Masa depan Ernesto Valverde tengah menggantung. Setelah kalah dari Valencia CF di final Copa del Rey, mantan nakhoda Athletic Bilbao tersebut disebut segera pergi meninggalkan Camp Nou. Hingga 30 Mei 2019, Valverde masih tercatat sebagai kepala pelatih Barcelona. Tapi nama Roberto Martinez dan Ronald Koeman disebut siap menggantikan dirinya.
Masuk menggantikan Luis Enrique pada Mei 2017, Valverde awalnya berhasil memenuhi ekspektasi. Menjuarai La Liga dan Copa del Rey 2017/2018 meski gagal di Liga Champions. Disingkirkan secara dramatis oleh AS Roma di perempat-final.
Cerita yang sama terulang kembali pada 2018/2019. Bedanya, kali ini mereka gagal meraih dua piala domestik setelah kalah dari Valencia. Perjalanan di Liga Champions bisa disebut membaik dengan lolos ke semi-final. Tapi lagi-lagi Lionel Messi dan kawan-kawan tak bisa mempertahankan keunggulan mereka atas Liverpool.
Kepala Pelatih Belgia Roberto Martinez adalah sosok yang paling diunggulkan untuk jadi pengganti Valverde. Mantan nakhoda Everton itu juga tidak menolak rumor tersebut. Tapi ia butuh izin dari Asosiasi Sepakbola Belgia (KBVB). “Saya tidak bisa mengatakan apakah akan ke Barcelona atau tidak. Semua tergantung KBVB,” kata Martinez.
Martinez yang besar bersama Swansea City disebut memiliki ‘DNA Barcelona’. Sebelum pergi ke Inggris, ia mengawali kariernya bersama tim asal Katalonia, CF Balaguer. Ketika dipercaya menangani Swansea, Wigan, dan Everton, ia juga memperlihatkan gaya bermain menyerang ala Blaugrana.
Foto: Mirror
Tapi menurut catatan kariernya saat masih menangani Everton, Martinez bukanlah sosok yang peduli pada pemain muda. Sementara Barcelona butuh kepala pelatih yang bisa bawa klub kebanggaan Katalonia itu kembali ke masa-masa Pep Guardiola. Memaksimalkan La Masia sebagai pusat mereka.
Melihat hal ini, Koeman adalah sosok yang tepat untuk Blaugrana. Menggantikan Martinez di Everton, sosok yang tengah dipercaya menjadi Kepala Pelatih Belanda mulai memberikan kesempatan kepada pemain seperti Tom Davies yang terlupakan di era sebelumnya.
Bersama tim nasional Belanda, ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang bisa membangkitkan gairah para pemain. Belanda berhasil menjuarai Grup 1 Liga A dari UEFA Nations League. Padahal sebelumnya mereka gagal lolos ke Piala Eropa dan Dunia. Namun berhasil mengalahkan Jerman dan Prancis yang merupakan juara dari dua edisi terakhir Piala Dunia (2014, 2018).
DNA Barcelona dalam diri Koeman tak perlu diragukan lagi. Ia adalah pahlawan Blaugrana di Liga Champions 1991/1992. Membela Blaugrana selama enam tahun (1989-1995) dan diasuh oleh legenda klub, Johan Cruyff.
Valverde Mirip David Moyes
Foto: New Straits Times
Valverde sebenarnya juga terdaftar sebagai pemain Blaugrana di era kepelatihan Cruyff. Tapi perbedaan antara Koeman dan Valverde muncul kala bicara tentang karier mereka sebagai seorang manajer. Selain Vitesse, Koeman selalu dipercaya untuk menangani klub dengan ekspektasi tinggi. Sementara Valverde baru merasakan hal itu bersama Valencia dan Barcelona.
Masa-masa terbaik Valverde sebagai pelatih muncul bersama Athletic. Lolos ke final Copa del Rey 2014/2015 sebelum ditumbangkan Barcelona. Dia jelas bukan pelatih yang buruk. Tetapi, dirinya tidak terbiasa dengan ekspektasi tinggi Barcelona.
Mungkin bisa dikatakan bahwa dirinya mirip dengan David Moyes ketika dipercaya menggantikan Sir Alex Ferguson di Manchester United. Jika Moyes membuang uangnya untuk mendatangkan Fellaini, Valverde menggunakan dana yang ia punya untuk Kevin-Prince Boateng dan Jeison Murillo.
Meskipun keduanya hanya berstatus pemain pinjaman, Blaugrana mengeluarkan dana dua juta euro untuk meminjam mereka. Padahal keduanya tak sesuai standard Barcelona.
Saat ini, Valverde disebut mendapat dukungan untuk bertahan di Barcelona. Bahkan dari laporan yang beredar, Lionel Messi dan kawan-kawan melakukan intervensi agar direksi klub tidak mendepak dirinya dari Camp Nou.
Koeman Bisa Membuat Landasan Untuk Xavi
Foto: Pro Soccer Talk - NBC
Tapi sebenarnya, mengganti Ernesto Valverde dengan Ronald Koeman adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan Barcelona untuk jangka panjang. Koeman tidak menolak tawaran dari Barcelona jika datang.
“Akan sangat mudah mengatakan saya akan tetap bersama tim nasional Belanda. Tapi kenyataannya, saya tetap membuka pintu untuk hal lain,” kata Koeman.
Ia memiliki DNA Barcelona, sempat diasuh oleh Johan Cruyff. Serta paham dan sudah teruji untuk memenuhi ekspektasi tinggi. Anggap saja hal Koeman sebagai pemantik untuk mulai masuk lagi ke masa-masa Pep Guardiola.
Menanam kembali bibit-bibit yang sama dengan masa keemasan Blaugrana sebelum Xavi Hernandez masuk dan bawa Blaugrana kembali ke puncak kejayaan.
“Mereka mengatakan saya akan menjadi nakhoda Barcelona di masa depan. Tapi saat ini saya belum siap. Kita harus bersabar dan menunggu saja, apakah hal itu benar-benar akan terjadi. Untuk saat ini saya baru bisa menangani Qatar atau mungkin tim muda Barcelona,” aku Xavi yang ditunjuk sebagai manajer klub Qatar, Al Saad, setelah gantung sepatunya di akhir kompetisi 2018/2019.