Meramal Nasib David Moyes bersama West Ham United

Slaven Bilic resmi diberhentikan West Ham United pasca kekalahan 1-4 dari Liverpool pekan lalu. Kekalahan ini sudah cukup meyakinkan manajemen The Hammers untuk mencari perubahan. Apalagi Javier Hernandez dan kolega kini hanya bertengger di peringkat ke-18. David Moyes pun diberikan kepercayaan untuk membesut kesebelasan yang kini berlaga di London Olympic Stadium tersebut.

Apa yang terjadi pada West Ham musim ini memang terbilang ironis. Pasalnya, mereka sudah mengeluarkan uang cukup banyak untung mendatangkan pemain bernama tenar macam Joe Hart, Pablo Zabaleta, hingga Javier “Chicharito” Hernández. Awalnya, Sam Allardyce dan Roberto Mancini dirumorkan untuk menjadi manajer selanjutnya, meskipun pada akhirnya David Moyes yang terpilih.

Beragam tanggapan pun hadir bagi pria asal Skotlandia ini. Anak asuhnya di Manchester United, Adnan Januzaj, mendukung penuh David Moyes akan berprestasi bersama West Ham: “Dia adalah manajer yang yang luar biasa. Memang tidak akan mudah baginya, tapi saya turut senang.”

Tanggapan negatif justru muncul dari suporter. Mereka mempertanyakan penunjukan Moyes. Bahkan, kepada Sunderland Echo mereka dengan tegas meramalkan West Ham akan berada di ambang kehancuran.

David Moyes sendiri merasa senang dengan tantangan bersama West Ham. Dengan skuat yang mumpuni, Moyes yakin bisa membawa tim lebih berprestasi, bahkan mematok target mampu menembus 10 besar. Keyakinan yang banyak disertai keraguan, bahkan sang Co-chairman, David Sullivan, menyatakan mengontrak Moyes selama 6 bulan ini penuh dengan perjudian.

Sejatinya track record David Moyes sendiri dalam tiga musim terakhir memang meragukan. Pasca menangani Manchester United yang dianggap gagal total, Moyes berkelana ke Spanyol bersama Real Sociedad dengan kontrak 18 bulan. Di bawah Moyes, rasio kemenangan Sociedad hanya mencapai 28,57%, mengakhiri posisi pada musim 2014/2015 di peringkat ke-15.

Salah satu pemain Sociedad, David Zurutuza, dengan tegas mengkritik Moyes, “Kami bukan hanya kehilangan finishing touch, kami bahkan tidak tahu pola permainan kami, kami penuh keraguan dan kehilangan kreativitas”.

Pasca dipecat Sociedad, Moyes memiliki tugas bersama Sunderland, dengan target menghindari degradasi. Kehilangan pilar yang penting merupakan tantangan lain yang harus Moyes hadapi kala itu. Pemain yang didatangkan Moyes pun tidak sembarangan. Ia sukses meminjam Adnan Januzaj dan mendatangkan Papy Djilobodji. Moyes sempat memberi secercah harapan sebelum akhirnya gagal dan Sunderland karam menuju Divisi Championship pada akhir musim 2016/2017. Rasio kemenangan Moyes bersama Sunderland pun cukup suram, hanya 18,6%.

Lalu apa yang dipikirkan manajemen West Ham dalam penunjukkan Moyes? Sullivan optimis, “aura” Moyes akan membawa perubahan yang dibutuhkan tim. Sullivan berkaca pada kesuksesan Mauro Pocchetino bersama Tottenham. Ditambah lagi, West Ham membutuhkan manajer yang memiliki jam terbang di Premier League. Sullivan optimis perjudiannya atas Moyes akan membuahkan hasil, mesikpun banyak yang meragukan Moyes saat ini.

Moyes sendiri bukanlah pelatih “kemarin sore” di Premier League. Ia mengawali karier kepelatihan bersama Preston North End pada 1998. Preston sukses mencatatkan prestasi dari League 2 hingga melakoni play off ke Premier League pada 2002, sebelum disingkirkan Bolton dengan agregat 3-0.

Moyes mendapatkan tawaran untuk melatih Everton, dengan durasi kontrak 5 tahun. Bersama Everton, Moyes membawa Everton stabil di peringkat lima besar klasemen Premier League. Ia mencatatkan prestasi sebagai manajer kelima sepanjang sejarah Premier League yang mencatatkan 150 kemenangan, setelah Everton mengalahkan Sunderland dengan skor 2-1.

Hal inilah yang membuat Sir Alex Ferguson menunjuk Moyes sebagai suksesor, namun gagal total dan hanya mampu bertahan kurang dari 1 musim, dan membuat Manchester United bertengger di peringkat ketujuh klasemen atau terburuk sejak era Premier League.

Lalu apa yang akan dilakukan Moyes setelah ini bersama West Ham? Moyes sendiri menjanjikan West Ham akan bersaing di zona Eropa, dan menyatakan West Ham sebagai tantangan yang menarik dalam karirnya. Namun Graeme Howlett, editor BBC yang juga fans West Ham, menyangsikan West Ham di bawah Moyes akan bersaing sejauh itu.

Menurut Howlett, West Ham akan sangat realistis bersaing di papan tengah. Howlett melihat track record Moyes bersama Sunderland dan Sociedad yang buruk. Sedangkan Jonathan Wilson, jurnalis asal inggris meramalkan nasib Moyes bersama West Ham tidak akan seburuk bersama Sunderland. Gelontoran dana besar di awal musim dengan materi yang cukup mumpuni, Wilson yakin, West Ham akan mengakhiri posisi setidaknya menembus 10 besar klasemen akhir.