Menanti Ballon d’Or untuk Virgil van Dijk

Foto: Talksport.com

Musim 2018/2019 di mayoritas divisi tertinggi Eropa baru berakhir. Liga Champions sebagai kompetisi paling prestisius di Benua Biru resmi menobatkan juara baru, Liverpool, setelah tiga tahun berturut-turut dijuarai oleh Real Madrid.

The Reds mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 di partai puncak. Mengobati rasa sakit yang mereka terima semusim sebelumnya saat ditekuk Los Blancos 1-3 di Kyiv. Liverpool unggul cepat di menit kedua berkat hadiah penalti kontroversial dari wasit Damir Skomina.

Lalu, tiga menit sebelum waktu normal berakhir Divock Origi mengunci gelar the Reds dengan sepakan keras ke pojok kiri bawah gawang Hugo Lloris. Namun bukan Mo Salah atau Origi yang dinobatkan menjadi pemain terbaik dalam laga tersebut. Melainkan bek Liverpool, Virgil Van Dijk.

Menurut data Opta (via FOTMOB), Van Dijk menyentuh bola sebanyak 40 kali sepanjang 90 menit. Ia memenangkan duel udara tiga kali, mengembalikan penguasaan bola untuk the Reds empat kali, dan membersihkan daerah pertahanan dari peluang berbahaya lima kali.

Catatan tersebut sebenarnya kalah dibandingkan raihan Joel Matip yang menyentuh bola 44 kali dan membersihkan daerah pertahanan dalam 14 kesempatan berbeda. Tapi Van Dijk tetap dinobatkan sebagai pemain terbaik. Bahkan Van Dijk sendiri mengakui bahwa dirinya tidak terlalu banyak bekerja selama melawan Tottenham.

“Tottenham tidak membuat banyak peluang di babak pertama. Apalagi kami berhasil mendapatkan gol dalam waktu singkat. Itu sangat membantu pekerjaan di belakang. Ketika babak kedua dimulai dan Tottenham bermain secara kreatif, pekerjaan semakin sulit. Tapi pada akhirnya kami yang menjuarai Liga Champions,” kata van Dijk.

Sejak didaratkan dari Southampton, Van Dijk memang menjadi kunci di pertahanan the Reds. Sepanjang 2018/2019 saja, ia bermain 50 kali di semua kompetisi. Hanya Alisson Becker (51) dan Salah (52) yang lebih sering merumput. Menit bermain Van Dijk (4.465′) bahkan lebih banyak dibandingkan Salah (4.342).

Berperan krusial dan meraih gelar Liga Champions sebagai piala pertamanya di Liverpool, pertanyaan pun muncul: Apakah van Dijk akan memenangkan Ballon d’Or di akhir tahun?

Ancaman Lionel Messi

Foto: NRT Sport TV

Jika bertanya kepada Kepala Pelatih Belanda Ronald Koeman, jawabannya tentu: Ya. “Sudah saatnya penghargaan itu diberikan kepada seorang bek. Van Dijk layak jadi pemenang. Sekalipun Lionel Messi pemain terbaik saat ini, ia perlu gelar apabila ingin memenangkan Ballon d’Or,” kata Koeman.

Messi dan Barcelona menjuarai La Liga pada 2018/2019, tapi perjalanan mereka di Liga Champions dikandaskan oleh Liverpool serta Van Dijk pada semi-final. Bahkan the Reds berhasil membalik keadaan dengan agregat 4-3 setelah lebih dulu tertinggal 0-3 di laga pertama.

Pada 2018, Messi gagal mempertahankan status sebagai peraih Ballon d’Or setelah ditekuk Prancis di semi-final Piala Dunia. Luka Modric yang mengakhiri masa kejayaan Messi juga sempat mengalahkan La Pulga dengan skor 3-0 di fase grup. Melangkah hingga final Piala Dunia dan sebuah piala Liga Champions memberikannya status pemain terbaik di Eropa.

Tapi sudah 13 tahun berlalu sejak seorang bek menyandang status pemain terbaik di Eropa. Dalam periode itu juga, standard Ballon d’Or sepertinya mengalami perubahan.

