Keluar dari lima besar La Liga dua musim berturut-turut, Sevilla resmi menunjuk Julen Lopetegui untuk menggantikan Joaquin Caparros di 2019/2020. Caparros tidak dipecat, dirinya hanya dipindahkan ke balik layar agar bisa fokus menjalani pengobatan leukemia yang ia derita.
Awalnya, Sevilla disebut mengincar mantan nakhoda AS Roma, Eusebio Di Francesco dan Rudi Garcia sebagai pengganti Caparros. Namun Monchi selaku direktur olahraga percaya pada Lopetegui. “Kami mempercayakan Monchi untuk memilih pelatih dan dirinya percaya Lopetegui adalah sosok yang tepat untuk proyek klub ini. Saya setuju dengan Monchi,” aku Presiden Sevilla Jose Castro.
Sekitar satu tahun yang lalu, Lopetegui menjadi perbincangan setelah dipecat dari kursi kepelatihan Spanyol beberapa hari sebelum Piala Dunia. Pemecatan yang mendadak itu disebabkan oleh pengumuman Real Madrid tentang sosok pengganti Zinedine Zidane di Santiago Bernabeu.
Asosiasi Sepakbola Spanyol (RFEF) menganggap Lopetegui dan Real Madrid melanggar etika dengan pengumuman tersebut. Sosok yang berhasil membawa Spanyol U19 dan U21 menjuarai Piala Eropa pun kehilangan pekerjaannya di tim nasional.
Padahal RFEF baru saja memperpanjang kontrak Lopetegui. Mengatakan dirinya adalah sosok penting dalam masa transisi Spanyol. “Semua tahu kami harus memperpanjang kontrak Lopetegui yang berakhir setelah Piala Dunia. Itu adalah diskusi singkat. Semua setuju kita tidak bisa membiarkan Lopetegui pergi,” kata Presiden RFEF Luis Rubiales.
Pengumuman Real Madrid mengubah semuanya. Tapi Lopetegui tidak menyesal sedikitpun. “Saya akan tetap melakukannya. Jika ada kesempatan yang sama, saya akan melakukan hal itu lagi. Tidak ada penyesalan,” kata Lopetegui. “Saya senang bisa dipercaya mengasuh Real Madrid. Ini adalah tantangan baru,” lanjut mantan pemain dan pelatih Castilla itu.
Sialnya selama di Real Madrid, Lopetegui gagal melanjutkan kesuksesan Zidane. Ia hanya berhasil mengantar Los Blancos meraih enam kemenangan dari 14 pertandingan. Dirinya didepak dari Bernabeu setelah dibantai rival abadi, FC Barcelona 1-5 dan duduk di posisi sembilan klasemen sementara La Liga 2018/2019.
Pilihan Monchi
Foto: Sport
Lopetegui belum membuktikan apapun di level klub. Saat menangani FC Porto sekalipun, ia belum pernah memberi piala untuk Dragoes. Padahal mereka merupakan salah satu dari tiga kesebelasan terbaik di Portugal.
Sevilla mungkin ada satu level di bawah Barcelona dan Real Madrid. Namun, kesebelasan dari Andalusia itu tetap tim yang diperhitungkan di Spanyol. Sejak 2004/2005, mereka bahkan hanya sekali absen dari kompetisi antar klub Eropa. Menjuarai Liga Europa enam kali dan lolos ke delapan besar Champions League 2017/2018 dalam periode 15 tahun.
Menunjuk Lopetegui yang belum membuktikan dirinya di level tertinggi Eropa merupakan sebuah perjudian bagi Los Nervionenses. Apalagi saat status mereka sebagai ‘El Grande de Andalucia’ atau kesebelasan terbaik di Andalusia tengah berada dalam ancaman Real Betis.
Meski demikian, Lopetegui adalah pilihan Monchi dan mantan penjaga gawang dengan nama lengkap Ramon Rodríguez Verdejo itu mengenal Sevilla luar dan dalam. Monchi membela Sevilla sepanjang kariernya sebagai pemain serta menjabat sebagai direktur sepakbola selama 17 tahun di sana.
