Madura United dan Lini Serang yang Menjanjikan

Foto: Liga-Indonesia.id

Jika ada satu tim yang patut diwaspadai di ajang Liga 1 2019 ini, tim itu adalah Madura United.

Hasil dari transfer besar-besaran yang mereka lakukan pada bursa transfer mulai membuahkan hasil. Sampai saat ini, dari tiga laga yang sudah dilakoni di Liga 1 2019, Madura United sudah membukukan sembilan poin. Artinya, dari tiga laga, Madura United sama sekali tidak tersentuh kekalahan.

Raihan sembilan poin dari tim berjuluk ‘Laskar Sape Kerrap’ tersebut makin kinclong jika dibalut statistik yang mereka catatkan. Dari tiga laga, Madura United hanya kebobolan 1 gol dan sudah memasukkan 9 gol. Tak heran jika saat ini mereka masih bercokol di papan atas klasemen sementara Liga 1 2019, mengungguli Bali United dan PSM Makassar.

Lalu, apa resep di balik moncernya Madura United di musim 2019 ini? Salah satunya adalah lini serang mereka yang tajam.

Lini Serang Madura, Berisikan Para Pemain Ternama

Jelang musim 2019 ini, selain membeli pemain-pemain potensial macam Muhammad Ridho, Zulfiandi, Fandry Imbiri, dan Jaimerson da Silva, Madura juga melakukan perombakan di lini serang. Beberapa nama mentereng mereka datangkan, dan mereka bukanlah nama-nama sembarangan.

Ada Andik Vermansah yang sukses digaet dari Kedah FA. Awalnya, Andik diberitakan akan kembali ke Persebaya Surabaya, namun, nilai transfer yang tidak sesuai membuat pemain Timnas Indonesia tersebut akhirnya menyeberang ke Madura United.

Tidak cuma mendatangkan Andik, Madura juga mendatangkan Aleksandar Rakic dan Alberto ‘Beto’ Goncalves. Dua nama ini memiliki catatan apik di klub mereka sebelumnya. Beto merupakan pemain yang rutin menyumbang gol bagi Sriwijaya FC. Selama dua musim, yakni 2017 dan 2018, ia berhasil mencetak 33 gol bagi Sriwijaya dari 58 laga.

Sedangkan Rakic datang ke Madura dengan status sebagai pencetak gol terbanyak Liga 1 2018. Ia sukses membukukan 21 gol bersama PS Tira, meski PS Tira hampir terdegradasi pada musim tersebut. Nilai pasarnya, dilansir Transfermarkt, mencapai 270 ribu euro, atau sekira 4,3 miliar rupiah.

Kehadiran tiga pemain ini, ditopang oleh nama-nama lawas macam Greg Nwokolo maupun Slamet Nurcahyo, membuat lini penyerangan Madura semakin bertaji. Apalagi, mereka berada di bawah asuhan Dejan Antonic, sosok yang pernah membawa Pelita Bandung Raya (PBR) menjejak babak semifinal Liga Super Indonesia 2014.

Dengan bertumpuknya para pemain apik ini di lini depan, menarik untuk melihat, bagaimana caranya Dejan Antonic mengoptimalkan lini serang Madura?

Menilik Cara Kerja Lini Serang Madura United

Dari segi formasi dasar, terlihat bahwa Madura acap menggunakan pakem 4-3-3. Pakem ini memang merupakan pakem khas dari Dejan Antonic kala ia masih menukangi PBR, Persib, maupun Borneo FC. Sempat dianggap akan gagal, pakem 4-3-3 ini justru memaksimalkan kemampuan semua pemain serang Madura.

Greg, Beto, dan Rakic adalah tiga pemain depan yang kerap dipasang oleh Dejan Antonic di tiga laga awal Madura. Meski ketiganya memiliki kemampuan yang sama rata untuk mencetak gol, nyatanya ketiga pemain depan tersebut mampu tampil cair dan saling mengisi. Tidak ada hawa egosentris yang tampak dari ketiganya.

Dalam membongkar lini pertahanan, baik itu Greg, Rakic, dan Beto tidak segan untuk saling memberi ruang. Rakic kerap mundur sampai area sepertiga akhir, sedangkan Beto dan Greg lebih banyak menarik perhatian lawan di sisi sayap. Hal ini kerap membuat perhatian bek lawan terpecah.

Kemudian, untuk perkara mencetak gol, siapapun bisa jadi pelakunya. Dari ruang-ruang yang terbuka tersebut, antara Rakic, Greg, maupun Beto, bisa menyelusup untuk menyelesaikan peluang. Alhasil, catatan gol ketiganya sejauh ini terbilang seimbang. Beto sudah menyumbang tiga gol, sedangkan Rakic dan Greg masing-masing menyumbang dua gol.

Tidak egoisnya ketiga pemain itu membuat lini serang Madura semakin hidup. Lalu, bagaimana jika ketiganya dimatikan? Barito Putera pernah mencoba melakukan ini. Pada laga pekan kedua Liga 1 2019, mereka pernah coba menghentikan suplai bola ke lini depan dengan cara melakukan tekanan lebih dini.

Hal itu membuat penyerangan Madura sedikit tersendat, sehingga mereka sempat kesulitan mencetak gol. Saat itu, ada alternatif yang diambil Madura: membuat Andik lebih maju ke depan. Hasilnya, Andik menjadi pencetak gol tunggal kemenangan Madura di laga tersebut. Lini tengah Madura ternyata mampu menjadi opsi lain saat penyerangan alami kebuntuan.

Bukan cuma Andik saja, ada sosok Slamet yang bisa juga jadi pencetak gol. Torehan satu gol di laga lawan Persela jadi bukti jika ia masih belum habis. Dengan begini, Madura pun memiliki pilihan lain ketika lini depan mereka dihentikan. Total 9 gol sejauh ini–terbanyak di antara kontestan Liga 1 2019 lain–, jadi sebuah bukti tersendiri.

***

Dengan lini serang yang menjanjikan ini, dipadukan dengan pertahanan apik yang digalang Jaimerson dan Fachruddin Aryanto, plus Zulfiandi selaku metronom, membuat Madura jadi salah satu tim berbahaya di Liga 1 2019. Mereka pun jadi salah satu kandidat peraih gelar Liga 1 2019 musim ini.

Namun, perlu dicatat bahwa ini masih awal musim. Konsistensi diperlukan oleh Madura jika mereka ingin meraih gelar. Jangan sampai kejadian di ajang Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016 terulang, kala inkonsistensi memupus asa juara mereka di akhir musim.

Apalagi di musim ini, Madura juga belum berhadapan dengan tim-tim dengan pertahanan rapat macam Semen Padang. Lini serang PSM yang tajam saja bisa mereka hentikan dengan skema pertahanan apik, menutup ruang-ruang gerak para pemain. Ini yang membuat PSM kesulitan dan hanya mampu mencetak satu gol.

Intinya, konsistensi dan inovasi dalam serangan harus terus dikembangkan Madura. Lini serang yang berisikan Greg, Beto, dan Rakic, semestinya bisa dimodifikasi dan dimanfaatkan sedemikian rupa.