Berbanggalah pada Tottenham Hotspur, Wahai Masyarakat Inggris

Tottenham Hotspur berhasil menahan imbang Juventus 2-2 dalam babak 16 besar Liga Champions 2017/2018. Apa yang dilakukan Spurs terbilang mengejutkan, karena selain tidak diunggulkan, mereka juga sempat tertinggal 0-2.

Hasil ini membuat Spurs kian berpeluang untuk melaju lebih jauh di Liga Champions. Mereka hanya perlu bermain imbang 0-0 atau 1-1 di Stadion Wembley, karena unggul agregat gol tandang.

Keberhasilan Spurs ini sejatinya mesti disyukuri oleh publik Inggris. Pasalnya, ada sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan dari kejayaan Tottenham Hotspur.

Klub Kuat Kian Bertambah

Bisa dibilang kalau Spurs sudah naik peringkat dari klub papan tengah menjadi klub pesaing juara. Berbeda dengan Blackburn Rovers atau bahkan Leicester City, apa yang dilakukan Spurs memang melalui proses yang panjang. Pembinaan dan promosi pemain muda menjadi sistem yang berkelanjutan. Ini pula yang membuat mereka bermusim-musim bisa bertahan di lima besar Premier League.

Meningkatnya performa Spurs sejatinya bisa meningkatkan bisnis Premier League, sebagai liga, itu sendiri. Saat ini kekuatan utama Premier League ada pada penjualan hak siar televisi yang jumlahnya mencapai 8 miliar paun untuk musim 2016/2017 hingga 2018/2019. Mayoritas pendapatan itu dibagikan secara proporsional kepada 20 klub yang berlaga dengan angka minimal 60-an juta paun permusim!

Dengan kian diunggulkannya Spurs, ini membuat stasiun televisi memiliki lebih banyak slot untuk pertandingan bertajuk “big match”. Setiap pertandingan kesebelasan “big five” melawan Spurs akan dijuluki “big match”. Buat penonton netral, dalam artian bukan fans garis keras suatu klub, pertandingan yang melibatkan mereka akan dinantikan, dan ini penting sebagai daya tawar televisi ke pengiklan. Ujung-ujungnya akan berimbas pada pendapatan klub itu sendiri yang diuntungkan dengan kerja sama televisi yang meningkat.

Di luar Inggris, pengaruh Spurs perlahan akan menghadirkan fan base di berbagai negara. Secara kasar, peningkatan fan base akan berpengaruh pula pada penjualan merchandise yang lagi-lagi akan menguntungkan klub itu sendiri.

Buat Premier League, kompetisi mereka akan lebih dinamis karena di masa kini sudah mustahil bahwa hanya akan ada dua klub, atau bahkan satu klub, yang mendominasi di Liga Inggris. Setidaknya ada enam kesebelasan yang berpeluang menjuarai liga: Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.

Kalaupun kondisinya seperti musim ini di mana Manchester City unggul belasan poin dari rival terdekatnya, kompetisi masih belum berakhir karena kelima kesebelasan lainnya tengah mengantre untuk jatah di kompetisi Eropa. Selain itu, selalu ada momen mengejutkan di mana tim enam besar ini amat mungkin kalah oleh kesebelasan semenjana.

Meningkatkan Koefisien di Liga Champions

Inggris berkesempatan mengirimkan lima wakilnya ke Liga Champions pada musim ini. Sejatinya, Inggris hanya mengirimkan tiga kesebelasan ke fase utama dan satu kesebelasan di babak play-off.

Satu slot tambahan didapatkan oleh Manchester United yang menjuarai Europa League, tapi tidak berada di zona Liga Champions di klasemen Premier League. Sementara itu, Liverpool yang duduk diperingkat keempat Premier League mesti melewati babak play-off. Untungnya, Liverpool lolos setelah mengalahkan Hoffenheim dengan agregat 6-3.

Untuk memutuskan berapa kesebelasan yang akan berlaga di kompetisi Eropa bukanlah sesuatu yang asal-asalan, melainkan lewat perhitungan koefisien. Perhitungan ini rumit karena setiap pertandingan diberi nilai tertentu dan setiap babak memiliki bonus nilai. Intinya, semakin berprestasi suatu negara di kompetisi Eropa, semakin bertambah nilai koefisien negara tersebut.

Inggris sempat terancam karena tak pernah lagi juara sejak Chelsea melakukannya pada musim 2011/2012. Inggris bisa saja turun peringkat koefisien dengan hanya mengirimkan tiga wakilnya ke Liga Champions.

Saat ini, hanya Everton yang gagal lolos ke fase knock out di Europa League. Sisanya, ada enam kesebelasan Inggris yang masih bertahan di kompetisi Eropa, termasuk Arsenal. Kalau membandingkan secara sejarah ataupun gelar juara, jelas Spurs adalah tim yang tidak difavoritkan. Apalagi, mereka bergabung dengan kesebelasan kuat seperti Real Madrid dan Borussia Dortmund di fase grup. Uniknya, Spurs yang jadi juara grup tanpa pernah kalah!

Di babak 16 besar, Spurs lagi-lagi bertemu dengan klub kuat yakni Juventus yang dalam tiga musim terakhir, lolos ke dua final Liga Champions. Apabila Spurs berhasil lolos ke babak selanjutnya, tentu ini akan menguntungkan buat Inggris itu sendiri.

Spurs Bisa Mengejutkan

Hasil 2-2 di Juventus Stadium jelas mengejutkan. Namun, apabila berkaca pada penampilan Spurs di liga, Spurs sejatinya bisa jadi senjata yang mematikan.

Salah satu aspek yang membuat Spurs mungkin melaju jauh di Liga Champions adalah mereka tak perlu memikirkan kompetisi domestik. Istilahnya, tak jadi juara pun tak mengapa karena mereka tak seambisius kesebelasan besar lain di musim ini. Di EFL Cup, mereka sudah jauh-jauh hari tersingkir.

Di FA Cup pun, lawan yang dihadapi Spurs masih berada beberapa level di bawah mereka, sehingga tidak menjadi pusat konsentrasi yang begitu serius. Ini yang membuat Spurs bisa saja mengerahkan semua perhatian ke Liga Champions.

Di liga, perbedaan poin dengan tiga kesebelasan di zona Liga Champions tidaklah terpaut jauh, hanya beda satu hingga empat poin, yang amat mungkin dikejar. Apalagi, Spurs sudah menghadapi kesebelasan kuat di paruh musim kedua ini dengan capaian gemilang: 2-0 atas MU, 2-2 atas Liverpool, dan kemenangan fantastis 1-0 dari rival sekota, Arsenal.

Dengan jeda pertandingan yang jauh di Liga Champions, bukan tidak mungkin Spurs akan membuat kejutan. Bukan tidak mungkin pula musim ini akan menjadi sejarah di mana mereka bisa melaju jauh di Liga Champions.

Untuk itu, berbanggalah pada Spurs, masyarakat Inggris!

Editor: Frasetya Vady Aditya