“He’s coming home. He’s coming home. He’s coming..Daley’s coming home!”
Ajax Amsterdam meminjam lagu dari Lightning Seeds, ‘Football is home’ yang jadi slogan tim nasional Inggris sepanjang Piala Dunia 2018 untuk menyambut kedatangan Daley Blind. Pemain 28 tahun tersebut kembali ke Amsterdam Arena setelah empat tahun merantau ke Manchester.
Blind dijual Manchester United seharga 16 juta Euro, sedikit lebih murah dibandingkan saat dirinya dibeli The Red Devils dari Ajax (17.5 juta Euro). Blind memang jadi target utama Ajax di musim panas kali ini. Manajer Ajax Erik Ten Hag bahkan mengaku siap melakukan segala cara untuk memulangkan Blind.
“Blind merupakan pemain serba bisa dan penuh pengalaman. Dia kuat sebagai bek dan bisa menjadi pengontrol permainan bila diplot di tengah. Kami akan melakukan segala cara untuk membuat Blind pulang,” kata Ten Hag seperti dikutip Sky Sports.
Baca juga: Erik ten Hag Siap Datangkan Daley Blind ke Ajax
Hanya seminggu setelah ucapan Ten Hag itu dirilis berbagai media, Blind resmi pulang. Ia dikontrak empat tahun oleh Ajax dan Manchester United berpeluang mendapat tambahan dana jadi 20.5 juta Euro jika performa Blind mengesankan di Amsterdam.
Blind pertama mendarat di Manchester setelah dirinya diboyong Louis van Gaal. Padahal dia punya peluang untuk memilih FC Barcelona. Daley Blind mungkin bukan pemain yang mengesankan di mata pendukung Manchester United. Tapi dirinya punya popularitas cukup baik saat berseragam Ajax.
Salah Posisi
Pada 2013/2014, Blind tercatat sebagai pemain Ajax yang paling sering memotong bola (74). Hanya Michael Carrick yang lebih sering memotong bola dibandingkan Blind di kubu Manchester United pada musim tersebut. Raihan itu kemudian dipertahankan Blind di musim pertamanya bersama The Red Devils. Squawka mencatat Blind di 10 besar dalam urusan memotong bola selama Liga Premier 2014/2015 (81).
Kemampuan Blind untuk menjadi distributor bola juga tak perlu diragukan. Ia mencatat 88% operan akurat di musim pertamanya lebih dari Robin van Persie (85%) dan Angel Di Maria (79%). Blind juga menciptakan 15 peluang bagi Manchester United.
Seperti kata Ten Hag, Blind handal dalam bertahan dan juga mengatur aliran bola. Sayangnya, dia tak digunakan sesuai kemampuan terbaiknya. Lebih banyak bermain sebagai bek tengah di Manchester United, Blind kurang kebebasan untuk mengontrol bola dan membangun serangan.
Padahal Blind kembali membuktikan kualitasnya dengan bola di musim 2015/2016. Saat dia tercatat sebagai distributor bola terbaik yang dimiliki Manchester United. Melebihi catatan Juan Mata, Ander Herrera, ataupun Wayne Rooney.
Kemampuan Blind dalam bertahan memang cukup baik. Tapi dirinya lebih bisa bersinar jika diberi kesempatan mengontrol bola dan membantu penyerangan. Hal inilah yang tak ia dapatkan di Manchester United. Wajar apabila akhirnya ada yang beranggapan Blind tidak akan dirindukan oleh pendukung Manchester United.
Itu bahkan menjadi judul artikel Scott Patterson di ESPN FC. “Pendukung Manchester United Tidak Akan Terlalu Merindukan Blind”. Patterson bahkan menulis Blind sebagai warisan dari era van Gaal yang kurang bagus di Manchester United. Sama seperti sosok Maroune Fellaini yang adalah peninggalan David Moyes.
Sama seperti Fellaini, Blind tidak terlalu dihargai di Manchester United. Terlepas dari performanya, dirinya akan mengingatkan publik Old Trafford dengan Louis van Gaal. Apalagi selama ini Blind main di posisi yang kurang tepat.
