Tanpa Jovic dan Haller, Eintracht Punya Daichi Kamada

Foto: Focus.de

Kehilangan Luka Jovic dan Sebastien Haller tidak membuat Eintracht Frakfurt jadi lembek di laga pembukaan 1.Bundesliga 2019/2020 kontra TSG Hoffenheim. Die Adler mengakhiri pertandingan dengan tiga poin berkat gol cepat dari Martin Hinteregger.

Menyambut umpan dari Filip Kostic, bek kebangsaan Austria itu sukses menceploskan bola ke gawang Oliver Baumann saat laga baru berlangsung 46 detik. Hoffenheim sebenarnya dua kali membobol gawang Eintracht setelah tertinggal. Namun kedua gol mereka dianulir.

Pertama tendangan jarak jauh Dennis Gaiger dianulir oleh VAR. Gelandang Hoffenheim, Lukas Rupp dianggap melakukan pelanggaran dalam proses terciptanya gol tersebut. Ia menghalangi pandangan Kevin Trapp dan berada di depan bek terakhir Eintracht ketika bola melaju ke gawang.

Kedua mantan penyerang Inter Milan, Ishak Belfodil berada dalam posisi offside ketika membobol gawang Trapp di menit-menit akhir pertandingan. Skor 1-0 untuk Eintracht akhirnya bertahan hingga peluit panjang berbunyi. Bermain tanpa Jovic ataupun Haller untuk pertama kalinya sejak 2016/2017, Die Adler tetap berhasil meraih kemenangan.

Eintracht mungkin tidak banyak menguasai bola di atas lapangan. Mereka hanya mendapat 38% dari penguasaan bola. Namun, anak-anak asuh Adi Hutter main lebih berbahaya dari Hoffenheim. Melepaskan 15 tembakan dengan delapan di antaranya berhasil mengarah ke gawang Baumann. Jauh lebih banyak dari Hoffenheim yang hanya sekali menguji Trapp dari sembilan percobaan mereka.

Tanpa Jovic dan Haller, Ante Rebic mendapat bantuan dari gelandang asal Jepang, Daichi Kamada. Bermain selama 71 menit, Kamada berhasil melepaskan dua tendangan di dalam kotak penalti Hoffenheim. Ia juga memberi dua operan kunci dan lima kali memenangkan kembali bola untuk Eintracht.

Dari semua pemain Eintracht yang terlibat dalam pertandingan kontra Hoffenheim, hanya Filip Kostic yang berhasil tampil lebih baik dibandingkan Kamada. Itupun karena ia tampil selama 90 menit penuh dan tercatat sebagai arsitek gol Hinteregger.

Menurut Opta, bola yang dialirkan Kamada juga lebih sering mengarah ke area pertahanan lawan dibanding Kostic. Bisa dibilang, Kamada adalah motor serangan baru Eintracht pasca kepergian Jovic dan Haller. “Saya beberapa kali berhasil menciptakan peluang, akan tetapi itu belum cukup. Saya tahu bisa bermain lebih baik lagi dari hari ini,” kata Kamada setelah pertandingan.

Gelandang senior Eintracht, Makoto Hasebe juga mendukung Kamada untuk menjadi lebih baik lagi di laga-laga selanjutnya. “Partai pembuka memang selalu sulit. Namun, Kamada sudah bermain sangat baik hari ini. Dia merupakan otak dari gol kami. Saya yakin dirinya akan menjadi lebih baik lagi,” puji Hasebe.

‘Iceman’ dari Jepang

Foto: Truineer

Kamada bukanlah pemain baru bagi Eintracht. Ia datang dari Sagan Tosun di musim panas 2017. Direktur Olahraga Eintracht Fredi Bobic percaya bahwa Kamada akan menjadi sosok yang berguna bagi Die Adler. “Dia akan menambah variasi serangan kami. Kamada sudah lama ada di dalam pantauan kami. Ia punya potensi,” kata Bobic. Akan tetapi, Niko Kovac yang ketika itu menangani Eintracht merasa Kamada belum siap untuk membela timnya.

Hanya tampil empat kali di musim pertamanya berseragam Eintracht, Kamada pun dikirim ke Belgia untuk menjalani masa pinjaman bersama Sint-Truiden. Menjadi pilihan utama De Kanaries, Kamada pun mulai bersinar. Dirinya berhasil mencetak 16 gol dan mengarsiteki sembilan lainnya dari 36 laga bersama Sint-Truiden.

Membantu De Kanaries mengakhiri musim di posisi ke-tujuh klasemen akhir dan lolos ke fase playoff liga untuk memperebutkan tiket kompetisi antar klub Eropa. “Daichi [Kamada] merupakan pemain yang bisa menempatkan diri dengan baik. Ia handal dalam menggiring bola dan memiliki kaki yang berbahaya. Entah kiri ataupun kanan. Dia dibekali teknik tinggi dan itu membuat Daichi jadi sulit diprediksi,” puji Kepala Pelatih Sint-Truiden Marc Brys.

Direktur Olahraga Sint-Truiden Tom Van den Abbeele sebenarnya ingin memberi kontrak permanen kepada Kamada. Namun setelah melihat performanya, ia pun sadar bahwa Sint-Truiden tidak punya peluang mempertahankan Kamada. “Saya ingin dia tetap di sini. Tapi coba lihat saja penampilannya. Jika dia terus begini, sangat sulit bagi kami bisa membuat dirinya bertahan,” aku Van den Abeele.

Dijuluki sebagai ‘Iceman’ oleh Brys, Kamada menarik perhatian Fiorentina dan Genoa di musim panas 2019. Tapi, Adi Hutter tahu bahwa Kamada layak untuk dipertahankan SGE. “Daichi pasti akan membuktikan dirinya di laga pembuka melawan Hoffenheim. Bundesliga tentu memberi tantangan berbeda [dari Jupiler Pro Belgia], tapi ia akan beradaptasi,” kata Hutter. Kepercayaan itupun dibayar lunas dengan kontribusinya dalam kemenangan 1-0.

Penantian 2 Tahun Mulai Terbayar

Nama Kamada sebenarnya sudah diproyeksi akan menjadi pemain penting sejak ia ditebus dengan dana dua juta Euro oleh Eintracht (2017). Ketika dia masih membela Sagan Tosu, Kamada merupakan alasan utama mengapa FC Tokyo gagal menjuarai J.1 2015.

Massimo Ficcadenti, mantan gelandang Torino yang menangani Sagan Tosu juga percaya bahwa Kamada memiliki kemampuan untuk tampil di Eropa. “Sangat penting bagi kami melihat kesebelasan penuh sejarah seperti Eintracht memberi penilaian tinggi pada Daichi. Saya harap dirinya bisa berkembang di sana,” kata Ficcadenti. “Eintracht akan jadi tempat yang tepat bagi Daichi memulai kariernya,” tambah Presiden Sagan Tosu Minoru Takehara.

Meskipun kariernya di 1.Bundesliga perlu tertahan selama dua tahun karena persaingan Jovic dan Haller, Kamada akhirnya mendapat tempat di Commerzbank Arena. Berada di bawah asuhan Adi Hutter, Kamada sudah tampil sebanyak enam kali di 2019/2020. Tak hanya di laga pembukaan 1.Bundesliga, tapi juga kualifikasi Liga Europa dan DFB Pokal.

Mencatat bermain selama 367 menit dari 540′ yang tersedia, Kamada bisa dibilang jadi pemain andalan Hutter. Menggantikan Jovic dan Haller yang pergi dari SGE.