Real Madrid Memang Tidak Butuh Paul Pogba

Foto: Marca.

Sejak Zinedine Zidane kembali mengasuh Real Madrid mengantikan Santiago Solari, banyak rumor yang mengatakan bahwa Los Blancos akan membentuk Galacticos jilid tiga. Hal itu bahkan didukung Presiden Real Madrid Florentino Perez yang tidak keberatan memboyong Neymar, Kylian Mbappe, Eden Hazard, dan Paul Pogba secara bersamaan.

Akan tetapi, kenyataannya hanya Hazard yang benar-benar mendarat di Santiago Bernabeu. Neymar lebih sering dirumorkan untuk kembali ke Barcelona. Peluang Mbappe pergi dari Paris Saint-Germain pada bursa transfer yang sama dengan Neymar sangatlah kecil. Sementara Pogba dianggap memiliki harga terlalu mahal untuk didaratkan ke Bernabeu.

Dari ketiga nama itu, Pogba memang terlihat sebagai sosok yang paling dibutuhkan oleh Los Blancos. Mereka sudah punya Vinicius Junior di posisi Neymar. Mbappe bisa diisi oleh Rodrygo Goes ataupun Luka Jovic. Tapi Pogba, ketika itu situasinya di Manchester United sedang tidak kondusif. Real Madrid juga terancam kehilangan Luka Modric ke Inter Milan.

Dengan kehadiran Zidane yang sama-sama dari Prancis, peluang Real Madrid mendatangkan Pogba terlihat besar. Zizou bahkan disebut sudah bertemu dengan perwakilan Pogba, Mino Raiola, untuk membahas transfer dari Manchester United ke Real Madrid. Tapi semua ternyata hanyalah rumor. Rumor yang hampir setiap tahun terjadi dan dibahas.

FOTO: Marca

Sejak awal, Zidane sudah mengatakan dirinya kembali karena ingin melakukan penyengaran dalam tubuh Real Madrid. Ia bahkan pergi setelah menjuarai Liga Champions 2017/2018 karena ia merasa anak-anak asuhnya sudah merasakan dan memenangkan segalanya. Tidak ada lagi tantangan yang diperlukan.

Namun setelah Julen Lopetegui dan Solari gagal mempertahankan ‘warisannya’, Zizou kembali. “Kami akan melakukan perubahan. Saya siap untuk kembali,” ungkap Zizou. Perubahan tersebut dimulai dari pembelian Eder Militao sebagai regenerasi lini belakang yang sudah bertahun-tahun dijaga Sergio Ramos dan Raphael Varane. Kemudian Jovic sebagai persiapan hidup tanpa Karim Benzema. Sementara di lini tengah, Fede Valverde muncul sebagai tenaga baru Los Blancos.

Diincar Napoli

FOTO: Marca

Awalnya, Real Madrid tetap dirumorkan butuh gelandang baru di 2019/2020. Jika bukan Pogba, Donny van de Beek disebut-sebut menjadi opsi paling realitis. Legenda sepakbola Belanda,  Ruud Gullit bahkan mendukung gelandang Ajax tersebut membela Los Blancos.

Saya tak mau melihat van de Beek melakukan kesalahan seperti Davy Klaassen. Klaassen lebih memilih kesebelasan seperti Everton dibanding tim lain yang selevel dengan Ajax. Dia bahkan sebenarnya dapat bertahan di Amsterdam. Tapi karena memilih untuk pindah, dia sekarang dikenal sebagai pemain gagal. Untuk van de Beek, akan lebih baik dia ke Real Madrid. Dirinya bisa berkembang di sana,” kata Gullit.

Ternyata, van de Beek juga tidak datang. Valverde pun mendapat kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya di tim senior Los Blancos. Diboyong dari Penarol pada 2016, Valverde mulai terlibat di tim senior Real Madrid di 2018/2019. Santiago Solari yang memberikannya kesempatan di Copa del Rey dan beberapa pertandingan liga.

Tanpa Solari sebagai Kepala Pelatih Real Madrid, masa depan Valverde di Bernabeu terancam. Apalagi dengan rumor Pogba dan van de Beek yang mengerubuti Los Blancos. Napoli sempat dikabarkan siap menampungnya. Tapi ternyata Zizou punya rencana lain untuknya.

Gelandang Serba Bisa

FOTO: Daily Mail

Valverde sebenarnya sudah cukup lama digadang-gadang menjadi pemain besar. Waktu Real Madrid memboyong jasanya dari Penarol, mereka bukanlah satu-satunya kesebelasan yang meminati Valverde.

Arsenal juga memantau dia setelah terpukau dengan penampilannya di Copa America U17. The Gunners kabarnya mengirim tawaran empat juta Euro pada Penarol. Sementara Los Blancos hanya satu juta Euro lebih tinggi.

Masuk ke Castilla, dirinya menjadi bagian penting dari tim asuhan Solari di divisi tiga Spanyol. Main 30 kali, mencetak tiga gol, dan arsiteki satu lainnya. Setelah penampilan tersebut, Deportivo La Coruna pun tertarik mencoba talentanya di La Liga.

Bersama Super Depor, Valverde bermain di luar posisi terbaiknya. Ia lebih sering mengisi sisi kiri Super Depor dibandingkan bermain sebagai gelandang tengah ataupun serang seperti di Castilla. Namun, hal itu juga membantu perkembangan mentalnya. Masuk ke 2019/2020, dirinya siap untuk mengisi posisi apapun sesuai kebutuhan tim.

“Zidane meminta saya untuk bermain sebagai nomor lima ataupun delapan. Saya senang dengan tugas itu. Saya juga senang diberi kesempatan untuk masuk ke kotak penalti lawan. Tapi sebenarnya saya bisa dan merasa nyaman di mana saja. Selama bermain di lini tengah, saya siap untuk melakukannya,” tutur pemain kelahiran 22 Juli 1998 tersebut.

***

Zidane pun ikut bangga melihat perkembangan Valverde. “Dia adalah pemain yang modern. Dia punya talenta dan telah menujukkannya di atas lapangan. Ia aktif membangun serangan bahkan terlibat dalam terciptanya gol. Ia senang maju membantu serangan,” kata Zizou.

Penampilan Valverde tersebut disebut menjadi alasan utama mengapa Zizou belum didepak oleh Perez. El Espanyol menyebut Valverde sebagai bukti revolusi Real Madrid. Sejalan dengan penyegaran yang telah dijanjikan Zizou saat kembali. Sementara menurut Marca Valverde adalah Pogba bentukan Zizou.

Real Madrid mungkin sempat terseok-seok di awal musim 2019/2020. Namun, secara perlahan mereka bangkit. Hingga pekan ke-delapan La Liga, mereka bahkan duduk di puncak klasemen dengan 18 poin. Regenerasi memang sesuatu yang sulit dan membutuhkan waktu. Terkadang membawa pemain tenar seperti Pogba akan menjadi jalan yang lebih mudah. Tapi dengan kesabaran, Zidane ternyata berhasil menepati janjinya di Santiago Bernabeu.