Neymar dan Bisnis Buruk PSG

Foto: Monde Football

Masa depan Neymar di Paris Saint-Germain (PSG) kembali diragukan. Memiliki catatan sebagai pemain termahal dunia ketika didatangkan dari Barcelona pada 2017, hubungan Neymar dan PSG disebut tidak harmonis lagi. Rumor kepindahannya ke Real Madrid pun muncul lagi.

Awalnya Neymar disebut akan kembali ke Barcelona pada musim panas 2018 karena tidak menikmati level kompetitif di Ligue 1. Rumor itu dibantah Kepala Pelatih Barcelona Ernesto Valverde.

“Saya tidak bisa memanggil pemain yang sudah memiliki kontrak di kesebelasan lain. Neymar memang pemain hebat, tapi dia adalah milik PSG. Tak ada yang menghubungi dia untuk kembali ke sini,” aku Valverde.

Meski demikian, Neymar sempat mengirim keluhannya ke pihak Barcelona. Bahkan karena keluhan Neymar di tangan Blaugrana, PSG gagal merekrut jasa gelandang Belanda, Frenkie De Jong. De Jong hampir mendarat di PSG, tapi karena Neymar, Les Parisien gagal untuk memenangkan persaingan dengan Barcelona.

Menjelang musim panas 2019, rumor kepergian Neymar kembali muncul. Kini masalahnya lebih personal dari sebelumnya. PSG, sebagai klub ataupun para pemainnya disebut tidak mengerti kemauan Neymar.

“Orang-orang di PSG tidak mengerti Neymar. Dia adalah sosok yang sangat senang bermain dan menguasai bola. Pasalnya ketika menguasai bola, dirinya sudah tahu harus berbuat apa,” kata bek PSG asal Brasil, Dani Alves.

Alves yang juga pernah bermain dengan Neymar di Barcelona meminta PSG untuk mulai belajar mendengarkan. “Mungkin PSG harus mulai mendengarkan saya. Bukan karena saya lebih tahu dari mereka. Tapi lebih karena saya sudah pernah memenangkan semuanya dan berpengalaman,” lanjut Alves.

Jika menelaah perkataan Alves, bisa dikatakan bahwa Neymar butuh diperlakukan seperti Messi di Barcelona. Harus selalu bermain, menguasai bola, karena dia memiliki visi di atas lapangan. Itu Messi. Saat Neymar hengkang ke PSG, ada yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan mantan pemain Santos karena ingin lepas dari bayang-bayang Messi. Dani Alves adalah salah satu sosok yang mendukung teori tersebut.

“Neymar jelas merupakan salah satu pemain paling berpengaruh di dunia. Dirinya ada di sana bersama dengan Messi. Namun Neymar perlu keluar dari bayang-bayang Messi,” kata Alves. Bek veteran Brasil itu juga menjadi orang yang mempengaruhi Neymar untuk pindah ke PSG. “Anda harus egois. Masalahnya ketika Anda sudah tidak dianggap berguna di klub, mereka tidak akan peduli. Itu terjadi pada saya,” katanya meyakinkan Neymar.

Perlakuan seperti Messi harus didapatkan Neymar jika PSG ingin memaksimalkan investasi mereka. Jika tidak, mungkin sudah saatnya Neymar dijual. Menurut mantan gelandang PSG dan pemenang Piala Dunia 1998, Christophe Dugarry, Les Parisien memang lebih baik lepas Neymar di musim panas 2019.

“Neymar dan PSG adalah bisnis yang buruk. Menurut saya lebih baik PSG melepas Neymar dan membeli tiga sampai empat pemain baru untuk tim. Neymar jarang main namun dapat gaji besar dari PSG. Dengan gaji tersebut, PSG dapat mendatangkan pemain lain,” ungkap Dugarry.

Walaupun begitu, Dugarry juga mengatakan opini tersebut hanya berlaku jika PSG punya pemain lain yang ada di level Neymar. “Jika PSG tidak bisa menemukan pemain yang sama dengan Neymar, tentu lebih baik untuk mempertahankannya,” kata Dugarry.

Menurut data Transfermarkt, semenjak mendarat di Paris pada 2017, Neymar telah absen selama 266 hari. Ia rentan terkena cedera, total harus absen 248 hari. Serta 18 hari tidak bisa membela PSG karena dua kali terkena suspensi. Cedera paling parah yang dialaminya terjadi Mei 2018, absen selama tiga bulan dan melewati 16 partai PSG sebelum terbang ke Rusia untuk membela Brasil di Piala Dunia.

PSG Harus Maksimalkan Neymar

Foto: SportsJoe

Tanpa Neymar, PSG memaksimalkan talenta penyerang muda Prancis, Kylian Mbappe. Usai imbang melawan Strasbourg, Kepala Pelatih PSG Thomas Tuchel bahkan mengakui hal itu. “Mbappe bisa dimainkan kapan saja. Dia selalu siap untuk membela tim,” kata Tuchel.

Perlakuan spesial yang diharapkan Neymar ketika hengkang dari Barcelona pada akhirnya diberikan ke Mbappe. Kini dengan perpecahan di tubuh PSG, siapa yang akan menampung Neymar? Presiden Real Madrid Florentino Perez mengaku tertarik dengan Neymar. Namun apabila perlakuan spesial yang diharapkan Neymar di Real Madrid, rasanya sulit melihat Zinedine Zidane mengutamakan seorang pemain. Cristiano Ronaldo saja bisa ia cadangkan.

Barcelona? Selama masih ada Messi, Neymar tidak akan mendapat perlakuan itu. Mungkin pilihan terbaik adalah PSG. Ia memiliki kontrak hingga 2022 di Paris. PSG harus berusaha mendengarkan Dani Alves dan memperlakukan Neymar secara spesial jika ingin investasi 222 juta euro mereka memberikan keuntungan.

Jika tak sebagai poros utama PSG, setidaknya Neymar bisa jadi alat promosi pertandingan. “Neymar adalah pesepakbola yang menarik massa ke stadion. Mereka membayar tiket agar bisa melihat pertunjukan. Jadi berilah mereka pertunjukan,” kata Alves.