Romelu Lukaku akhirnya bergabung dengan Inter Milan, setelah dua musim membela Manchester United. Kepindahan pemain berkebangsaan Belgia ini terbilang aneh karena secara statistik capaian golnya buat The Red Devils masih mengesankan. Apalagi, United pun tak mencari penggantinya sampai bursa transfer musim panas ditutup.
Jurnalis Prancis, Julien Laurens, mengatakan kalau salah satu alasan Lukaku hijrah dari Old Trafford adalah karena ia merasa tak lagi dicintai. Padahal, “Buat seseorang sepertinya, amatlah penting untuk merasa dicintai dan punya orang-orang di klub yang mendukungnya. Sambutan besar yang ia dapatkan di bandara Milan harusnya berarti besar buatnya.”
Awal musim ini, Lukaku memang berulah. Ia memang berlatih lebih awal ketika libur usai. Lukaku pun tak diturunkan sekalipun di tur pramusim. Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, menyebut kalau Lukaku tengah dalam pemulihan cedera. Sementara sejumlah media menyatakan sebaliknya. Lukaku sudah sembuh, tapi ia tak ingin mendapatkan cedera di tur pramusim.
Kelakuan Lukaku pun bikin geleng-geleng kepala. Ia mengunggah data yang semestinya rahasia soal data kecepatan para pemain Manchester United. Ia mengunggahnya karena berada di peringkat kedua sebagai pemain tercepat, seolah ingin membungkam mulut para pengkritik yang menyebutnya pemalas dan lambat.
“Dia sedikit nakal, seperti yang dia lakukan dengan statistik sprint yang menunjukkan kalau dia yang kedua tercepat. Lukaku adalah orang baik, tapi dia bisa jadi nakal ketika segala hal tak sesuai keinginannya,” kata Laurens.
Salah satu sumber kegusaran Lukaku adalah ketika Jose Mourinho dipecat. Pasalnya, menurut sejumlah sumber, Mourinho-lah yang membujuknya untuk pindah ke Manchester United dari Everton. Padahal, saat itu, United dirumorkan akan mendatangkan Alvaro Morata, sementara Chelsea mengincar Lukaku.
Kalau mau bernostalgia, Lukaku akan dengan mudah memilih Chelsea. Karena setelah pindah dari Anderlecht klub tujuannya adalah Chelsea, sehingga ia sudah memahami kondisi di sana sebelumnya. Namun, Lukaku mengambil langkah berani dengan bergabung dengan United.
Skema yang diterapkan Mourinho disebut-sebut cocok dengan gaya main Lukaku. Mourinho menekankan striker bertipe target man yang bisa menjadi pemantul bola sekaligus penyelesai peluang. Ini terbukti di musim pertamanya berkostum United, Lukaku mencetak total 27 gol di semua kompetisi.
Di sisi lain, Solskjaer sudah punya formulanya sendiri. Musim ini, pelatih berkebangsaan Norwegia ini ingin menggunakan tiga gelandang serang yang bergerak di belakang satu penyerang. Solskjaer ingin ketiganya punya kecepatan dan kemampuan untuk berpindah posisi.
Skema ini yang agaknya tak cocok dengan Lukaku. Apalagi sentuhan awalnya kerap tak begitu bagus, dan ia sering dianggap malas karena enggan berlari. Faktanya, seperti dikutip dari BBC, memang demikian. Dalam hal jarak lari dari jumlah sprint, Lukaku kalah dari Marcus Rashford dan Alexis Sanchez. Tapi masih sedikit lebih baik ketimbang Anthony Martial.
Anehnya, jika dibandingkan dengan tiga striker Premier League lain seperti Harry Kane, Sergio Aguero, dan Olivier Giroud, Lukaku memang kalah secara jarak, tapi unggul dalam hal sprint.
Karena “kemalasannya” inilah, Lukaku memang kerap dirumorkan cocok bermain di Italia. Apalagi adiknya, Jordan Lukaku, juga bermain di Lazio.
Jurnalis Belgia, Kristof Terreur, mengatakan kalau sejak Maret lalu Lukaku sudah secara jelas ingin meninggalkan Manchester United. Ini bertepatan ketika The Red Devils menunjukkan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer permanen musim ini.
“Dia tidak merasakan kepercayaan diri yang ia dapatkan sebelumnya dari Mourinho. Mourinho mendorongnya untuk datang ke United dan meyakinkannya untuk ke United, bukan ke klub masa remajanya, Chelsea,” kata Terreur.
“Lukaku selalu disebut-sebut bermain di Italia. Karena mungkin saudaranya juga bermain di sana. Ia dan saudaranya hampir tak terpisahkan ketika masih anak-anak. Aku selalu merasa kalau mereka [Lukaku dan Conte] akan menjadi pilihan yang sempurna.”
Lukaku jelas bukan striker buruk. Kalau dihitung sejak musim 2012/2013, Lukaku sudah mencetak 113 gol di Premier League, atau ketiga terbanyak setelah Sergio Aguero (141) dan Harry Kane (125). Ia pun menjadi pemain keempat yang bisa mencetak 80 gol di Premier League setelah Michael Owen, Robbie Fowler, dan Wayne Rooney.
Lantas siapa yang untung? MU untung karena dapat 75 juta paun, Inter juga untung karena dapat striker top! Tapi yang paling untung ya Keluarga Glazers. Kalau MU susah cetak gol, tinggal salahkan Solskjaer.
Sumber: BBC.