Hampir setiap bursa transfer akan ada sebuah kisah panjang yang melibatkan seorang permain tertentu. Philippe Countinho, Paul Pogba, Neymar, dan Alexis Sanchez hanyalah beberapa contoh nama yang pernah menjadi titik fokus drama bursa transfer.
Pada musim dingin 2019 yang sepi transaksi permanen, satu nama lebih sering muncul ketimbang pemain lain. Namanya adalah Callum James Hudson-Odoi. Mulai mencuat saat pra-musim 2018/2019, Hudson-Odoi disebut sebagai salah satu talenta muda Chelsea paling potensial.
Dirinya sudah bersama tim senior Chelsea sejak 2017/2018 saat the Blues diasuh Antonio Conte. Namun saat itu Conte hanya memberikan pemain kelahiran 7 November 2000 itu tampil di empat pertandingan.
Setengah musim lebih diasuh Maurizio Sarri, jam terbang Hudson-Odoi bertambah secara signifikan. Tercatat hingga 7 Februari 2019, dirinya telah membela the Blues sebanyak 12 kali dengan total 608 menit. Dirinya mencetak gol Liga Europa dan menjadi bintang saat Chelsea bertemu Nottingham Forest di FA Cup.
Memiliki predikat sebagai juara Piala Dunia 2017 dan masih berusia di bawah 20 tahun, ia pun menarik minat Bayern Munchen. Die Roten seperti latah melihat kesuksesan Borussia Dortmund dengan Jadon Sancho sehingga terus mengincar Hudson-Odoi sekalipun pemilik jasa pemain keturunan Ghana tersebut berkali-kali mengatakan tak akan melepasnya.
Bayern begitu terbuka kepada media tentang kertarikan mereka kepada Hudson-Odoi. Mereka berharap dengan cara tersebut mereka bisa membuat penyerang muda Chelsea tidak kerasan di Stamford Bridge dan meminta hengkang ke Bayern.
Namun menurut pengamat sepakbola Jerman, Raphael Honigstein, hal tersebut menjadi senjata makan tuan untuk Bayern. “Mereka sangat aktif di media membicarakan Hudson-Odoi. Sangat agresif, mereka berharap hal itu bisa meyakinkan Hudson-Odoi”.
“Sayangnya, perlakuan Bayern membuat Chelsea tidak nyaman dan enggan melepas dia sekalipun ada rasa takut hal tersebut memberi atmosfer negatif di ruang ganti,” jelas Honingstein.
Hudson-Odoi diharapkan bisa menjadi pengganti Arjen Robben dan Franck Ribery yang sudah menua di Allianz Arena. Bayern memang sudah mencari pengganti Robben dan Ribery sejak dua bahkan tiga musim lalu.
Alphonso Davies Sebagai Pemain Ketiga
Hudson-Odoi bukan pemain kebangsaan Inggris pertama yang diincar oleh Bayern. Mereka pernah juga mengincar Demarai Gray dari Birmingham City di bursa transfer musim panas 2015. Tapi tidak ada realisasi, Gray bertahan di Birmingham pada musim panas sebelum akhirnya dilepas ke Leicester City enam bulan kemudian.
Pada 2017, mereka mendaratkan Kingsley Coman dan Serge Gnabry. Sayangnya, kedua pemain tersebut memiliki masalah yang sama dengan Ribery dan Robben: Rentan cedera.
Musim panas 2018, Bayern akhirnya kembali mencari pemain setipe Robben dan Ribery. Pemain asal Kanada, Alphonso Davies kemudian menjadi pilihan Bayern. Davies menjadi pemain termahal yang pernah dijual peserta MLS. Bayern harus mengeluarkan 22 juta dollar untuk menebus jasa Davies dari Vancouver Whitecaps pada 25 Juli 2018.
Namun dirinya baru mendarat di Allianz Arena saat bursa transfer musim dingin 2019 dibuka. Hanya beberapa hari sebelum rekor transfernya dipecahkan rekrutan Newcastle United, Miguel Almiron (27 juta).
Dirinya langsung diplot untuk mengisi tim utama Bayern karena kepala pelatih Die Roten, Niko Kovac merasa kemampuan Davies ada di atas rata-rata pemain muda Bayern. “Jika melihat tim U23 kami, kemampuan Davies tentu jauh lebih baik. Kami tak ragu untuk beri dia jam terbang jika memang bisa membantu tim,” kata Kovac.
Sial bagi Davies, debutnya bersama Bayern berujung dengan kekalahan. Tampil selama 13 menit menggantikan James Rodriguez, Davies harus melihat Bayern ditekuk 1-3 oleh Bayer Leverkusen di BayArena. Nasib Davies semakin parah setelah Coman dan Gnabry menjadi pahlawan Bayern di DFB Pokal melawan Hertha Berlin (7/2).
Digadang akan langsung mengatasi masalah sektor sayap Bayern dan penerus Robben oleh mantan rekan satu timnya di Whitecaps, Stefan Marinovic, Davies kini terancam jadi pilihan ketiga Niko Kovac.
Berharap Hudson-Odoi Jadi Jawaban
Chelsea sebenarnya sudah mendapat permintaan transfer dari Hudson-Odoi. Bayern juga telah memenuhi dana yang minta (35 juta paun). Tapi the Blues tetap mempertahankan jasa Hudson-Odoi dan menolak Bayern.
