Saatnya Brahim Diaz Bangun dari Mimpi

Foto: Give Me Sport

Diboyong dari Manchester City pada bursa transfer musim dingin 2019, mimpi Brahim Diaz jadi kenyataan. Resmi menjadi salah satu anggota tim kesukaannya, Real Madrid dan main bersama idola masa kecil, Isco. “Saya punya tiga pilihan saat memutuskan untuk pergi dari Manchester. Pertama, Real Madrid. Kemudian, Real Madrid. Terakhir, Real Madrid! Ini adalah hari paling membahagiakan bagi saya,” kata Diaz.

Awal April 2019, mimpi Diaz semakin menjadi. Dipasang sejak awal oleh Zinedine Zidane, Diaz behasil menjadi arsitek gol pertama Real Madrid pada menit ke-25. Kreasinya itu jadi gol penyeimbang dalam pertandingan yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Los Blancos. Tapi cerita Diaz hari itu dimulai delapan tahun sebelumnya, 2011.

Diaz kecil adalah seorang pemungut bola untuk Malaga. Dari pinggir lapangan ia hanya bisa menatap idolanya, Francisco Roman Alcarcon alias Isco. Kontribusi pertama Diaz untuk gol Real Madrid adalah sebuah umpan untuk idolanya tersebut.

“Saya sangat senang bisa main sejak menit pertama dan memberikan umpan ke Isco. Ada beberapa hal yang masih bisa saya perbaiki lagi dalam permainan. Tapi pada dasarnya saya senang bisa membantu tim meraih kemenangan,” aku Diaz setelah pertandingan. Isco juga ikut merayakan kreasi Diaz melalui akun instagramnya. “Brahim sialan, saya sekarang jadi merasa tua,” kata Isco.

Sejak kecil Diaz memang sudah digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Real Madrid. Hal ini sudah diprediksi oleh Presiden CD Tiro Pichon Juan Onate yang menyaksikan Diaz sejak usianya masih enam tahun. “Dia berbeda dengan pemain lain. Meskipun postur Diaz kecil, ia bermain sepakbola secara spektakuler sejak kecil,” kata Onate.

Presiden Real Madrid Florentino Perez pun setuju dengan Onate. “Diaz adalah talenta yang spesial. Dirinya memiliki daya magis dalam permainannya dan ingin sukses bersama Real Madrid. Dia yang memilih kesebelasan ini dan energi itu akan membantunya,” kata Perez.

Sama seperti Jadon Sancho, Diaz sebenarnya ingin dipertahankan oleh Manchester City. Tapi, Pep Guardiola tidak menghalanginya untuk pergi. “Kasus Diaz adalah hal sederhana. Kami ingin memperpanjang kontraknya empat sampai lima tahun lagi. Kami ingin dia ada di sini [Manchester City]. Tapi sama seperti Sancho dan Foden, Diaz mengambil keputusan. Real Madrid adalah keputusannya,” jelas Guardiola.

Mantan nakhoda Barcelona itu jelas ingin mempertahankan Diaz. Jika ada pemain muda Manchester City yang mirip dengan Lionel Messi, Diaz adalah orangnya. “Jika di Premier League, ia dibandingkan dengan Eden Hazard. Tapi dirinya memiliki giringan bola yang lebih mirip dengan Messi,” kata rekan Diaz di akademi Manchester City, Edward Francis.

Diaz mungkin mendapatkan banyak pujian. Namun semenjak mendarat di Kota Madrid, ia baru tampil enam kali untuk Los Blancos. Main kurang dari 100 menit pada dua kompetisi berbeda. Ia pun masuk ke dalam daftar pemain yang ingin dipinjamkan ke luar Bernabeu pada musim 2019/2020. Bersama Jesus Vallejo dan Gareth Bale, Diaz kemungkinan besar tidak akan membela tim impiannya hanya enam bulan setelah didaratkan.

Siap-Siap Dibuang

Foto: Laprevisione

Usia Diaz baru genap 20 tahun pada 3 Agustus 2019, artinya masa depan dia Real Madrid masih panjang. Setidaknya itulah yang terlihat apabila hanya mempertimbangkan usia dan segala pujian yang diberikan pada Diaz. Kenyataannya pergi sebagai pemain pinjaman Real Madrid hampir sama dengan dibuang. Bukan disekolahkan.

Real Madrid meminjamkan sembilan pemain sepanjang musim 2018/2019 dan dari semua nama yang sedang ‘disekolahkan’ itu, hanya satu berpeluang kembali ke Bernabeu. Raul de Tomas. Tampil bersama Rayo Vallecano, Tomas adalah penyerang utama dengan raihan 14 gol dalam 30 pertandingan. Dirinya cukup untuk jadi pelapis Karim Benzema di Bernabeu.

Masa depan Andriy Lunin dan Martin Odegaard digantung. Achraf Hakimi sebenarnya bisa masuk rencana Zidane. Tapi dia cedera dan mungkin akan kembali dipinjamkan. Sisanya, berpeluang besar untuk hengkang.

Florentino Perez disebut siap menerima tawaran untuk Lucas Silva. Sementara Matteo Kovacic yang dipinjamkan ke Chelsea sudah mengaku tak ingin kembali ke Kota Madrid setelah Zidane ditunjuk lagi jadi nakhoda Los Blancos.

Pergi keluar, dipinjamkan, berarti tidak akan ada di lingkungan yang sama dengan pemain-pemain Real Madrid. Posisi mereka bisa saja ditutup pemain lain. Kontrak mereka bisa saja dilupakan. Kemungkinan paling besar adalah terus dipinjamkan sampai kontrak habis atau ada klub lain yang ingin membelinya.

Ini tidak termasuk pemain yang dibeli dan langsung dipinjamkan seperti Casemiro atau Rodrygo Goes. Tapi setidaknya sejak 2008/2009, hanya ada satu pemain yang berhasil kembali dari masa pinjaman dan masuk ke dalam rancangan tim: Marco Asensio.

Asensio sebenarnya sama seperti Casemiro dan Rodrygo yang tetap main di kesebelasan lamanya (Mallorca) setelah dikontrak Real Madrid. Namun ia juga sempat dipinjamkan ke Espanyol pada 2015/2016 dan kemudian jadi salah satu pemain utama Zidane. Sementara nama-nama lain seperti Sergio Canales, Pedro Leon, Nuri Sahin, Denis Cheryshev, Alvaro Medran, Diego Llorente, dan Philipp Lienhart tidak seberuntung Asensio.