Sejak promosi pada 2014 silam, Perseru tampak ditakdirkan untuk selalu berada pada papan bawah kompetisi liga. Satu-satunya momen mereka ada pada papan atas terjadi pada QNB League 2015. Kala itu, mereka ada di peringkat keenam sebelum kompetisi dihentikan akibat hukuman dari FIFA.
Ketika kompetisi resmi mulai bergulir dengan tajuk Liga 1, nasib Perseru bahkan ditentukan pada pekan terakhir kompetisi. Selalu menang pada pekan terakhir dalam dua musim berturut-turut membuat mereka selalu selamat dari jerat degradasi. Perseru menang mengejutkan 2-0 di kandang Persib Bandung pada musim 2017, sedangkan pada musim 2018 lalu giliran Persipura yang menjadi korban kejutan pekan terakhir kesebelasan yang sebelumnya bermarkas di Serui ini.
Pada kompetisi 2019, nasib mereka nampak belum berubah. Papan bawah menjadi habitat yang harus dirasakan sepanjang musim. Meski telah berganti wajah dan nama menjadi Perseru Badak Lampung FC, namun tim ini tetap saja kesulitan untuk melepas label sebagai calon kuat untuk terdegradasi ke Liga 2 pada akhir musim.
Hingga pertandingan ke-27, Perseru memang masih berada pada peringkat ke-15. Namun selisih poin mereka hanya berbeda tiga angka saja dari penghuni peringkat terakhir, Semen Padang. Kemenangan PSIS (peringkat ke-14) dari Bali United beberapa waktu lalu membuat jarak mereka menjauh menjadi tiga angka.
Dalam dua pertandingan terakhir, kesebelasan asuhan Milan Petrovic ini sebenarnya meraih hasil positif. Mereka menang dengan skor 4-3 melawan Arema FC dan berhasil mencuri satu poin di markas Borneo FC. Akan tetapi, dalam empat laga sebelumnya tim ini tidak pernah meraih hasil positif dan selalu menderita kekalahan baik di kandang maupun tandang. Hal ini yang membuat posisi mereka terus melorot dan kembali terancam masuk zona degradasi saat musim mulai mendekati garis akhir.
“Kami harus punya tekad untuk bertahan di Liga 1. Tekad kami tersebut harus lebih kuat ketimbang tim lain yang juga ingin bertahan di Liga 1. Kami optimis bisa bertahan namun kami akan lihat lagi bagaimana peluang tersebut. Kami akan jalani setapak demi setapak,” tutur Milan.
Sulit Menjaga Konsistensi
Masuknya Milan sebagai pengganti Jan Saragih sebenarnya sempat membawa hasil bagus bagi Perseru. Sejak 25 Agustus hingga 29 September 2019, Perseru mencatat tujuh laga tanpa kekalahan. Namun ketika memasuki Oktober, konsistensi mereka kembali goyah sebelum mereka menang ketika melawan Arema FC.
Pria asal Slovenia ini sebenarnya memberikan warna baru bagi permainan Perseru. Dengan skuad yang tidak terlalu mewah, Milan meminta anak asuhnya bermain lebih pragmatis dan menekan lawan lewat serangan balik memanfaatkan kedua sisi sayap mereka yang dipenuhi pelari cepat dalam diri Hariyanto Panto dan Fernandinho.
Laskar Saburai sebenarnya sempat mencatatkan beberapa hasil bagus terutama ketika musim baru berjalan lima pekan. Mereka dua kali menang tandang di markas Semen Padang dan Kalteng Putra setelah dua kekalahan melawan PS Tira Kabo dan PSM Makasar. Namun ketika mereka sudah bisa bermain di kandang mereka yaitu stadion Sumpah Pemuda, Perseru mulai kesulitan untuk meraih kemenangan.