Ia kembali ke Ramon Sanchez Pizjuan setelah satu tahun menetap di Roma dan dalam periode tersebut rival sekota Sevilla, Real Betis, mulai mengambil alih Andalusia. Julen Lopetegui mungkin gagal bersama Real Madrid dan tidak memberikan gelar untuk Porto. Namun, Monchi sepertinya tetap percaya bahwa pria asal Basque itu merupakan nakhoda berkualitas.
Potensi Lopetegui
Untuk seorang kepala pelatih yang belum pernah menyumbangkan piala di level klub, pujian membanjiri Lopetegui dalam waktu singkatnya di Bernabeu. “Dia adalah pelatih terbaik yang pernah menangani saya. Pandangannya tentang sepakbola dan cara dia mengasuh para pemain sangat luar biasa. Sayang, dirinya tidak disertai keberuntungan,” kata bek Real Madrid, Dani Carvajal.
Juara dunia, Toni Kroos juga mengatakan hal serupa lewat akun Twitter miliknya setelah Lopetegui ditendang dari Madrid. Bahkan menurut Marca, banyak pemain-pemain Los Blancos yang menolak perubahan kepala pelatih saat Lopetegui diisukan akan pergi.
The biggest defeat for players is when the coach has to go. Especially in this case because he is a great coach and great person. Thanks Julen! pic.twitter.com/VRhWVcfpKa
— Toni Kroos (@ToniKroos) October 30, 2018
Kroos pernah diasuh oleh Pep Guardiola dan Louis van Gaal di Bayern Munchen. Joachim Low memberikannya gelar Piala Dunia bersama Jerman. Tapi Lopetegui tetap masuk dalam jajaran yang diperhitungkan Kroos. Begitu juga dengan Carvajal yang pernah diasuh Rafael Benitez dan Carlo Ancelotti. Keduanya bahkan masuk ke dalam skuad Zidane yang menjadi penguasa Eropa.
Carvajal menyebut Lopetegui yang terbaik apakah berarti ia melebihi Zidane? Secara kasat mata tidak. Tapi paling tidak, pemain-pemain yang pernah diasuh Zidane sempat melihat potensi itu dalam diri Lopetegui dan Sevilla siap memaksimalkannya.
Kombinasi Maut ?
Foto: El Pais
“Sevilla adalah klub ambisius. Soal ambisi, mungkin tidak ada kesebelasan yang bisa mengalahkan Sevilla. Saya senang dan sangat semangat untuk menjalankan proyek ini. Kami akan memainkan sepakbola terbaik sesuai dengan pemain-pemain yang ada dalam tim,” kata Lopetegui.
“Dengan Monchi sebagai direktur olahraga, kami bisa mendatangkan pemain terbaik. Dirinya merupakan sosok paling handal soal ini,” tambahnya. Pujian itu diberikan bukan tanpa alasan. Sepanjang kariernya di balik layar, Monchi memperkenalkan dunia kepada pemain-pemain seperti Dani Alves, Ivan Rakitic, dan Carlos Bacca lewat Sevilla.
Roma bahkan merasakan hal yang selama satu tahun bersama Monchi. Memenangkan tanda tangan Justin Kluivert, Cengiz Under, Lorenzo Pellegrini, dan Nicolo Zaniolo dari godaan berbagai klub.
Juga tidak melupakan pemain-pemain akademi seperti Jose Antonio Reyes, Puerta, Jesus Navas, Sergio Ramos, dan lain-lain. Ini adalah perjudian yang aman untuk Sevilla. Dengan Lopetegui yang perlu diingat mengorbitkan Ruben Navas, Andre Silva, Casemiro, Vinicius Jr, dan Samu Saiz selama 17 tahun kariernya sebagai pelatih. Ditambah dengan kecerdikan Monchi, Sevilla bisa menang banyak dalam perjudian ini.