Real Madrid memang ditinggalkan Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo. Kedua sosok tersebut merupakan sosok penting dalam tiga gelar juara Liga Champions secara beruntun. Pertanyaan kemudian hadir. Tanpa Zidane dan Ronaldo, apakah Madrid bisa mengulang kejayaan?
Pertanyaan tersebut tampaknya terjawab di Santiago Bernabeu pada Kamis (20/9) dini hari tadi. Menghadapi semifinalis Liga Champions musim lalu, AS Roma, Madrid tampil perkasa. Madrid bahkan membuat Roma melakukan strategi bertahan secara terpaksa. Hal ini terlihat jelas di statistik akhir pertandingan. Madrid melepaskan 28 attemps yang setengahnya mengarah ke gawang, sementara Serigala Ibukota Italia cuma 11 attemps!
Memang Skuat Madrid memang tak terlalu berubah secara mencolok. Posisi kiper bahkan masih ditempati oleh Keylor Navas. Tidak ada nama baru dalam susunan starting xi El Real dalam pertandingan yang disaksikan hampir 70 ribu penonton tersebut.
Pertahanan rapat Roma yang digalang Aleksandar Kolarov, Federico Fazio, Kostas Manolas, dan Alessandro Florenzi, membuat Madrid kesulitan membuka peluang. Bahkan, dari 17 attemps, cuma empat yang mengarah langsung ke gawang Roma yang dikawal Robin Olsen.
Akan tetapi, gol Isco mengubah pendekatan yang dilakukan Roma pada babak kedua. Roma mulai bermain terbuka, yang secara tidak langsung membuka celah di area pertahanan mereka. Gara-gara ini, Roma dihukum lewat serangan balik cepat yang diinisiasi Luka Modric dan diselesaikan Gareth Bale pada menit ke-58.
Setelah gol tersebut, Madrid mulai menurunkan tekanan tak seketat babak pertama meski El Real tetap unggul 54 persen penguasaan bola di babak kedua. Gol Madrid ternyata terus bertambah di pengujung waktu. Kali ini giliran pemain baru, Mariano, yang melepaskan tendangan keras melengkung ke sudut gawang Olsen. Setelah peluit tanda pertandingan berakhir berbunyi, semua penonton di Bernabeu kompak memberikan standing ovation.
Setelah pertandingan, Julen Lopetegui enggan menanggapi soal kabar burung yang menyebut kalau Bale tampil lebih baik tanpa Ronaldo. Ia cuma bilang, “Saya tak mau mengurusi itu, Itu aneh.”
Hal ini memang bukannya tanpa alasan. Soalnya, setelah kepindahan Ronaldo ke Juventus, Bale terlihat lebih fit, kuat, dan bersemangat. Bahkan hal ini juga berpengaruh ke pemain seperti Isco atau Asensio. “Kita juga harus membicarakan soal Luka Modric, Toni Kross, para fullback, semuanya,” kata mantan pelatih timnas Spanyol ini.
Pujian Eusebio dan Alasan Roma Kalah
Pelatih Roma, Eusebio Di Francesco, pun memuji permainan Madrid. Ia merasa kalau Madrid mencoba untuk tak kehilangan bola dan mereka berhasil. Dengan skuat yang ada pun, Madrid, menurut Eusebio, wajar tak khawatir kehilangan Ronaldo.
“Kalau saya penggemar Real Madrid, saya tak akan begitu khawatir soal absennya Cristiano Ronaldo. Saya memang menyadari kalau mereka akan sebagus ini, dan mereka telah menunjukkan di sejumlah pertandingan,” ucap Eusebio dikutip dari Marca.
Argumen Eusebio ini didasari pada fakta bahwa banyak pemain Madrid yang punya kemampuan untuk menutup kepergian Ronaldo. Eusebio menyebutnya, “Mereka punya banyak pemain juara.”
Pujian Eusebio tidak cuma sampai situ. Penampilan Luka Modric yang cemerlang membuat Eusebio merasa kalau Modric ada dalam antrean untuk memenangi Ballon d’Or. Ia juga sadar kalau para penggemar Madrid ingin pemainna memenangi penghargaan pemain terbaik di dunia tersebut.
“Penampilannya di Piala Dunia amat luar biasa. Bagaimanapun, di Real Madrid, banyak pemain yang layak mendapatkannya,” kata Eusebio.
Soal kekalahan ini, Eusebio menyatakan kalau mereka memainkan permainan “seperti biasanya”. Mereka memainkan 4-3-3 seperti yang biasa diturunkan di liga. Akan tetapi, Eusebio sadar kalau mereka mestinya mengubah formasinya dalam menghadapi pertandingna melawan Real Madrid.
“Hal terpenting saat ini adalah untuk membangun kelanjutan dalam satu sistem. Kami kalah dalam banyak duel individu dan ini bukan pertandingan terbaik kami,” ungkap Eusebio.