Siapa Juga yang Mengatakan Kean Sebagai Lukaku Baru?

Foto: The Boot Room

Manajer Everton, Marco Silva, memperingatkan suporter Everton untuk tak menyebut Moise Kean sebagai penerus Romelu Lukaku. Penyerang asal Belgia tersebut pernah menetap di Goodison Park selama empat tahun (2013-2017) dan dirinya selalu menjadi topskorer The Toffees. Lukaku bahkan pernah mencetak 25 gol di Premier League 2016/2017.

Menurut Transfermarkt, tidak ada penyerang Everton yang bisa mencetak sampai 20 gol di era Premier League. Satu-satunya yang bisa mendekati raihan Lukaku di 2016/2017 adalah dirinya sendiri semusim sebelumnya (18 gol). Penampilan itu kemudian membuat Lakaku ditebus Manchester United dengan dana 76,2 juta Pauns. Penjualan termahal yang pernah dilakukan Everton sepanjang sejarah klub.

Kehilangan Lukaku, Everton hanya dapat mengandalkan Wayne Rooney, Gylfi Sigurdsson, dan Richarlison untuk mencetak gol. Sigurdsson yang merupakan seorang gelandang jadi paling produktif di antara ketiganya. Wajar apabila di musim panas 2019 Everton mencari seorang penyerang.

Moise Kean tersingkir dari Turin kemudian didaratkan the Toffees dengan dana sekitar 25 juta Pauns. Kean belum diberi kepercaayan untuk tampil jadi penyerang utama Everton di dua laga pertama Premier League 2019/2020. Dirinya baru mencatat 39 menit. Tapi, tiba-tiba Silva memperingati publik untuk tidak membandingkan Kean dengan Lukaku.

“Membandingkan Kean dengan Lukaku adalah hal yang tidak masuk akal. Mereka memiliki pribadi masing-masing. Kami senang dengan karakter mereka tersebut. Begitu juga untuk Dominic Calvert-Lewin dan Richarlison. Semuanya punya pribadi masing-masing. Tak adil membandingkan mereka [Kean dan Lukaku]. Kean masih muda, jangan memberikannya beban,” kata Silva.

***

Menurut Mirror, perbandingan itu ramai diperbincangkan di kalangan suporter Everton. Tapi setelah menelusuri Twitter, sangat sedikit yang menyebut Kean akan menjadi ‘Lukaku baru’ di Goodison Park. Ada yang mengatakan bahwa Kean merupakan pemain muda yang belum teruji dan jika ia sukses, Everton juga akan menjualnya ke kesebelasan lain. Sama seperti Lukaku. Ada juga berpendapat, bahwa Kean lebih baik dari Lukaku dan Everton melakukan langkah yang tepat di musim panas 2019.

Jika suporter Everton merasa girang kedatangan penyerang berkualitas setelah ditinggal Lukaku, jangan salahkan mereka, Silva. Itu bukan berarti mereka membandingkan Kean dengan Lukaku, hanya bahagia setelah dua musim mengandalkan gelandang untuk jadi juru gedor utama klub kesayangan.

Satu-satunya yang membandingkan Kean dengan Lukaku adalah agen mereka berdua, Mino Raiola. “Banyak faktor yang akan menentukan kesuksesan. Bagi saya, Kean dapat mereplika gol-gol Lukaku untuk Everton,” kata Raiola. Itupun sebenarnya Raiola tidak mengatakan Kean akan jadi penerus Lukaku. Ia sadar bahwa secara fisik, Lukaku lebih kuat dibandingkan Kean.

Foto: Liverpool Echo

Lagipula jika melihat gaya permainan mereka berdua, Kean dan Lukaku jauh berbeda. Kean adalah pemain cepat yang gemar menggiring bola dan bisa diandalkan untuk jadi tumpuan saat serangan balik. Sementara Lukaku merupakan pemain yang hobi menahan bola, membuka ruang untuk teman-temannya atau langsung melepaskan tendangan ke arah gawang lawan.

Sementara Lukaku disebut terlalu gendut oleh Gary Neville. Dengan Tancredi Palmeri, mantan kontributor Gazzetta dello Sport menambahkan bahwa penyerang Belgia itu memiliki berat 104 kilogram saat tes medis di Inter Milan.

Dia bukan pemain yang gesit dan senang memimpin serangan balik seperti Kean. Ia lebih suka menahan bola, entah untuk melepaskan tendangan langsung ke gawang lawan atau membuka ruang untuk teman-temannya.

***

Ketika mereka membicarakan Lukaku dengan Kean. Perbincangannya berbeda dengan saat membandingkan Lionel Messi dengan Diego Maradona. Mereka hanya melihat Kean sebagai penyerang berkualitas dan Lukaku merupakan sosok terakhir dengan kualitas serupa yang pernah dimiliki oleh the Toffees.

Peringatan dari Silva adalah hal yang wajar. Terkadang, karier pemain muda bisa rusak karena dibayang-bayangi oleh seniornya. Entah mereka menjadi besar kepala atau tak merasa bebas di atas lapangan, keberatan beban. Hal itu berpotensi merusak karier.

Foto: Joe.co.uk

Bahkan yang sudah tua pun masih menolak pensiun karena tidak bisa memberikan piala untuk negaranya. Tak seperti pendahulunya. Tapi siapa yang bilang Kean mirip Lukaku? Ekspektasi dari mereka yang menyaksikan dan mengikuti sepakbola adalah hal lumrah.

Lagipula, Direktur Olahraga Everton Marcel Brands mengakui bahwa mereka mencari pemain yang dapat mencetak 20 gol. Siapa yang terakhir berhasil melakukan hal itu di Everton? Tepat sekali!

“Saya paham suporter menginginkan penyerang yang bisa mencetak 20 gol,” kata Brands. Kemudian Kean datang dari Juventus, menjadi satu-satunya penyerang yang mendarat di Goddison Park. Pasti ada ekspektasi untuk Kean mengikuti jejak Lukaku.

***

Bukan membandingkan Kean dengan Lukaku seperti Messi dibandingkan dengan Maradona. Tidak juga seperti Giovani dos Santos dibentuk untuk jadi Ronaldinho kedua. Atau Bruma yang diharapkan bisa menjadi titisan Cristiano Ronaldo.

Waktu Everton mengeluarkan dana sekitar 25 juta Pauns untuk Kean, tentu ada harapan bahwa ia lebih baik dari mereka yang datang dengan harga 20 juta Pauns seperti Cenk Tosun dan Theo Wallcott. Serta mendekati pencapaian mereka yang didaratkan dengan dana 30 juta Pauns atau lebih seperti Lukaku dan Richarlison.

Hal itu tetap bisa dilakukan dengan karakter dan pribadi masing-masing. Kean bisa mengikuti jejak Lukaku walaupun mereka sama sekali tidak memiliki kemiripan.