Belum juga musim 2019/2020 dimulai, Frank Lampard sudah berada di bawah tekanan. Tagar #LampardOut bahkan sempat menjadi topik populer di Britania Raya setelah the Blues ditekuk Kawasaki Frontale 0-1 pada laga pra-musim.
Lampard mungkin tidak akan dipecat hanya karena hasil pra-musim. Namun hal ini jadi bukti bahwa kesabaran suporter Chelsea tidaklah panjang. “Semua orang paham bahwa mereka harus bersabar. Memberi waktu pada Lampard. Tapi mereka hanya memberikan kami enam bulan untuk membuktikan diri. Pasti akan seperti itu,” ungkap bek the Blues, David Luiz.
Usaha Lampard tidak mudah. Bukan hanya dirinya tidak bisa mendatangkan pemain baru ke Stamford Bridge, ia juga harus bisa meyakinkan pemain-pemain yang ada untuk tetap di Chelsea. Mason Mount sudah berhasil diikat dengan kontrak baru. Namun Kurt Zouma diincar Everton. Bahkan Daishawn Redan sudah resmi meninggalkan Chelsea untuk main di Hertha Berlin.
Secara kasat mata, kehilangan Redan tak akan berpengaruh besar kepada Chelsea. Selama dua tahun menetap di London, pemain asal Belanda itu belum pernah tampil di tim senior. Namun, ia merupakan salah satu talenta terbaik yang dimiliki the Blues.
Musim lalu, ia terlibat dalam 16 gol dari 34 laga yang dijalaninya di semua kompetisi. Total, Redan berhasil mencetak 32 gol dan mengarsiteki tujuh lainnya dari 63 partai bersama Chelsea. Baik itu tim U18, U19, ataupun U23.
Mendapat Pengakuan Pencari Bakat Legendaris
Foto: Breaking the Lines
Didatangkan dari Ajax Amsterdam pada 2017, Redan sudah diproyeksi jadi pemain besar. “Redan adalah penyerang dingin dengan insting mencetak gol yang tinggi. Dia cepat serta tenang di depan gawang lawan. Talentanya adalah sesutu yang langka dan tak bisa dilatih,” jelas Piet de Visser, penasihat transfer Chelsea yang juga menemukan talenta Kevin De Bruyne, Arjen Robben, Ronaldo Nazario, dan Romario Faria.
Manchester City, United, dan RB Leipzig juga menginginkan jasa Redan. Ajax sebenarnya tak ingin melepasnya. Sayangnya, pemain kelahiran 2 Februari 2001 itu ingin melanjutkan mencari pengalaman baru.
“Kami sudah berdiskusi dengan Redan dan juga agennya. Kami sudah berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan dia. Namun terkadang usaha terbaik pun tak memberi hasil positif. Kami berharap yang terbaik untuk karier Redan,” kata Kepala Akademi Ajax Said Ouaali.
Chelsea dipilih Redan karena menurutnya, fasilitas Chelsea adalah yang terbaik di antara semua kesebelasan yang meminati dia. Bahkan lebih bagus dibandingkan Manchester United yang sudah terbukti menghasilkan berbagai pemain hebat dari akademi mereka. “Manchester United memang bagus, tapi Chelsea luar biasa. Saya sudah melihat kompleks latihan dan lapangan yang mereka miliki. Sangat profesional,” aku Redan.
Peluang di Chelsea
Congratulations to the top scorer across all @UEFA competitions in 2018 – Daishawn Redan of @UEFAYouthLeague finalists @ChelseaFC and #U17EURO winners @OnsOranje🇳🇱⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽
👇https://t.co/nNLBzG3KJJ— UEFA.com (@UEFAcom) December 28, 2018
Dipanggil Belanda untuk bermain di Piala Eropa U17 2018, Redan membuktikan bahwa segala pujian yang ia dapat bukanlah kebetulan. Dirinya mencetak tiga gol sepanjang turnamen. Memang bukan topskorer. Bahkan tidak masuk ke dalam 11 pemain terbaik yang dipilih UEFA. Namun Redan adalah pahlawan Belanda di fase grup. Mencetak gol ke gawang Spanyol dan Jerman, membuat Oranje keluar sebagai pemuncak klasemen.
Sayangnya hanya dalam satu setengah tahun, tepatnya Maret 2019, Redan menyadari bahwa dirinya tidak akan bisa menembus tim utama Chelsea. Jasanya pun kembali jadi rebutan. West Ham United, Everton, Leicester City, Borussia Monchengladbach, AS Roma, dan AC Milan disebut meminati dirinya.
Rumor itu muncul saat Chelsea masih diasuh oleh Maurizio Sarri. Lampard sebenarnya ingin memaksimalkan talenta-talenta pemain muda Chelsea, termasuk Redan. Apalagi dengan kehadiran Jody Morris dan Joe Edwards di ruang ganti the Blues. Keduanya merupakan mantan kepala pelatih akademi Chelsea yang sudah mengatahui talenta Redan.
Sebelum Morris pindah ke Derby County untuk menemani Lampard, dirinya mengasuh akademi Chelsea selama lima tahun. Termasuk ketika Redan pertama datang dari Ajax. Bersama Morris, Redan mencetak delapan gol dan mengarsiteki dua lainnya dari 15 laga yang ia jalani.
Penampilan Redan kemudian semakin jadi ketika Edwards menggantikan Morris. Sejak Edwards mengasuh tim muda Chelsea di pertengahan musim 2017/2018, Redan hanya absen dua kali. Mencetak 23 gol dari 47 pertandingan di era Edwards.
Panggung Utama di Berlin
Foto: Morgenpost
Redan akan menjadi aset berharga bagi Lampard. Namun kini dirinya sudah resmi pergi dari London. Menandatangani kontrak lima tahun bersama Hertha Berlin. “Saya sangat senang bisa bergabung dengan Hertha. Saya tidak sabar untuk memulai petualangan di sini. Mereka pasti akan memberikan saya kesempatan untuk bermain,” kata Redan setelah ditebus dengan dana 2,5 juta Euro dari Chelsea.
Ketika ada pemain yang meninggalkan Inggris untuk memulai lembaran baru di Jerman, tentu akan muncul nama Jadon Sancho. Hampir semua pemain Inggris yang mendarat di Jerman setelah Sancho digadang-gadang akan bersinar seperti mantan pemain Manchester City itu. Tentu ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan, tapi Redan punya peluang besar untuk mengikuti jejak Sancho.
Keduanya pergi meninggalkan klub karena kemauan sendiri. Keduanya juga sebenarnya dihargai di tempat mereka sebelumnya. Namun karena jam terbang yang minim, Sancho dan Redan akhirnya membuka lembaran baru dalam kariernya.
Hertha nampak memiliki lingkungan positif bagi pemain-pemain seperti Redan yang datang untuk membuktikan diri. Marko Grujic yang tak mendapatkan tempat di Liverpool, bersinar bersama Hertha. Bahkan dirinya dibentuk lebih menyerupai Steven Gerrard sesuai dengan ekspektasi the Reds ketika mendatangkan Grujic dari Serbia.
Begitu juga dengan Pierre-Michel Lasogga yang dibuang Bayer Leverkusen. Membela Hertha, Lassoga terlibat dalam 35 gol dari 64 penampilan. Membuat dirinya masuk ke dalam radar tim nasional Jerman.
Akan tetapi, Redan sepertinya harus tetap bersabar. Pasalnya, Hertha masih punya Vedad Ibisevic dan Davie Selke di lini depan. Setidaknya kini ia terlibat di tim senior dan punya peluang lebih besar untuk mengembangkan talentanya yang sudah diakui dunia.