Setelah 18 tahun menjalani karier profesionalnya bersama AS Roma, Daniele De Rossi resmi pamit dari Olimpico di akhir musim 2018/2019. De Rossi sebenarnya belum mau meninggalkan Giallorossi. Ia merasa masih bisa bermain, tapi keputusan itu diambil oleh direksi klub.
“Saya awalnya menolak. Pasalnya saya masih merasa bisa melakukan sesuatu untuk klub ini. Meski mungkin hanya bermain 10-12 pertandingan, saya masih bisa menjaga kondisi di ruang ganti,” aku De Rossi. “Akan tetapi klub yang memutuskan. Untuk saat ini saya tidak melihat tempat lain, terlepas dari rumor yang ada,” lanjutnya.
De Rossi tampil lebih dari 450 kali untuk Roma sepanjang kariernya. Menjuarai dua Coppa Italia dan sekali terpilih menjadi pemain terbaik Serie-A. Dipercaya menjadi tangan kanan Francesco Totti sejak 2006, De Rossi dikenal sebagai seorang pendiam yang keras di atas lapangan. Layaknya seorang gladiator yang bertarung di jatung Kota Roma.
“Sejak debut pada 2001, dirinya menunjukkan sikap yang luar biasa. Menjalankan tugas sebagai pemimpin di lapangan dan memastikan namanya menjadi salah satu gelandang terbaik Eropa dalam prosesnya,” puji Presiden AS Roma James Pallotta.
“Meski sudah hampir 36 tahun, ia akan meninggalkan Roma. Kami tentu akan bersedih melihat kepergiannya. Mewakili semua pihak yang terlibat di Roma, kami mengucapkan terima kasih kepada Daniele [De Rossi],” lanjutnya.
Tidak Ada Garansi Untuk Florenzi
Foto: Il Romanista
De Rossi tidak menutup peluang untuk tetap terlibat dengan klub di balik layar. Namun, satu pertanyaan muncul. Apabila De Rossi adalah penerus Totti. Siapa penerus De Rossi? Jawaban paling masuk akal adalah Alessandro Florenzi.
Florenzi adalah tangan kanan De Rossi setelah mengambil alih tugas Totti. Sama seperti Totti dan De Rossi, ia juga merupakan produk akademi AS Roma. Akan tetapi, De Rossi tidak memberi restu 100% kepada Florenzi seorang.
Beda dengan situasi saat Totti meninggalkan Roma. Sejak lama De Rossi memang sudah disiapkan untuk menggantikan Totti. Namun saat ini De Rossi melihat ada dua kandidat yang dapat mengantikan dirinya. Bukan hanya Florenzi tapi juga Lorenzo Pellegrini dan Bryan Cristante.
“Memiliki jiwa Roma adalah hal yang penting untuk memimpin klub ini. Menurut saya, Pellegrini dan Florenzi bisa menunjukkan sikap tersebut. Akan tetapi, saya juga tak mau mereka terbebani harus menjadi penerus Totti dan De Rossi. Jika boleh memilih pemain yang bukan didikan Roma, Bryan Cristante adalah pilihan saya,” kata De Rossi.
Crystante adalah pemain pinjaman dari Atalanta yang sudah dipastikan akan permanen di Olimpico pada 2019/2020. Giallorossi menebus jasanya seharga 21,7 juta euro dan diberi kontrak hingga 2023.
Sejak 1927, hanya ada enam pemain Italia yang bukan kelahiran ataupun didikan Roma menjadi kapten tim. Bedasarkan rekomendasi De Rossi, Cristante bisa jadi yang ketujuh.
De Rossi Minim Opsi
Foto: Ita Sport Press
Pellegrini mengaku dirinya ingin menjadi kapten Roma di masa depan. Namun, mengingat bahwa dirinya juga pernah mengatakan bahwa ia tak akan mengabdi kepada Roma seperti De Rossi dan Totti, Florenzi adalah pilihan paling masuk akal. Ia adalah tumpuan terakhir Roma untuk melanjutkan tradisi klub.
Sialnya, De Rossi justru menyebut nama Cristante sebagai pemain yang dianggap pas menggantikan dirinya. Ini adalah pukulan bagi Giallorossi. Bukan untuk Florenzi ataupun Pellegrini. De Rossi mengakui keduanya bisa memimpin Roma, hanya saja opsi yang ia miliki saat ini sangat sedikit.
Setidaknya saat De Rossi naik ke tim senior, Totti punya banyak pilihan. De Rossi, Marco Amelia, Carlo Zotti, Daniele Martinetti, semua adalah jebolan akademi Roma. Jumlah itu terus bertambah hingga Totti pergi pada 2017. Alessio Romagnoli, Matteo Politano, Alessio Cerci, Federico Barba, hingga Arturo Calabresi pernah satu tim dengan Totti dan De Rossi.
Akan tetapi jasa mereka tidak dipertahankan Giallorossi. Politano pergi ke Inter, Romagnoli dijual ke AC Milan bersama teman seangkatan Florenzi, Andrea Bertolacci. Pada akhirnya De Rossi hanya mempunyai dua opsi, Florenzi dan Pellegrini.
Kesulitan De Rossi Mengorbitkan Pemain
Foto: Zimbio
Ayah dari Daniele De Rossi, Alberto, bahkan mengakui bahwa AS Roma sedang kesulitan melakukan regenerasi pemain. “Perbedaan level antara akademi dan tim senior di Italia sangat jauh. Kita belum menemukan cara yang tepat untuk menutup jarak tersebut,” aku nakhoda Roma Primavera tersebut.
Alberto yang juga pernah menjadi pemain AS Roma sudah menangani tim muda Giallorossi sejak 1997/1998. Ia masih memiliki kontrak hingga 2020 di sana. Namun, pemain terbaik yang pernah ia hasilkan masih trio Totti, De Rossi, dan Florenzi.
“Tekanan yang ada dari tim senior tidak membantu. Semua ingin pemain-pemain muda ini siap tanpa melakukan satu kesalahan. Dalam satu dekade, mungkin akan hanya tiga atau pemain pemain Primavera yang bisa kami orbitkan ke tim senior karena perbedaan yang terjauh tadi,” katanya.
Apakah Florenzi akan melanjutkan tradisi Roma? Mungkin. Sesuatu yang tadinya terlihat jelas layak diragukan setelah pengakuan De Rossi. Tapi satu yang jelas, Giallorossi harus mulai fokus dan memberi waktu kepada pemain-pemain akademi mereka apabila memang ingin tradisi tersebut tetap hidup.