Napoli, Tolong Berhenti Bentuk Galacticos!

Foto: Telegrafi

Tidak terasa sudah lima tahun berlalu sejak Napoli memulai transformasi mereka menjadi kekuatan yang ditakuti di Eropa. Walaupun sejak dulu sebenarnya mereka diperhitungkan, kejayaan I Partenopei meredup di era sepakbola modern. Klub yang pernah dibela Diego Maradona itu bahkan sempat bankrut di awal 2000-an.

Usai menjuarai Coppa Italia 2012 dan jadi pesaing terdekat Juventus semusim setelahnya, Presiden Napoli Aurelio de Laurentiis berambisi mengembalikan Napoli menjadi kesebelasan ternama dunia.

Dimulai dengan mempercayakan empat kali finalis Liga Champions, Rafael Benitez sebagai nakhoda tim. Benitez menggantikan Walter Mazzari yang memberi piala Coppa Italia untuk Napoli. Piala pertama mereka sejak juara Serie-C1 pada 2005/2006.

“Saat kecil, saya hanya bermain bola basket. Saya tidak mengerti tentang sepakbola. Saya selalu bertanya mengapa popularitas sepakbola di sini [Naples] hanya terbatas oleh daerah provinsi. Tapi perlahan kami lolos ke kancah Eropa. Oleh karena itulah saya menunjuk Rafa [Benitez],” aku de Laurentiis.

“Saya yakin Benitez adalah sosok yang tepat untuk mengangkat tim ini ke level berikutnya. Ia sudah membuktikan itu di klub-klub lain. Ia bisa mendatangkan pemain berkualitas dan melakukan revolusi kepada tim ini,” lanjutnya.

Benitez yang diangkut dari Chelsea juga senang dapat mendarat di San Paolo. Mengakui Napoli sebagai kesebelasan penuh sejarah dan kental dengan budaya daerah Naples.

“Ini adalah kebanggan tersendiri dapat bergabung dengan klub sekelas Napoli. Mereka adalah klub bersejarah dan sangat dekat dengan warga sekitarnya. Klub ini adalah bagian penting dari kultur Naples,” kata Benitez.

Usaha Benitez Membangun Galacticos

Foto: Sports Mole

Ucapan Benitez itu tidak salah. Saat masa jasa, Napoli disokong oleh putra-putra daerah seperti Contanzo Celestini, Antonio Carannante, dan Luigi Caffarelli. Beberapa pemain ternama seperti Ciro Ferrara dan Fabio Cannavaro juga lahir dari akademi Napoli meskipun bersinar di tim rival, Juventus.

Tapi di musim pertama Benitez, ia hanya memiliki lima pemain jebolan akademi Napoli. Itu juga sudah menghitung Paolo Cannavaro yang sempat dijual ke Parma pada 2001. Benitez lebih memilih memboyong 14 pemain baru dengan dana lebih dari 100 juta euro ketimbang memaksimalkan anak-anak asli Napoli.

Dari 14 pemain tersebut, tiga didatangkan dari Real Madrid: Gonzalo Higuain, Raul Albiol, dan Jose Callejon. Total 51,5 juta euro dikirim Napoli untuk Los Blancos di musim panas 2013. Ketiganya memang tidak buruk. Tapi ini adalah awal dari kejatuhan I Partenopei.

Aurelio de Laurentiis adalah seorang sutradara film. Ia bekerja sama dengan aktor dan aktris ternama Hollywood seperti Angelina Jolie dan Gwyneth Paltrow. Sebagai sosok yang mengaku tidak terlalu tahu tentang sepakbola, mungkin ia menerapkan konsep film dalam pembentukan tim Napoli.

Ketika, Transformers sudah siap mengeluarkan film ke-empat mereka. ‘Hangover Part III’ baru muncul di bioskop setelah berhasil meraup untuk di dua film sebelumnya. Bedasarkan hal ini, mungkin Napoli ingin mengikuti jejak Los Galacticos Real Madrid untuk mengangkat nama mereka. Mungkin.

Pasalnya, target de Laurentiis saat itu adalah Hollywood. “Saya ingin mengirim sepakbola Italia ke Amerika Serikat,” katanya. Membeli pemain dari klub yang sudah terbukti terkenal di Negeri Paman Sam bukanlah strategi yang buruk.

Kegagalan Benitez, Harapan Sarri, Beban Ancelotti

Foto: AS

Namun, layaknya sebuah film, formula yang sama terkadang menghasilkan prestasi lebih rendah ketika diulang. Sang Presiden bahkan sempat memprotes Benitez setelah kalah di semi-final Coppa Italia 2014/2015.

“Dalam satu dekade terakhir, saya sudah mengeluarkan 365 juta euro untuk belanja pemain. Saya minta komitmen. Saya juga berkomitmen kepada tim. Tak pernah telat membayar gaji mereka,” kata de Laurentiis.

Padahal saat itu Higuain dan Callejon sedang tinggi-tingginya. Terlibat dalam 41 dari 70 gol Napoli di Serie-A. Sayangnya, mereka gagal mempertahankan juara Coppa Italia dan tidak mendapatkan tiket Liga Champions setelah duduk di peringkat lima klasemen akhir liga.

Benitez meninggalkan Napoli di akhir musim 2014/2015. Penggantinya, Maurizio Sarri berhasil mengubah Partenopei sebagai kesebelasan paling menghibur di Eropa. Bahkan mengancam Juventus dari tahta juara.

Akan tetapi setelah Sarri pergi, de Laurentiis mempercayakan kursi kepelatihan kepada Carlo Ancelotti. Lagi-lagi nakhoda berpengalaman yang sudah berkali-kali menjadi finalis Liga Champions dan diakui oleh dunia. “Saya harap ia bertahan di sini selama 10 tahun,” aku de Laurentiis setelah menunjuk mantan kepala pelatih AC Milan tersebut.

Ancelotti berhasil mempertahankan peringkat kedua di Serie-A. Meski selisih poin dari Juventus lebih jauh dari masa kepelatihan Sarri. Dari empat jadi 11 poin. Paling tidak bertahan sebagai pesaing terdekat. Tidak seperti Benitez yang disalip AS Roma setelah menggantikan Mazzari.

Hantu Bernama De Javu

Foto: Marca

Sayangnya menjelang 2019/2020, Ancelotti dikabarkan akan menggunakan strategi yang sama dengan Benitez. Mengangkut pemain-pemain Real Madrid untuk memperkuat Napoli. Menurut La Gazzetta dello Sport, I Partenopei siap memberi 50 juta euro untuk jasa Theo Hernandez, Dani Ceballos, dan Marcos Llorente.

Padahal mereka dapat belajar dari Hollywood, tempat yang dekat dengan kehidupan de Laurentiis. Sekalipun Marvel Cinematic Universe (MCU) berhasil meraup banyak uang dan memecahkan box office, tidak semua bisa seperti mereka.

Dark Universe dari Universal Studio gagal setelah satu percobaan dengan The Mummy. Sementara DC Extended Universe (DCEU) kesulitan menghapus cap buruk mereka. Meski Wonder Woman dan Shazam mendapat 90% di Rotten Tomatoes.

Bagaimana pun, berusaha membentuk Galacticos adalah rencana yang buruk bagi Napoli. Sekalipun meraih kesuksesan, mereka akan selalu ada dalam bayang-bayang Real Madrid. Lebih baik memaksimalkan kemampuan dari tanah sendiri, karena itulah yang membuat I Partenopei diperhitungkan di era 60-80an.