Kian Krusialnya Peran Pemain Bertahan

75 juta Paun bukanlah angka yang kecil meski nilai transfer pesepakbola kini mengalami inflasi. Akan tetapi, nilai itulah yang harus dikeluarkan Liverpool hanya untuk mendatangkan seorang Virgil Van Dijk dari Southampton.

Saat ini, sejumlah kesebelasan sudah menyadari pentingnya kekuatan pertahanan. Padahal, sebelumnya, pertahanan bukan sesuatu yang krusial. Mereka kerap memperbaiki sektor penyerangan atau lini tengah.

Soal lini pertahanan ini memang menjadi perhatian setelah Manchester City menggelontorkan 220 juta Paun dengan dua pemain termahal mereka adalah pemain bertahan: Kyle Walker dari Tottenham Hotspur senilai 57 juta paun dan Benjamin Mendy dari AS Monaco (51 juta paun). Sementara itu, Danilo didatangkan dari Real Madrid dengan transfer 30 Juta Paun.

Pep Guardiola memahami bahwa pemain belakang bukan cuma untuk bertahan, tapi menjadi awal dari serangan. Di sisi lain, Giorgio Chellini pernah mengkritik karena sulit buat pemain bertahan dari Italia untuk diminta membangun serangan. Ini juga sejalan dengan kultur Catenaccio di mana bertahan adalah salah satu kunci untuk meraih kemenangan. Padahal, filosofi Catenaccio dan sepakbola tiki taka ala Guardiola sebenarnya mirip: memiliki pertahanan yang baik untuk meraih kemenangan.

Terlepas dari harga transfer pemain yang gila-gilaan di lantai bursa, sosok defender kini menjadi hal yang krusial bagi tim. Selain City yang kokoh dipuncak klasemen, klub lain yang merasakan dampak langsung dari adanya sosok bertahan yang baik musim ini adalah Napoli.

Matangnya Kalidou Koulibaly di lini pertahanan Napoli sukses membawa Napoli bercokol di puncak klasemen. Hingga pekan ke-22. Napoli unggul 1 poin atas Juventus. Napoli baru kebobolan 14 gol dari 22 pertandingan tersebut.

Nama Koulibaly sendiri pun mulai dilirik tim besar seperti Real Madrid dan PSG untuk memperkuat lini pertahanan mereka. Menurut Transfermarkt, nilai Koulibaly saat ini ditaksir senilai 36 juta paun. Padahal Napoli hanya memborong Koulibaly dengan mahar 7,2 juta paun.

Selain Napoli, SS Lazio memang tak begitu handal dalam bertahan dengan kebobolan 27 gol atau terbanyak ketimbang kesebelasan lima besar lainnya. Akan tetapi, justru lini pertahanan yang digalang Stevan De Vrij, Jordan Lukaku, atau Dusan Basta, yang menjadi awal serangan balik Lazio. Daniel Basta dan Jordan Lukaku merupakan sosok krusial dalam membangun serangan, dengan total telah mencetak 12 asis hingga pekan ke-19.

Bergeser ke Jerman, pemuncak klasemen musim ini, Bayern Munich, bahkan sejak musim lalu mengincar Niklas Sule dari TSG Hoffenheim. Sule dianggap sebagai bek tengah masa depan Jerman, ditebus dengan angka 21 juta paun.

Kedigdayaan Munich sejak beberapa musim lalu adalah buah dari pelajaran berharga, pasca kegagalan mereka meraih gelar Bundesliga 2011-2012 lalu. Regenerasi yang cukup lambat di lini belakang membuat klub harus membayar mahal kegagalan mereka.

Munich waktu itu masih mengandalkan sosok Daniel Van Buyten yang sudah uzur. Untungnya, Bayern tertolong dengan hadirnya Jerome Boateng, dan baiknya performa Manuel Neuer di pos penjaga gawang. Pada musim tersebut, Munich gagal meraih gelar apapun. Pasca kegagalan tersebut, Munich menyiapkan pengganti di sosok bertahan dengan membeli pemain belakang mumpuni.

Kini tiap klub berlomba-lomba membenahi lini belakang. Sepakbola modern kini membutuhkan lini pertahanan untuk meraih kesuksesan, entah pola permainan “parkir bus”, yang sering dikeluhkan sejumlah pelatih.

Dalam skema parkir bus, diperlukan deretan pemain bertahan yang cukup mumpuni dan mampu konsisten selama permainan berlangsung. Mourinho menunjukkan itu, ketika menangani Inter Milan ataupun Chelsea. Hal ini menunjukkan bahwa pemain bertahan juga menentukan hasil akhir sebuah permainan.

Menarik menunggu apakah Ballon d’Or selepas didominasi antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, akan muncul sosok pemain bertahan, seperti era 2006 lalu, ketika Cannavaro meraih gelar tersebut?

Melihat fenomena tersebut, harga-harga tinggi untuk pemain bertahan masih akan menjadi tren, mengingat skema serangan dari belakang masih kompeten hingga beberapa musim ke depan.