Pertarungan Chelsea dan Bayern untuk jasa pemain keturunan Ghana itu pun akan terus berlanjut setidaknya hingga bursa musim panas 2019. CEO Bayern Karl-Heinz Rummenigge berjanji akan kembali pada awal musim 2019/20 karena Hudson-Odoi adalah target utama Hasan Salihamidzic.
“Hasan sebagai direktur olahraga kami seperti jatuh cinta dengan kemampuan Hudson-Odoi,” kata Rummenigge. Salihamidzic menolak pernyataan berlebihan Rummenigge itu, tapi juga mengatakan bahwa dirinya yakin Hudson-Odoi tepat untuk Bayern.
“Hanya istri yang saya cintai. Namun, Hudson-Odoi merupakan pemain yang dibutuhkan Bayern. Saya yakin itu. Kami perlu bermain dengan baik, bahkan spektakuler, dan dirinya memberikan sesuatu yang spesial,” kata mantan gelandang Bosnia-Herzegovina tersebut.
Melihat keseriusan Salihamidzic, Rummenigge berjanji akan kembali untuk Hudson-Odoi. Penolakan yang ia terima selama musim dingin 2019 tidak membuatnya kapok. “Ini bukan pertama kalinya kami ditolak ketika mengincar seorang pemain. Hasan dan Bayern sudah sangat yakin dengan dia [Hudson-Odoi]”.
Arjen Robben bahkan ikut berkomentar soal calon penerusnya. “Dia adalah salah satu talenta muda terbaik di Eropa. Bagi pemain muda, semua prosesnya sama. Anda harus bermain di level tertinggi. Kemudian menjadi pilihan utama di tim tersebut. Jangan puas jika hanya mendapatkan sesuatu yang kecil atau minim,” kata Robben.
Akan banyak hal yang dapat terjadi hingga bursa transfer musim panas 2019 dibuka. Pihak Chelsea bisa saja melepas Hudson-Odoi ke Bayern, atau menjadikannya sebagai pengganti Eden Hazard yang sudah siap dilepas ke Real Madrid. Bisa juga mereka melepas keduanya untuk satu pengganti dengan nama besar. Hanya waktu yang bisa menjawab.
Akademi Lebih Baik dari Hudson-Odoi
Terlepas dari keberhasilan Bayern mendapatkan Hudson-Odoi di musim panas 2019. Die Roten tak akan bisa menjadikannya sebagai penerus Robben dalam waktu lama. Dirinya mungkin masih berusia 18 tahun. Namun, pemain seperti Robben dan Ribery sudah 10 tahun membela Die Roten.
Loyalitas itulah yang membuat mereka dianggap sebagai salah satu ikon klub meskipun sering diterpa cedera. Jika Hudson-Odoi dengan mudah meminta Chelsea menjual dirinya, sulit melihat dia setia kepada Bayern. Pemain-pemain yang setia pada Bayern, biasanya adalah mereka yang hidup di dalam sistem Bayern sejak usia dini.
Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir Bayern tidak peduli kepada pemain akademi. Menurut Transfermarkt, hingga 2018/19 ada 95 talenta diorbitkan Die Roten dari Bayern II dan U19. Namun hanya Thomas Muller dan David Alaba yang masih digunakan oleh Bayern. Sudah hampir 10 tahun mereka ada di tim utama Die Roten.
Nama-nama lain seperti Emre Can, Julian Green, dan Alessandro Schopf disia-siakan dan dijual ke tim lain. Sementara Mats Hummels harus membesarkan nama bersama Borussia Dortmund sebelum mendapatkan tempat di Allianz Arena.
Padahal ada masanya Bayern mengandalkan Samuel Kuffour dan Philipp Lahm. Ataupun Paul Breitner dan Sepp Meier. Jebolan akademi tersebut ditambah talenta-talenta dari tim Jerman lainnya membuat Bayern menjadi raksasa.
Ditodong Harga Mahal
Kondisi saat ini sudah berubah, peserta 1.Bundesliga lainnya seperti Leverkusen sudah menjauh dari Bayern. Mereka mulai enggan melepas talenta mereka ke Allianz Arena. Ucapan Rumminegge soal kegagalan transfer di percobaan pertama bisa mengacu ke Arturo Vidal saat masih berstatus pemain Leverkusen.
Vidal akhirnya membela Bayern setelah diboyong dari Juventus, salah satu rekan bisnis terbaik mereka di luar Jerman. Selain Si Nyonya Tua, AS Roma, Real Madrid, dan Barcelona juga sering mengirim talenta ke Allianz Arena. Hingga Februari 2019, ketiga sudah menjual tiga pemain ke Bayern.
Transaksi Bayern dengan mereka tidaklah murah. Juventus misalnya, mereka sejauh ini mendapatkan 58,9 juta paun dari Bayern untuk jasa dua pemain, Vidal dan Coman. Jauh lebih mahal ketimbang 29,39 juta paun yang mereka berikan ke Schalke untuk 10 pemain.
Menengok ke luar Jerman Bayern bukanlah kesebelasan paling tenar dan bergelimang piala. Ada kesebelasan-kesebelasan lain yang bisa jadi saingan. Hudson-Odoi sekalipun tidak hanya diminati oleh Bayern, tapi juga Liverpool.
Dengan situasi seperti ini, sangat sulit bagi Bayern bisa mendapatkan pengganti Robben dan Ribery ataupun pemain-pemain lain yang sudah satu dekade bermukim di Die Roten. Fokus kepada akademi akan menjadi jawaban terbaik untuk masalah Bayern.