Pengakuan Mourinho
Setelah Blind resmi dijual oleh Manchester United, Jose Mourinho mengaku kehilangan. Mourinho mengaku dirinya tak pernah melihat pemain yang lebih profesional dibanding Blind.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Blind atas apa yang telah ia beri untuk Manchester United sejak 2014. Selama 18 tahun karir manajerial saya, tidak ada pemain yang lebih profesional dibandingkan Blind. Baik di dalam ataupun luar lapangan. Saya sangat berterimakasih atas komitmennya selama dua musim terakhir,” kata Jose Mourinho.
Mourinho jarang terdengar melakukan hal ini sebelumnya. Jika ada pemain yang dia berikan ucapan selamat tinggal, mereka ada di level Didier Drogba, ataupun Ricardo Carvalho. Pemain yang selalu ia usahkan ada di timnya dan telah memberi banyak gelar dalam karir manajerialnya. Apa Blind ada di level tersebut?
Satu jenis pemain lagi yang Mourinho sesalkan untuk pergi adalah mereka yang bisa bersinar tanpa dirinya. Ini terjadi saat Kevin de Bruyne dan Mo Salah tampil impresif bersama klub masing-masing musim lalu. Mourinho mengaku dirinya tak punya niat untuk melepas keduanya. Tapi pemain-pemain itu membuktikan diri dan masih tidak bisa mendapat tempat di timnya. Mereka kemudian meminta hengkang. Mourinho hanya menyetujui hal tersebut demi perkembangan pemain tersebut.
Hal yang sama mungkin diterapkan pada Blind. Sebagai bek, Blind kurang leluasa untuk memaksimalkan potensinya. Sementara untuk main di lini tengah, saingan Blind terlalu banyak. Melepasnya adalah cara terakhir dan terbaik untuk kedua belah pihak.
Nasib Lindelof Terancam
Hampir setiap musim ada rumor bahwa Blind akan hengkang dari Old Trafford. Bahkan dia dikabarkan sempat menjadi incaran Inter Milan, AS Roma, dan FC Barcelona. Tapi Jose Mourinho baru berani melepas Blind setelah Manchester United mendapatkan jasa Victor Lindelof dari Benfica.
Sama seperti Blind, Lindelof adalah pemain tangguh serba bisa. Catatannya di Benfica sangat baik. Bukan hanya bertahan tapi juga mendistribusikan bola. Tapi sama seperti Blind, Lindelof lebih nyaman bermain sebagai gelandang dibandingkan bek. Dia bisa melepas umpan-umpan panjang atau terobosan yang mengancam pertahanan lawan.
Hal ini tak terlihat di musim pertamanya bersama Manchester United. Lindelof bahkan beberapa kali melakukan kesalahan di liini belakang. Penampilannya inkonsisten dan membuat dia dicap gagal. Jika Daley Blind, pemain yang sudah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, gagal untuk membuktikan diri di Old Trafford. Bagaimana Lindelof yang tergolong masih hijau?
“Blind adalah kunci di antara pertahanan dan lini tengah. Dirinya mengatur tempo dalam pertandingan,” kata Patrick Kluivert dikutip Talk Sport. “Blind pemain serba bisa, ia bisa dimainkan di belakang ataupun tengah. Blind bisa main di mana saja, termasuk Barcelona,” puji Ronald de Boer.
“Anda membutuhkan permainan dengan tempo tinggi, Blind harus ada di tengah. Teknik bermainnya sangat baik, ia sangat responsif terhadap bola,” kata Johan Cruyff.
Semua saran itu sudah diberikan oleh orang-orang yang mengenal Blind dan ternama di dunia sepak bola sejak awal Manchester United memboyong anak dari mantan pelatih tim nasional Belanda, Danny.
Blind adalah pemain langka, tak banyak pemain yang bisa menjadi pengatur serangan sekaligus membantu pertahanan Seperti Dalet Blind. Aad de Mos, mantan pelatih Ajax, bahkan menyamakan Blind dengan Phillip Lahm. “Sepak bola modern dibangun dari lini tengah. Lahm dan Blind membuktikan hal itu,” ungkap Mos, mengingat peran Lahm saat diasuh Pep Guardiola.
Sayang potensi dirinya dimaksimalkan oleh Manchester United. Semoga Mourinho tak melakukan kesalahan yang sama dengan Lindelof.