Ketika Fabio Cannavaro mendapat penghargaan tersebut 13 tahun lalu (2006), ia adalah juara dunia bersama Italia. Mengalahkan Ronaldinho yang menjuarai Liga Champions dan La Liga bersama Barcelona. Cannavaro juga menjuarai Serie-A, namun gelar itu dihapus setelah kasus pengaturan skor yang menyelimuti Juventus.

Jika melihat penilaian dalam beberapa tahun terakhir, Ronaldinho seharusnya menjadi peraih Ballon d’Or. Kondisinya mirip dengan Manuel Neur dan Cristiano Ronaldo di 2014. Meski Neuer memenangkan Piala Dunia, Ronaldo mengangkat La Decima bersama Los Blancos dan memecahkan rekor topskorer Liga Champions. CR7-pun mengalahkan Neuer.

Messi vs Van Dijk

Foto: Give Me Sport

Membandingkan performa Messi dan Van Dijk bukanlah hal yang setara. Mereka berdua dinilai dari sisi yang berlawanan. Messi seorang penyerang, sementara Van Dijk adalah bek. Tapi secara kasat mata, keduanya sama-sama berperan krusial dalam tim mereka.

Tanpa Messi, Barcelona mungkin akan lebih terpuruk di bawah asuhan Ernesto Valverde. Mantan nakhoda Athletic Bilbao itu bahkan mengakui dirinya bergantung pada Messi.

“Jelas kami bergantung pada Messi. Kesebelasan apapun juga akan sama. Kami selalu berusaha menang. Namun, Messi sangat krusial untuk gaya permainan Barcelona. Dia disebut pemain terbaik dunia bukan tanpa alasan,” kata Valverde.

Sementara Van Dijk memperbaiki rekor pertahanan Liverpool. Memang bukan dia seorang, tapi dirinya adalah bagian penting dari tim asuhan Jurgen Klopp.

Bagaimana the Reds yang sebelumnya bobol 42 kali di Premier League 2016/2017. Mulai membaik jadi hanya kebobolan 38 kali di musim berikutnya, dan pada 2018/2019 mereka hanya bobol 22 kali. Van Dijk pun tak pernah absen dari partai Premier League 2018/2019.

Van Dijk adalah pemain dengan peluang terbaik untuk mengembalikan Ballon d’Or kepada barisan belakang. Bek legendaris Italia, Franco Baresi, bahkan menyebut Van Dijk sebagai salah satu pemain belakang terbaik saat ini.

“Sulit apabila harus membandingkan Van Dijk dengan Paolo Maldini atau Cannavaro, yang jelas dia dan Matthijs de Ligt adalah bek terbaik saat ini. Liverpool sukses memperlihatkan kemajuan signifikan dalam beberapa musim terakhir. Van Dijk adalah alasan utamanya,” kata Baresi.

Peran Krusial Negara

Foto: The Boot Room

Tapi Van Dijk sendiri ragu dirinya akan memenangkan Ballon d’Or. “Saya tentu tidak akan menolak [Ballon d’Or]. Tapi Messi adalah pemain terbaik saat ini. Sekalipun dia tidak lolos ke final Liga Champions, dia yang terbaik,” aku Van Dijk.

Wajar Van Dijk melempar pujian besar kepada Messi. Musim ini, La Pulga adalah pencetak gol terbanyak di Liga Champions (12). Kandidat utama sepatu emas Eropa dengan 36 gol di La Liga. Pemain yang paling sering menciptakan peluang di Liga Champions (9) ataupun La Liga (34). Serta memecahkan berbagai rekor seperti jumlah kemenangan dan gol di La Liga.

Masih ada enam bulan lagi sebelum penghargaan Ballon d’Or resmi diberikan para jurnalis dan pemain. Siapa yang memenangkan Ballon d’Or mungkin akan ditentukan di kompetisi antar negara.

“UEFA Nations League mungkin hanya piala kecil. Tapi tetap saja piala. Jika Belanda bisa keluar sebagai juara Van Dijk berpeluang meraih Ballon d’Or. Menurut saya, Messi, Mane, dan Van Dijk adalah tiga kandidat utama. Mane bermain di Africa Cup of Nations. Messi di Copa America. Van Dijk di UEFA Nations League. Itu bisa jadi penentuan,” ungkap mantan nakhoda Manchester United, Jose Mourinho.