Markel Susaeta, Korban Revolusi Athletic Bilbao

Foto: AS.com

Tampil lebih dari 500 pertandingan bagi Athletic Club, Markel Susaeta dipastikan hengkang dari San Mames pada musim panas 2019. Setelah menghabiskan 22 tahun membela satu kesebelasan, kontrak Susaeta tidak diperpanjang oleh Los Leones. Ia pun harus menerima kenyataan bahwa dirinya ditendang dari klub kesayangannya itu.

“Saya tidak tahu ke mana akan berlabuh musim depan. Saya masih ingin bermain. Namun semua orang tahu bahwa saya adalah orang yang ingin dikenal sebagai pemain yang hanya membela satu kesebelasan, Athletic Bilbao. Sayangnya, hal itu tidak terjadi,” kata Susaeta.

“Izinkan saya untuk tidak berbicara lebih jauh lagi soal ini. Semua tahu bahwa saya bukan sosok yang senang berada di halaman depan koran. Saya lebih baik merahasiakan berbagai hal dibandingkan menjadi pusat perhatian,” lanjutnya.

Masa depan Susaeta sudah jadi pertanyaan setidaknya sejak musim panas 2018. Terakhir menandatangani kontrak bersama Athletic di 2016, perpanjangan yang tak kunjung datang menimbulkan pertanyaan. Marca sempat mengangkat isu ini di Januari 2019, tapi Susaeta lebih fokus untuk membantu Athletic Club naik ke habitat mereka, zona kualifikasi Eropa.

“Sampai saat ini belum ada yang menghubungi saya soal perpanjangan kontrak. Jika ada kabar terbaru akan saya sebarkan. Untuk saat ini fokus saya adalah membantu klub lewati masa-masa sulit ini,” kata Susaeta.

Disingkirkan Garitano

Foto: Athletic Club

Los Leones saat itu sedang berada di situasi sulit. Duduk di zona merah klasemen La Liga, sampai-sampai ada isu bahwa mereka akan menghapus kebijakan transfer khusus pemain Basque yang selama ini identik dengan klub.

Isu tersebut tentu dibantah oleh pihak klub. Sayangnya, Susaeta yang merupakan pemain paling berpengalaman di San Mames tidak lagi mendapatkan tempat utama di paruh kedua musim. Pergantian nakhoda dari Eduardo Berizzo ke Gaizka Garitano membuat dirinya jadi penghangat bangku cadangan. Sekalipun masih berstatus kapten Athletic Club.

Garitano berhasil mengangkat posisi, kembali jadi pesaing tiket Liga Europa 2019/2020. Dengan dua laga tersisa, Les Leones hanya terpaut lima poin dari Valencia CF yang duduk di peringkat lima klasemen sementara.

Namun, kontribusi Susaeta dalam keberhasilan itu sangatlah minim. Tidak pernah bermain selama 90 menit penuh untuk Garitano. Wajar Susaeta tidak mendapatkan perpanjangan kontrak. Apalagi Athletic Club bisa dibilang tengah memasuki era baru.

Efek Laporte dan Kepa

Foto: Reddit

Dulu, mereka bukanlah kesebelasan yang gemar mendistribusikan pemain ke kesebelasan-kesebelasan lain. Itu mengapa mayoritas pemain Les Leones memiliki jumlah penampilan yang sangat banyak bersama klub. Javi Martinez yang dijual ke Bayern Munchen di musim panas 2012 bahkan bisa memiliki 250 penampilan bersama Athletic Club.

Kondisinya berubah setelah Aymeric Laporte dan Kepa Arrizabalaga pergi meninggalkan San Mames. Kepa diboyong Chelsea dengan dana 80 juta euro. Tercatat penjaga gawang termahal, mengalahkan Alisson dan Gianluigi Buffon.

Sementara Laporte dibeli Manchester City seharga 65,2 juta euro. Membuat ia jadi salah satu bek termahal dunia. Hanya kalah dari Lucas Hernandez dan Virgil van Dijk. Setidaknya hingga musim 2018/2019 berakhir.

Saat ini, Inaki Williams yang memiliki klausal pelepasan 108 juta euro mungkin menjadi pemain termahal Athletic Club. Klausal pelepasan setiap pemain Los Leones selalu tinggi. Tapi tak ada pemain yang memiliki klausal setinggi Williams. Iker Muniain bahkan menolak keberedaan klausal tersebut di kontrak barunya.

Muniain mengaku keputusannya untuk tidak memiliki klausal pelepasan dikarenakan dirinya ingin terus membela Athletic Club. “Saya tidak memiliki klausal tersebut karena tidak ada kesebelasan lain selain Athletic,” kata Muniain.

Faktanya, Muniain pernah jadi incaran Liverpool dan Manchester City. Tapi the Citizens hanya ingin mengeluarkan 18 juta euro untuk Muniain. Jauh dari klausal pelepasan yang dipatok Athletic, 35 juta euro.

Menyelamatkan Talenta dari Godaan

Foto: El Desmarque

Hanya memiliki Inaki Williams yang bisa memecahkan rekor Kepa, Athletic Club bersiap untuk melakukan regenerasi. Pada 2018/2019, Athletic merupakan salah satu kesebelasan dengan rataan umur tertua di La Liga (28th). Hanya Villarreal, SD Huesca, dan Eibar yang punya rataan lebih tua dibandingkan mereka.

Dari 26 pemain yang digunakan sepanjang musim, sembilan di antara mereka sudah kepala tiga. Total, enam pemain jebolan akademi Athletic yang lahir pada tahun 80-an masih membela klub, termasuk Susaeta (1987).

Demi memunculkan nama-nama baru yang bisa didistribusikan ke kesebelasan lain dengan harga mahal di masa depan, tiga di antara mereka tidak diberikan perpanjangan kontrak. Susaeta, Mikel Rico, dan Ander Iturraspe. Terlepas kesetiaan mereka, sudah saatnya Les Leones mengorbitkan pemain-pemain muda.

Kabarnya, Gaizka Larrazabal, Asier Villalibre, dan Peru Nolaskoain, akan diorbitkan pada musim 2019/2020. Larrazabal memiliki posisi yang sama dengan Susaeta. Nolaskoain berpeluang mengisi pos Rico dan Iturraspe. Sedangkan, Villalibre dapat menjadi pelapis Aritz Aduriz yang juga sudah menua.

Ketiga nama itu sudah diincar oleh berbagai kesebelasan di penjuru Eropa. Villalibre diincar Sporting CP. Peru Nolaskoain masuk radar Newcastle United. Sementara Larrazabal hampir direbut tetangga, Eibar dan Alaves. Sebelum mereka semua pergi, akan lebih baik untuk menggunakannya di tim utama.

Mengangkat nama dan harga ketiganya. Sekalipun itu berarti Athletic harus melepas Markel Susaeta yang sudah banyak berjasa bagi mereka.