Bersama Nantes, Claudio Ranieri Menembus Batas

Leicester City secara mengejutkan mampu meraih gelar Premier League musim 2015/2016 lalu. Secara heroik mereka mampu mengalahkan nama-nama besar yang sudah lama menjadi pesaing gelar Premier League. Hasil ini terbilang mengejutkan karena semusim sebelumnya, Leicester harus bersusah-susah menghindari jeratan jurang degradasi. Kesuksesan Leicester jelas tak bisa dilepaskan dari sosok Claudio Ranieri.

Padahal, awalnya, The Tinkerman hanya diberi target untuk bertahan di Premier League. Sayangnya, ia tak bisa mempertahankan prestasi hebat itu di musim selanjutnya. Ranieri pun dipecat dan kini menangani salah satu raksasa Liga Prancis, FC Nantes.

Kondisi Nantes memang tengah limbung usai ditinggal manajer mereka, Sérgio Conceição, yang memutuskan mengundurkan diri demi menerima tawaran FC Porto. Kedatangan Claudio Ranieri di awal musim 2017/2018 awalnya tidak begitu disambut baik. LFP sebagai operator Ligue 1 punya kebijakan batas umur maksimal 65 tahun untuk manajer kesebelasan, sementara Claudio Ranieri berusia 66 tahun. Setelah negosiasi yang cukup alot, LFP akhirnya memberikan pengecualian buat Ranieri.

Masalah tidak selesai sampai disitu, Claudio Ranieri hanya punya waktu 1 bulan sebelum musim bergulir. Praktis transfer yang dilakukan harus benar-benar tepat guna. Nama-nama seperti penjaga gawang Ciprian Tatarusanu, pemain belakang Nicolas Pallois, gelandang Andrei Girotto dan striker Kalifa Coulibaly, didatangkan oleh Ranieri untuk memperkuat posisi-posisi krusial di tim. Sisanya Ranieri mempertahankan kerangka tim yang ditinggalkan oleh Sérgio Conceição.

Nantes membuka gelaran musim ini dengan kurang baik. Pada dua pertandingan awal, Nantes kalah dari Lille 0-3 dan 0-1 dari Marseille. Penyesuaian yang lambat membuat Leo Dubois dan kolega kesulitan menyesuaikan taktik 4-4-2 andalan Ranieri.

Setelahnya, Nantes perlahan mulai stabil, termasuk empat kemenangan beruntun. Bersama Nantes, Ranieri mencoba menduplikasi apa yang ia lakukan bersama Leicester. Ranieri memainkan dua pemain depan di beberapa pekan pertama. Tetapi, setelah kekalahan, ia hanya memainkan satu striker tunggal yang biasa dihuni Emiliano Sala yang sejauh ini sudah mengemas 12 gol.

Selain itu, Yacine Bammou juga punya peran yang besar. Bammou yang sudah mencetak tiga gol punya posisi natural sebagai penyerang sayap. Tapi, kecepatannya membuat ia digeser sebagai penyerang sayap dalam skema 4-3-3 maupun 4-2-3-1.

Sosok lain yang menjadi sorotan bersama Nantes adalah Adrien Tomasson, jebolan akademi Evian ini sempat mengalami fase cukup berat di awal karirnya bersama Evian, setelah dibeli Nantes musim 2015 lalu. Kariernya masih belum membaik. Posisi awalnya sebagai gelandang tengah, kerap mendapat kritikan karena kurangnya perannya pada sisi pertahanan.

Ranieri melihat potensinya dengan menggeser posisi Tomasson menjadi penyerang sayap atau sayap kanan, dan ini terbukti ampuh. Kini Tomasson menjadi salah satu pemain kunci bagi Nantes, dengan mencatatkan 26 penampilan dengan mencetak 3 gol dan 3 asis sejauh ini.

Ranieri juga memberikan menit bermain bagi para pemain muda yang cukup potensial. Nama-nama seperti Rongier, Abdoulaye Toure yang bermain cemerlang sejak musim lalu diberikan kesempatan bermain lebih banyak. Bahkan, Toure kini menjadi tulang punggung bagi kerangka tim asuhan Ranieri.

Nantes kini menempati posisi kelima, dengan kemungkinan besar akan berlaga di Liga Eropa musim depan. Musim lalu, Nantes yang finis di posisi kedelapan gagal untuk  bersaing di zona Eropa.

Ranieri kini sukses membawa Nantes berbicara jauh di Ligue 1, mesikpun kecil kemungkinan untuk menjadi juara di tengah kekuatan finansial ala PSG dan AS Monaco, setidaknya Nantes di bawah asuhan Caludio Ranieri tidak bisa lagi dianggap sebelah mata.

“Setelah saya (dipecat) bersama Leicester, saya berfikir untuk  berhenti dari sepakbola dengan usia saya. ketika Waldemar (Kita, Presiden klub) datang dan menawarkan jabatan di Nantes, ada gairah yang sebelumnya hilang kembali. target saya ingin menembus Eropa musim ini, sejauh ini saya merasa baik dengan klub ini,” ucapnya dikutip dari L’Equipe 2018 lalu.