Magis stadion berkapasitas 15 ribu penonton ini memang tidak seperti kandang mereka sebelumnya yaitu stadion Marora. Musim ini, mereka baru meraih dua kemenangan kandang dari 14 pertandingan. Catatan ini membuat Badak Lampung menjadi kesebelasan dengan jumlah kemenangan kandang terendah dari 18 peserta Liga 1 musim ini.
Produktivitas Rendah
Selain konsistensi penampilan, faktor lain yang berpengaruh terhadap sulitnya mereka keluar dari ancaman degradasi adalah lini depan mereka yang kurang tajam pada musim ini. Hingga pertandinan ke-27, mereka baru membuat 26 gol. Rata-rata yang tidak sampai satu koma ini membuktikan kalau per 90 menit, tim ini bisa saja tidak membawa pulang satu gol pun.
Pada putaran pertama, mereka sebenarnya memiliki Torres sebagai juru gedor dan sempat membuat empat gol dari 12 pertandingan. Namun pada paruh kedua, striker asal Brasil ini justru dilepas. Stok pemain asing yang lowong justru dipakai untuk merekrut Bojan Malisic yang berposisi sebagai bek tengah.
Keputusan manajemen klub saat itu memang bisa dimaklumi. Keroposnya lini belakang membuat Badak Lampung butuh tambahan amunisi lagi untuk memperkuat sektor tersebut. Ketika menangani Arema musim lalu, Milan juga menyulap tim ini menjadi kesebelasan dengan lini belakang yang solid.
Namun keberanian mereka hanya mengandalkan pemain depan lokal justru memberikan bumerang bagi lini depan mereka. Johan Yoga Utama, Dalmiansyah Matutu, hingga TA Musafri sulit menjadi sumber gol. Produktivitas yang bermasalah ini membuat Badak Lampung hanya bisa berharap dari lini kedua yang diisi Marquinhos, Fernandinho, atau bahkan Panto. Tiga orang ini adalah top skor sementara bagi Badak.
Berharap Kejutan Fase Akhir
Andai mampu mempertahankan performa seperti dua laga terakhir, maka Badak punya peluang besar untuk bertahan di Liga 1. Mengingat selisih poin yang tipis antara peringkat 18 hingga 13 pada musim ini, maka persaingan untuk menghindari degradasi akan ketat sampai akhir kompetisi.
Namun bukan tugas yang mudah bagi mereka mengingat Badak harus menghadapi lawan-lawan yang sangat berat. Rabu nanti mereka akan bertandang ke markas Persela. Lalu mereka masih harus menjamu Madura United, Persija Jakarta, dan Bhayangkara FC di Lampung. Tiga laga tandang sisa mewajibkan mereka bertandang ke markas PSS, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya.
Pada pertemuan pertama, Badak hanya dua kali menang menghadapi tujuh lawan tersebut yaitu ketika melawan Persija dan Bhayangkara FC di Bekasi. Ketika bermain di kandang sendiri, mereka kalah melawan PSS dan Persebaya, serta ditahan imbang 1-1 oleh Persib.
Sekilas, Badak Lampung tidak diunggulkan untuk meraih kemenangan menghadapi lawan-lawannya tersebut. Namun tim ini berpotensi bisa menghadirkan kejutan lagi layaknya dua musim terakhir. Musim lalu, mereka tidak terkalahkan dalam lima dari tujuh laga terakhirnya. Satu laga lebih sedikit dari edisi 2017.
“Kami selalu berupaya untuk meraih poin pada tiap pertandingan tanpa peduli siapa yang menjadi lawan kami. Minimal kami bisa mendapatkan satu poin dalam semua pertandingan, namun yang paling utama adalah kami harus bisa meraih kemenangan,” kata Milan.
Kejutan-kejutan seperti ini diharapkan bisa muncul mengingat pada saat itu tim papan bawah memiliki motivasi yang berlipat untuk lebih baik dari lawannya tersebut. Khususnya pada laga tandang mengingat Badak Lampung justru lebih banyak meraih kemenangan di kandang lawan ketimbang di kandang sendiri.