Mempertanyakan Keputusan Beckham Membuat Kesebelasan di Miami

Nama David Beckham sebagai superstar dalam dunia sepakbola tidak perlu diragukan. Citranya sebagai pemain kelas atas sekaligus sosok yang glamor, menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya. Namun, tepatkan pilihan Beckham dengan membuat kesebelasan Futbol Miami?

Januari 2018 lalu, Beckham resmi mengajukan proposal untuk membuat tim sepakbola profesional dari Miami untuk berlaga di MLS. Don Garber selaku Commissioner MLS, mendukung adanya pembentukan tim dari Miami untuk bisa berlaga di MLS. Bahkan Garber menyempatkan diri untuk hadir di acara peresmian klub bernama Futbol Miami tersebut.

Dukungan datang dari artis papan atas. Selena Gomez, Jay-Z, JLo, hingga DJ Khaled, membuat video berisi dukungan untuk David Beckham membuat kesebelasan sepakbola dari Miami. Neymar dan Usain Bolt tidak lupa mengucapkan selamat atas peresmian klub. Sayangnya, keraguan yang hadir juga tidak kalah besar.

Miami terletak di bagian selatan Florida yang merupakan kota terkaya di Amerika Serikat. Miami adalah sebuah kota metropolis dan menjadi pusat dari bisnis, teknologi, dan media. Potensi mendirikan klub sepakbola jelas ada dengan banyaknya investor lokal maupun internasional yang ada di Miami. Namun, apakah mereka berminat memberikan investasi ke sebuah klub sepakbola?

Tantangan lain datang dari calon suporter mereka. Miami sejatinya merupakan sebuah kota yang cukup fanatik dengan sepakbola. Ini terbukti pada gelaran ICC Cup 2017 lalu di mana 67.000 penonton hadir menyaksikan partai pra musim antara Real Madrid menghadapi Barcelona di NRG stadium.

Di Miami sendiri, terdapat perkumpulan suporter sepakbola dengan nama Southern Legion. Kelompok ini beranggotakan para suporter sepakbola dari berbagai klub. Uniknya, lewat Max Ramos-Paez, Southern Legion mendukung namun mempertanyakan konsep klub itu sendiri.

“Kami mendukung dan merasa hal ini penting bagi kami. Tapi ini bukan tentang stadion. Ini tentang identitas klub. Juga ‘apakah kami akan menang atau hanya ingin menghibur kami?”

Selain itu, stadion yang akan dibangun dengan kapasitas 25.000 penonton bukanlah hal mudah. Miami, meskipun rencana pembangunan ini masih ditangguhkan, banyak yang meragukan adanya tempat yang cukup untuk membangun stadion sepakbola. Kriminalitas yang juga cukup tinggi di Miami adalah faktor yang juga harus diperhitungkan Beckham untuk membangun stadion.

Faktor utama yang membuat keraguan akan berdirinya klub sepakbola di Miami adalah iklim olahraga yang kurang baik dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan survei, tiga olahraga paling popular di Amerika Serikat adalah American Football (NFL), Basket (NBA) dan Baseball (NBL). Di Miami, tiga olahraga ini diwakili masing-masing klub unggulan: Miami Dolphins di American Football, Miami Marlins di Baseball, dan Miami Heat di Basket.

Tiga klub olahraga ini dalam satu dekade terkahir memiliki prestasi yang kurang baik di kompetisi mereka masing-masing. Miami Dolphins misalnya terakhir mencapai Superbowl pada 1984. Miami Marlins tidak lebih baik. Sejak berganti nama dari Florida Marlins menjadi Miami Marlins, mereka belum pernah satu kali pun masuk babak World Series, bahkan mencatatkan penonton paling sedikit kedua di MLB. Hanya Miami Heat yang memiliki prestasi cukup baik dengan dua gelar NBA dalam 10 tahun terakhir dan sukses menembus empat babak final.

Meskipun demikian, Beckham adalah sosok terkenal di Miami. Sumbangsihnya kepada naiknya pamor MLS sendiri memang tidak perlu diragukan. Namun, menurut Profesor Jordan Korbitz dari Sport Management Department SUNY Cortland, menjelaskan adanya potensi yang bisa berubah menjadi mimpi buruk bagi Beckham di Miami.

“Beckham adalah sosok yang terkenal di Miami. Sistem MLS sendirilah yang bisa menjadi mimpi buruk. MLS adalah sesuatu yang sangat rapuh. Don Garber dan rekan-rekannya adalah sosok yang berkuasa. Ini adalah model bisnis dengan sistem keberlanjutan yang buruk, sistem tunggal yang buruk. MLS adalah bisnis waralaba yang berarti Beckham juga memiliki saham di MLS seperti waralaba lainnya. Seperti Nestle atau General Motors,” kata Prof. Korbitz dikutip dari independent.

Pemasukan MLS sendiri 80 persennya berasal dari suporter yang hadir. Memang, dalam 12 tahun terakhir MLS mencatat 43 persen kehadiran penonton di Stadion. Akan tetapi dalam sepakbola modern, sumber pendapatan terbesar kini berasal dari siaran televisi. Di sisi lain, MLS belum memiliki program broadcasting yang baik. Mereka masih kalah dibanding dengan MLB, NBA dan NFL. Itulah yang menyebabkan banyak pihak meragukan keberlanjutan MLS sebagai bisnis.

Beckham kini menatap waralaba berupa klub sepakbola yang sedang dibangunnya di Miami. Sejauh ini Miami hanya memiliki klub sepakbola yang berkompetisi di divisi 2 Amerika bernama Miami FC, yang sahamnya dimiliki oleh legenda AC Milan, Paolo Maldini.

Tantangan dan peluang yang akan dihadapi David Beckham akan menjadi sebuah hal yang menarik, bagi persepakbolaan di Amerika Serikat. Nama besar Beckham, Miami sebagai kota penting di Amerika Serikat, adalah kombinasi tepat untuk membangun klub. Namun, dengan tantangan yang dihadapi, apakah Beckham akan sukses mendirikan klub yang ditargetkan berkompetisi di MLS 2021 mendatang?