Haruskah Solskjaer dan Lampard Dapatkan Toleransi Satu Musim?

Manchester United dan Chelsea hanya meraih lima poin dari empat pertandingan pembuka Premier League mereka di musim ini. Banyak yang meragukan bahwa kedua klub, yang sama-sama dilatih oleh mantan pemainnya sendiri, akan mampu bersaing secara ketat mendapat tempat di posisi empat besar.

Bagi United, lima poin yang mereka raih di musim ini adalah raihan poin terburuk mereka dari empat pertandingan pembuka sejak 27 musim lalu. Penekanan Solskjaer kepada para pemain muda di tim utamanya juga cenderung membutuhkan kesabaran. Filosofi yang sama pun diadopsi oleh Lampard di Chelsea. Namun tampaknya, hasilnya justru sama buruknya, dan bahkan, mereka kebobolan 10 gol dalam empat pertandingan pembuka liga di musim ini.

Dengan hasil-hasil seperti itu, wajar bila tidak sedikit yang mempertanyakan, haruskah Ole Gunnar Solskjaer (sebagai manajer United) dan Frank Lampard (sebagai manajer Chelsea) mendapatkan toleransi selama musim ini? Atau haruskah mereka dipecat jika penampilan tim asuhannya tidak kunjung membaik?

Dikutip dari Sky Sports, beberapa pundit sepakbola telah berbicara banyak terkait hal ini. Dari hasil imbang 1-1 Manchester United dan Southampton, sampai Chelsea yang membuang kesempatan besar untuk menang setelah unggul 2-0 tapi harus berakhir imbang 2-2 dengan Sheffield United, menjadi topik hangat para pundit-pundit sepakbola yang berbicara dalam acara Sunday Supplement.

Lampard berada di bawah tekanan besar

Salah satu pundit yang membicarakan soal hal ini adalah Matt Law dari media Daily Telegraph. Ia sangat fokus membahas tentang kinerja Frank Lampard, yang menurutnya sangat bagus dalam mengayomi pemain-pemain muda asuhannya dalam bermain di atas lapangan. Namun, Law menganggap bahwa hal tersebut juga merupakan salah satu faktor mengapa permainan Chelsea begitu rentan.

“Saya pikir, pekerjaan Lampard di Chelsea pasti selalu muncul dipikirkan banyak orang, dan ini merupakan ujian besar baginya yang sedang berlangsung. Dia memang sangat baik ketika mengayomi para pemain muda, dan hal ini adalah gebrakan yang baik sebagai manajer Chelsea. Tapi meski mereka (pemain muda) memainkan beberapa hal yang bagus, dalam 45 sampai 60 menit, jelas permainan mereka juga justru sangat rentan,” pungkas Matt Law.

“Saat ini, Anda tidak tahu apa yang akan Anda dapatkan ketika para pemain itu bermain. Mereka tampil bagus, tapi juga sangat mengkhawatirkan. Anda harus datang ke pertandingan dan lihatlah begitu mudahnya mereka dikalahkan oleh tim manapun. Anda pasti tercengang dengan pola serangan mereka di awal laga tapi Anda juga pasti terkejut dengan hasil akhirnya. Yang jelas sekarang, Chelsea butuh banyak kesabaran dengan Lampard.”

“Chelsea akan menjadi tidak konsisten jika terus seperti ini, dan mereka akan menjadi klub yang mungkin terjatuh di musim ini. Apalagi, mereka sedang dilarang melakukan transfer, baik di musim panas maupun musim dingin, dan dimulai sejak periode musim ini. Mereka juga akan mengalami masa-masa sulit setelah jeda internasional, mereka harus melawan Wolves, Valencia dan kemudian Liverpool. Itu bukan hal mudah, tetapi tentu ada alasan untuk memiliki sikap optimis.”

Sleian itu, Matt Law juga berpendapat bahwa ada sesuatu yang positif yang tidak dimiliki Chelsea di musim lalu, yaitu meningkatnya pola serangan mereka. Dengan hadirnya para pemain seperti Tammy Abraham dan Mason Mount, pun membuat The Blues bisa membaik dari aspek mencetak gol. Namun di sisi lain, Law merasa khawatir bahwasannya Lampard sedang memiliki beban besar karena ia sama sekali tidak bisa merekrut pemain. Menurutnya, hal inilah yang membedakan mantan gelandang tersebut dengan Solskjaer.

“Tammy Abraham dan  Mason Mount melakukan perannya dengan sangat baik, dan mereka juga memainkan sepakbola yang bagus. Meski mereka berdua hanya mampu memenangkan satu pertandingan dari empat pertandingan, tapi ada suasana baru yang menyenangkan tentang pola serangan yang tidak dimiliki Chelsea di musim lalu. Ya, sekali lagi, ini semua hanya membutuhkan banyak kesabaran untuk lebih ditingkatkan lagi,” ujar Law.

“Perbedaan antara Chelsea dan Manchester United adalah dari beban besar Lampard yang tidak bisa merekrut pemain. Anda harus memberinya waktu, karena Anda tidak bisa membawa siapa pun ke dalam skuat. Solskjaer sudah menghabiskan biaya untukmerekrut pemain, bahkan mereka menjadikan pemain terakhirnya sebagai bek termahal. Ya, perbedaan ini bisa menjadi pembeda juga bagi nasib kedua klub di musim ini.”

Berikan Solskjaer waktu selama satu musim penuh

Sementara itu, salah seorang pundit yang lain, Simon Mullock dari media Sunday Mirror tentang situasi dan nasib Manchester United di musim ini. Menurutnya, United tidak jauh berbeda dengan Chelsea. Apalagi, musim ini merupakan musim penuh Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer Setan Merah. Yang membedakannya dengan Chelsea, menurut Mullock, hanyalah situasi dan atsmosfer terkait perombakan untuk membangun kembali identitas klub.

“Saya pikir itu United tidak jauh berbeda dengan Chelsea. Tentunya hal itu untuk keadaan mereka di musim ini. Apalagi, musim ini adalah musim pertama Solskjaer sebagai yang paling bertanggung jawab menangani United (manajer). Menurut saya, setelah apa yang terjadi sejak Sir Alex Ferguson pensiun, mereka sedang melakukan banyak perombakan besar-besaran. Hanya hal ini yang membedakan keadaan mereka dengan Chelsea,” tutur Simon Mullock.

“Mereka harus terus seperti itu, dan membiarkan seorang manajer yang merepka pilih membentuk dan membangun kembali timnya. Karena, United telah kehilangan identitas mereka, dan Solskjaer sedang berusaha untuk mendapatkannya kembali. Masalah yang United miliki saat ini adalah, kurangnya satu visi dengan pihak-pihak lain di klub. Mereka seharusnya bisa lebih bersinergi agar yang mereka putuskan nantinya tidak memecah kestabilan tim.”

“Sejauh ini, United sudah memainkan sepakbola yang bagus, masalahnya adalah mereka tidak bisa menampilkan performa yang jauh lebih baik di setiap pekannya. Sejauh yang menyangkut Solskjaer, United sekarang berada pada titik di mana harus ada kejelasan soal sebuah target atau visi. Jadi, pihak klub setidaknya harus memberi Solskjaer toleransi satu tahun, jika kurang, maka berilah dua atau tiga tahun lagi untuk mencoba dan menyelesaikannya. Solskjaer telah diberi tugas besar, dan saya percaya dia akan membaik jika diberikan waktu lebih lama.”

 

Sumber: Sky Sports