Jangan Terlalu Cepat Merusak Kenangan Frank Lampard

Foto: Independent.co.uk

Keberhasilan Zinedine Zidane bersama Real Madrid membuat banyak pihak mulai berburu mantan pemain terbaik mereka untuk ditunjuk sebagai pelatih. Scott Parker di Fulham, AS Monaco menunjuk Thierry Henry, bahkan John Terry sempat dikabarkan akan langsung jadi manajer Aston Villa setelah gatung sepatu di divisi dua Inggris, Championship.

Jauh sebelum Zidane dipercaya menggantikan Carlo Ancelotti, sejatinya mantan pemain memang akan sering kembali ke kesebalasan yang pernah ia bela sebagai manajer. Entah itu Trevor Francis dan Steve Bruce di Birmingham City. Ataupun Diego Simeone di Atletico Madrid. Bahkan nama Johan Cruyff juga dikenang sebagai nakhoda Ajax Amsterdam dan Barcelona yang pernah ia bela saat bermain.

Tapi Zidane memberikan standard baru. Pep Guardiola dan Barcelona sebelumnya menjadi standard ekspektasi yang dimiliki mantan pemain ketika menangani kesebelasan dari masa lalunya. Kemudian tiga gelar Liga Champions secara beruntun meningkatkan harapan itu.

Sepanjang musim 2018/2019, salah satu mantan pemain yang dikaitkan akan kembali ke kesebelasan lamanya sebagai manajer adalah Frank Lampard. Suporter Chelsea tidak puas dengan apa yang mereka dapat dari Maurizio Sarri. Lampard yang baru memulai karier di Derby Couty akhirnya diminta untuk kembali.

Lampard sendiri sadar bahwa hal ini menjadi tuntutan karena suporter the Blues melihat Zidane di Real Madrid. “Saya membela Chelsea selama 13 tahun. Sangat mudah membawa memori masa lalu itu dan mengaitkan saya dengan mereka. Apalagi dengan Zidane di Real Madrid. Tapi saya masih memiliki kontrak tiga tahun di Derby County,” kata Lampard.

Lampard fokus pada the Rams. Namun hal itu tidak menghalangi media memasukkan nama dia di daftar calon pengganti Sarri bersama Eddie Howe (Bournemouth) dan Nuno Espirito Santo (Wolverhampton Wanderers). The Times pun mengatakan bahwa kontrak Lampard di Derby County bisa dibatalkan agar ia kembali ke Chelsea.

Klaim Times diawali dari keputusan pemilik Derby County, Mel Morris, yang membatalkan liburan dan uji coba pra-musim ke Dubai. “Mel Morris tidak jadi pengirim para pemain ke Dubai dan itu bukan keputusan yang diterima dengan baik oleh ruang ganti Derby County,” tulis Times.

Tidak Semua Bisa Seperti Zidane

Foto: RTE

Nama Lampard dikaitkan dengan mudah ke Chelsea. Tapi ada baiknya juga kita mengingat kondisi mantan pemain lain yang memorinya rusak karena menangani kesebelasan terbaik dari masa lalu mereka. Tidak semuanya Zidane. Bisa saja ada yang berakhir seperti Alan Shearer di Newcastle United.

Ketika Monaco menunjuk Henry sebagai pengganti Leonardo Jardim, mereka membuat sebuah video khusus. Mengingatkan publik bagaimana Titi Henry dapat disebut sebagai produk akademi terbaik Monaco sebelum Kylian Mbappe muncul. Harapan besar ada pada Henry. Apalagi Zidane baru memenangkan Liga Champions dan Didier Deschamps memberi gelar Piala Dunia kepada Prancis.

Sebagai salah satu alumni tim nasional Prancis di Piala Dunia 1998 layaknya Zidane dan Deschamps, ada gunung tinggi yang harus didaki Henry. Nyatanya, gunung itu terlalu tinggi sampai Monaco sempat terancam turun divisi ke Ligue 2.

Memang, tidak semuanya salah Henry. Tapi itulah salah satu contoh bagaimana kenangan manis dari seorang pemain bisa rusak ketika ia pindah menduduki kursi panas di pinggir lapangan. Ultras Monaco sampai beberapa kali rusuh di tengah laga.

Ultras Monaco! Mereka adalah kumpulan manusia yang hidup di salah satu negara paling makmur dunia dan masih rusuh bagai pendukung kesebelasan yang dibentuk dari pekerja dermaga atau pabrik baja!

Lihat AC Milan, dari Filippo Inzaghi ke Clerance Seedorf, hingga Gennaro Gattuso. Semua gagal mempertahankan warisan mereka sebagai pemain. Bahkan Gattuso berhasil angkat posisi AC Milan ke zona Liga Champions lagi masih dianggap sebagai manajer medioker.

Membantu dari Jauh

Foto: Sport Novi

Tidak semuanya bisa menjadi Cruyff, Guardiola, Zidane, Simeone, ataupun Simone Inzaghi. Menjaga warisan dan kenangan yang telah diberikan Lampard lebih lama lagi tidak bahaya untuk Chelsea. Apalagi jika mengingat Lampard terus memantau dan membantu the Blues dari kejauhan. Bersama the Rams, gelandang muda Chelsea, Mason Mount tampil prima.

“Saya melihat Mount di masa depan tim nasional Inggris. Dirinya sudah dibentuk di dalam sistem akademi yang bagus bersama Chelsea. Akademi Chelsea membuat pemain-pemain muda yang bisa beradaptasi hingga ke luar Inggris dan memiliki indera penciuman gol luar biasa. Saya akan sangat senang jika ia kembali ke Chelsea dan bermain di sana,” ungkap Lampard.

Tidak perlu terburu-buru meminta Lampard kembali ke Stamford Bridge untuk mengasuh tim. Lampard sendiri melihat Sarri sebagai nakhoda yang tepat untuk mantan timnya itu. “Bersama Napoli, Sarri memainkan sepakbola yang luar biasa. Tapi sialnya kemudian publik lebih fokus dengan terminologi Sarriball. Padahal Sarri sendiri pasti lebih fokus untuk raih kemenangan, apapun caranya,” kata pria yang 648 kali mengenakan seragam the Blues sebagai pemain.