Cristiano Ronaldo Berpeluang Rusak Momentum Juventus

Bertemu dengan Ajax Amsterdam di fase delapan besar Liga Champions 2018/19, Juventus patut waspada. Ini mungkin pertama kalinya sejak 2002/2003, de Godenzonen -julukan Ajax- menembus delapan besar. Ketika itu mungkin mereka juga disingkirkan kesebelasan Italia, AC Milan. Namun pemandangan di Liga Champions sudah mengalami perubahan dalam 16 tahun terakhir.

Sesutu yang sebelumnya tak pernah terjadi seperti menjadi juara bertahan, dilakukan oleh Real Madrid. Los Blancos bahkan menjadi juara Liga Champions tiga musim beruntun. Los Blancos gagal meraih kesempatan keempat mereka karena tersingkir di 16 besar oleh Ajax. Frenkie De Jong, Matthijs de Ligt, Dusan Tadic, dan Hakim Ziyech, merupakan talenta yang diakui oleh dunia.

Kepala Pelatih Juventus Massimiliano Allegri sadar akan ancaman mereka. Ia pun berusaha memastikan kondisi Cristiano Ronaldo sudah bisa pulih di pertandingan melawan Ajax. “Dia mengaku siap. Saya memintanya untuk istirahat karena kita harus hati-hati tentang kondisi dia. Perlu diperiksa juga setiap hari sebelum pertandingan,” kata Allegri.

Sampai dengan tiga hari menjelang pertemuan pertama dengan Ajax. Cristiano disebut gagal untuk mencapai level kebugaran yang dibutuhkan. Namun pemain asal Portugal itu sudah gerah berada di sisi lapangan.

“Dia begitu ingin bermain sampai harus kami larang. Ia masih harus istirahat hingga Rabu [Kamis waktu Indonesia] nanti,” ungkap wakil presiden sekaligus mantan pemain Juventus, Pavel Nedved. CR7 jelas belum mencapai level seperti Alessandro Del Piero di Turin. Namun dirinya punya pengalaman luar biasa jika bicara soal Liga Champions.

Terbaik di Eropa

Bagian dalam skuad Real Madrid yang juara Liga Champions tiga kali beruntun. Pemain paling sering tampil di turnamen tertinggi antar kesebelasan terbaik Eropa (selain penjaga gawang). Pemain dengan jumlah gol terbanyak di kompetisi itu dan enam musim beruntun tercatat sebagai topskorer kompetisi.

Jelas Juventus merasa membutuhkan kehadirannya. Saat Atletico Madrid mengalahkan Si Nyonya Tua di pertemuan pertama babak 16 besar. Cristiano merespon kemenangan rival Real Madrid itu dengan sinis. “Saya punya lima gelar Liga Champions, sementara Atleti tak memilikinya sama sekali,” kata Ronaldo.

Perkataan itu tidak semata-mata keluar dari mulutnya tanpa bisa membuktikan diri. Pada pertemuan kedua, Cristiano mencetak tiga gol ke gawang Atletico Madrid dan memberikan tiket delapan besar untuk Juventus.

Namun untuk melawan Ajax, kapten tim nasional Portugal itu dihantui cedera hamstring. Ia sudah absen membela Juventus sejak pekan ke-27 Serie-A. Mengisi bangku cadangan saat Moise Kean dan kawan-kawan mengalahkan Udinese 4-1.

Total lima pertandingan Cristiano tidak terlibat di atas lapangan. Anak-anak asuh Allegri hanya menelan satu kekalahan.

Kean Terbukti Siap

Foto: Mirror

Kean, penyerang muda Italia yang mencatatkan namanya ke dalam buku sejarah tim nasional pada Maret 2018 membuat Cristiano seakan tak terlalu dirindukan di lini serang Juventus. Nama Kean ramai diperbicangkan setelah menjadi korban rasisme dari suporter Cagliri. Tapi hal itu seharusnya tidak menutupi kualitasnya sebagai penyerang Juventus.

Terlibat dalam enam gol dari lima pertandingan Juventus tanpa Cristiano, Kean telah membuktikan dirinya bisa jadi opsi. Allegri dan Nedved tidak perlu memaksakan CR7 apabila cederanya belum pulih penuh ketika melawan Ajax.

Sebelum partai melawan Cagliari, Allegri mengatakan bahwa pertandingan tersebut akan jadi ujian untuk Kean membuktikan diri. “Kean pemain muda berkualitas dengan antusias tinggi. Pertandingan ini akan menjadi ujian yang bagus baginya,” kata Allegri.

Kean kemudian mencetak satu gol dan membuat suporter tuan rumah yang selama laga menghina dirinya bergetar. Hanya dua hari kemudian Kean kembali dipercaya Allegri untuk membuktikan diri. Kali ini sebagai pemain pengganti lawan AC Milan. Kurang dari 30 menit berada di lapangan, Kean memberikan kemenangan krusial untuk Nyonya Tua. Dia siap!

Mengubah Pola Permainan

Foto: Marca

Lagipula bukan masalah performa Kean dan kondisi fisik Cristiano saja. Allegri sudah satu bulan menerapkan sistem dua penyerang sebagai landasan permain Juventus. Kean serta Dybala bersinar dalam sistem tersebut. Sementara Cristiano Ronaldo kurang cocok dengan sistem dua penyerang.

Apabila ia diturunkan, Allegri berarti harus kembali pada pola tiga penyerang. Pola terbaik agar CR7 bersinar. Pola yang sudah tidak mereka gunakan sejak bertemu Udinese di pekan ke-27 Serie-A.

Menjadikan Cristiano sebagai opsi di bangku cadangan mungkin masuk akal. Dia bisa masuk di tengah pertandingan atau saat masa-masa kritis. Ketika itu, sistem permainan bisa menyesuaikan dirinya.

Dengan begitu para pemain lain juga tidak terlalu kaget untuk kembali ke tiga penyerang, karena pertandingan sudah berlangsung, tempo telah diatur. Jika memaksakannya turun dari awal, permainan Juventus bisa berantakan. Penyesuaian memberi celah pada lawan dan Ajax sangat handal untuk memanfaatkan hal itu.

Allegri harus ingat bahwa Juventus bukan kesebelasan yang bergantung pada Cristiano Ronaldo. Real Madrid sekalipun bisa berhasil jadi Raja Eropa secara berturut-turut setelah asumsi itu dihapus oleh Zinedine Zidane.