hari ulang tahun Yashin ke-90 (jika ia masih hidup), France Football juga merilis daftar calon pemenang Ballon d’Or. Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, mulai 2019 akan diperkenalkan Yacine Trophy sebagai salah satu penghargaan pemain terbaik dunia (versi jurnalis) tersebut.

Perdebatan Neuer dan Nasib Buffon

FOTO: The18

Nama penghargaan Yacine Trophy diambil dari Lev Yashin. Sejak pertama kali Ballon d’Or diberikan pada 1956, Yashin merupakan satu-satunya penjaga gawang yang meraihnya. Dino Zoff (1973) dan Manuel Neuer (2014) sempat masuk tiga besar. Tapi gagal menjadi pemenang. Zoff kalah dari Johan Cruyff. Sementara Neuer ada di bawah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Saat Neuer gagal meraih Ballon d’Or meski menjuarai Piala Dunia bersama Jerman, muncul perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa Neuer layak untuk dinobatkan sebaga ‘pemain terbaik dunia’. Kampanye ini ramai dilakukan oleh media-media asal Jerman. Tapi ada juga Shikharr Chandra dari GOAL International yang memberi argumen serupa.

“Neuer menjuarai 1.Bundesliga 2017/2018 bersama Bayern Munchen. Ia mengangkat Piala Dunia bersama Jerman. Belum lagi bagaimana dirinya merevolusi posisi penjaga gawang. Dia jelas layak untuk jadi salah satu pemain terbaik dunia,” tulis Chandra.

Argumen Chandra tersebut didukung juga oleh Michel Platini yang ketika itu menjabat sebagai Presiden UEFA. “Banyak pemain yang layak mendapatkan penghargaan tersebut. Tapi menurut saya, jika kita memasuki tahun Piala Dunia, penghargaan sepantasnya diraih oleh pemenang turnamen tersebut,” ungkap mantan gelandang tim nasional Prancis itu.

Tapi ada juga yang merasa jika Neuer menang, itu akan tak adil untuk Messi dan Ronaldo. Matt Clough dari Bleacher Report merupakan salah satu orang yang memiliki pandangan ini. “Neuer jelas salah satu pemain terbaik dunia. Tapi jika alasan utamanya adalah karena ia merevolusi gaya main penjaga gawang, itu akan jadi kesalahan besar. Bukan hanya dia bukan sweeper-keeper pertama, tapi gaya main Neuer juga kadang suka merugikan tim,” tulis Clough.

***

Apapun alasannya, Neuer gagal meraih Ballon d’Or di 2014. Cristiano Ronaldo yang terpilih jadi ‘pemain terbaik dunia’. Pada 2018, penjaga gawang kembali diperbincangkan meraih Ballon d’Or. Kali ini nama veteran, Gianluigi Buffon, yang dikampanyekan untuk merebut penghargaan tersebut dari Messi dan Ronaldo.

Buffon konsisten di bawah mistar gawang Juventus, menjuarai Serie-A hampir setiap tahun, tapi 2018 menjadi spesial karena ia berhasil melangkah ke final Liga Champions bersama Si Nyonya Tua. Satu-satunya piala yang belum pernah ia raih sepanjang karier profesionalnya. Sial bagi Buffon, Juventus kalah di final.

Pada tahun yang sama juga, Piala Dunia digelar di Rusia. Jadi pada akhirnya meski Messi dan Ronaldo tidak meraih penghargaan tersebut, Luka Modric-lah yang dinobatkan sebagai ‘pemain terbaik dunia’. Menjuarai Liga Champions bersama Real Madrid dan mengantarkan Kroasia lolos ke final Piala Dunia 2018.

Penjaga Gawang Semakin Jauh dari Ballon d’Or

Menarik kembali jauh ke belakang, pada dasarnya penjaga gawang memang sulit untuk jadi peraih Ballon d’Or. Keberhasilan Yashin sebagai peraih penghargaan ‘pemain terbaik dunia’ pada 1963 pun tidak lepas dari sistem penilaian yang berbeda dengan sekarang.

Ketika itu, Ballon d’Or masih eksklusif untuk pemain-pemain yang berlaga di Eropa. Yashin menjuarai Liga Uni Soviet bersama Dynamo Moscow di tahun yang sama. Sudah lima kali jadi penjaga gawang terbaik Eropa. Ia juga tiga kali masuk lima besar Ballon d’or sebelum akhirnya meraih penghargaan tersebut di 1963.

Dengan kata lain, Yashin sudah bertahun-tahun ada diperbincangan untuk meraih Ballon d’Or sebelum benar-benar memenangkan penghargaan tersebut. Hingga kini, belum ada penjaga gawang yang mencapai level itu. Mereka muncul jadi salah satu kandidat di satu musim dan hilang setahun kemudian.

Untuk 2019, France Football tetap melibatkan penjaga gawang dalam daftar nominasi mereka. Alisson Becker (Liverpool) dan Marc-Andre Ter Stegen (FC Barcelona) masuk dalam 30 nama yang diumumkan. Akan tetapi, mereka masih harus bersaing dengan 29 nama lainnya. Dengan Messi, Ronaldo, Virgil van Dijk, Sadio Mane, Mohamed Salah, ada di dalam daftar yang sama, sulit melihat mereka masuk tiga besar.

Alisson yang menjalani 2019 dengan begitu terang dan membantu Liverpool mengatasi masalah mereka di lini belakang pun ragu bisa meraih Ballon d’Or. “Banyak pemain yang inspiratif. Sementara saya hanyalah seorang penjaga gawang,” kata pemain yang menjadi juara Liga Champions, terpilih sebagai penjaga gawang terbaik di tiga turnamen berbeda, dan mengantarkan Brasil ke final Copa America 2019.

Kehadiran Yacine Trophy akan membuat penjaga gawang semakin kehilangan tempat dalam diskusi Ballon d’Or. Toh sudah ada penghargaan khusus untuk mereka. Hingga akhirnya, hanya Lev Yashin seorang yang pernah merasakan bola emas tersebut.