Tottenham Hotspur berhasil unggul 1-0 dari Manchester City di pertemuan pertama babak delapan besar Liga Champions 2018/19 (10/4). Kemenangan the Lilywhites itu dicatatkan berkat gol semata wayang penyerang Korea Selatan, Son Heung-Min pada menit ke-78.
Penyelamatan Hugo Lloris atas penalti Sergio Aguero di menit-menit awal pertandingan juga berpengaruh krusial bagi Tottenham. Lloris yang sebelumnya dikritik seakan memberi bukti bahwa dirinya layak di bawah mistar gawang Tottenham. Meski sebenarnya apa yang ia lakukan tidak menjawab kritik Jermaine Jenas di BBC.
“Penjaga gawang dilihat dari konsistensinya. Bagaimana dia bisa membuat pemain-pemain di depannya tenang,” kata Jenas. Bukan satu, dua, ataupun tiga penampilan gemilang, tapi konsistensi. Penyelamatan Lloris juga tertutup oleh cedera yang dialami Harry Kane sekitar 20 menit sebelum gol Son tercipta.
Pertanyaan yang muncul setelah pertandingan bukanlah soal konsitensi Loris. Tapi apakah Son bisa menjadi tumpuan Tottenham selama Harry Kane pergi? Pasalnya, Kane diprediksi akan absen hingga musim 2018/2019 berakhir.
“Ini benar-benar kabar yang menyedikan. Kita akan sangat merindukan dirinya,” aku Pochettino di konfrensi pers pasca pertandingan.
Selain Kane, Pochettino juga kemungkinan besar tidak bisa menggunakan jasa Dele Alli. Ia terlihat menggunakan pelindung kaki setelah main selama 87 menit lawan Manchester City. Son satu-satunya pilihan utama Pochettino yang tersisa di lini depan.
Mengingat saat Son dan Kane tidak bisa membela Tottenham, manajer asal Argentina itu lebih memilih untuk jadikan Alli sebagai ‘false 9’ ketimbang memainkan Fernando Llorente sebagai ujung tombak.
Jay Williams dari The Boot Room mendukung Son untuk menjalankan tugas Kane. Ia juga mengutip catatan Who Scored, di mana Son telah terlibat dalam 12 gol dari 15 penampilan sebagai ujung tombak. Mencetak sembilan gol dan arsiteki tiga lainnya. Dengan kata lain, Son punya kualitas untuk menjadi pengganti Kane.
Sementara Planet Football mencatat bahwa Son pernah delapan kali menyelamatkan the Lilywhites ketika Kane absen ataupun buntu. Tidak termasuk ketika bertemu Manchester City di Liga Champions 2018/2019 (10/4).
Son seperti memiliki semuanya untuk menjadi pengganti sementara Kane. Namun menurut gelandang Manchester City, Ilkay Gundongan, kekalahan the Citizens di Tottenham Hotspur Stadium lebih karena Lloris ketimbang Son.
“Setelah gagal memaksimalkan penalti, semuanya jadi negatif. Andaikan itu berhasil kami konversi, Tottenham pasti akan hancur lebur. Hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi di kesebelasan seperti Manchester City,” kata Gundogan.
Hidup Son Tanpa Kane
Foto: FWS Greece
Menurut data Transfermarkt, sejak Son mendarat di London pada 2015, Tottenham sudah 13 kali tampil tanpa Kane di Premier League. Selama empat tahun, Kane hanya absen 13 kali untuk Tottenham. Itu memperlihatkan betapa krusial peran penyerang Inggris tersebut di skuad Mauricio Pochettino.
Dari 13 pertandingan tersebut, Son hanya absen satu kali. Ketika melawan Fulham di awal tahun 2019, Pochettino tidak mendaftarkan nama Kane dan Son. Tapi Tottenham tetap raih tiga poin berkat gol Alli dan Harry Winks. Sementara pada enam laga lainnya, Son memberi kontribusi penting untuk Tottenham.
Arsiteki gol Alli ke gawang Manchester City pada Oktober 2016 dan menang 2-0. Cetak gol kedua Tottenham ke gawang Burnley pada April 2017 dan menang 2-0. Mengunci tiga poin dramatis dari Swansea City beberapa hari setelah bertemu Burnley.
Cetak gol penyeimbang melawan Watford di 10 menit pertandingan sebelum akhirnya menang 2-1 di akhir Januari 2019. Cetak gol semata wayang ke Martin Dubravka pada Februari 2019. Serta melengkapi kemenangan 3-1 Tottenham atas Leicester City di pekan ke-26 Premier League 2018/19. Sky Sports bahkan memberikan Son label pemain dengan pengaruh paling besar di laga-laga penting seperti kontra Manchester City (10/4).
Efek Rumah Baru
Semenjak Tottenham Hotspur Stadium dibuka, Son seperti semakin menggila. “Ini luar biasa. Berbeda dengan saat main di Wembley. Wembley bukanlah rumah kita,” kata Son usai mencetak gol perdana di stadion tersebut. Ketika pengatur serangan Manchester City, Kevin De Bruyne melempar kritik soal stadion Tottenham, Son juga memasang badan.
“Pemain Manchester City tidak pernah merasakan apa yang kami alami. Mereka selalu memiliki rumah. Sementara kami harus mengungsi dua tahun. Kami merindukan rumah,” kata Son. Tottenham Hotspur Stadium baru menyelenggarakan dua pertandingan dengan tiga gol tercipta. Son mencetak dua dari tiga gol itu.
Dengan empat laga kandang dari setidaknya tujuh pertandingan yang tersisa musim ini, Son bisa terus menggila di rumahnya. Selama periode empat hari (13-17 April 2019), the Lilywhites akan bertemu Manchester City dua kali di Etihad. Tanpa Harry Kane.
Merusak Quadruple di Etihad
Foto: Deccan Herald
Untungnya, catatan Son di partai tandang juga tidak buruk. Terlibat dalam 27 gol di semua kompetisi selama 2018/2019, Son memang lebih produktif di kandang. Namun ia juga terlibat dalam 12 gol tandang Tottenham musim ini. Jadi bukan masalah. Apalagi Pochettino sudah pernah membuktikan bahwa Tottenham tidak ketergantungan dengan Kane.
“Saya tidak percaya bahwa Tottenham adalah ‘Harry Kane FC’. Saya tidak akan pernah percaya akan hal itu. Kane pemain penting, salah satu penyerang terbaik di dunia. Tapi sepakbola adalah permainan kolektif,” ungkap Pochettino pada 22 Februari 2019 setelah Kane absen selama tujuh pertandingan.
Uniknya, sosok yang memberi Tottenham label sebagai ‘Harry Kane FC’ adalah manajer Manchester City, Pep Guardiola. Tidak akan ada yang lebih manis daripada memupuskan harapan the Citizens untuk quadruple di Etihad tanpa Harry Kane, dan Son bisa melakukan itu.