Ansu Fati, dari Afrika ke Pemecah Rekor La Liga

Ansu Fati baru berusia 17 tahun pada 31 Oktober mendatang. Namun, sejumlah rekor berhasil ia pecahkan. Apabila ia diturunkan oleh Ernesto Valverde dalam laga menghadapi Borussia Dortmund pada Selasa (17/9) malam ini, rekor lain akan bertambah.

Rekor pertama yang dicatat Ansu Fati adalah menjadi pemain Barcelona termuda yang masuk starting line up di Camp Nou. Ini terjadi di pertandingan menghadapi Valencia pekan lalu. Ansu Fati mengalahkan rekor yang dicatatkan Marc Muniesa pada 2009 silam. Hanya Vicenc Martinez yang lebih muda ketika Barca menghadapi Real Madrid pada 1941.

Di pertandingan tersebut, Ansu Fati mencetak gol keduanya di Camp Nou. Tak berselang lama, ia juga menciptakan asis buat Frenkie de Jong. Ia pun menjadi pemain termuda yang bisa mencetak gol dan menciptakan asis dalam sejarah La Liga. Golnya juga menjadikannya sebagai pemain termuda yang pernah mencetak gol di Camp Nou.

Di Liga Champions nanti, kalau diturunkan, Ansu Fati akan menjadi pemain termuda Barcelona yang bisa melakukannya di Liga Champions. Akan tetapi, rekor ini bisa saja tertahan karena Valverde belum berencana memainkannya.

“Aku belum bicara banyak dengannya, kecuali soal urusan taktikal. Aku tak begitu senang memberikan sarang terlalu banyak, tapi aku akan bicara padanya. Ini tentang semua orang di sekitar memperlakukannya secara alami. Kita akan lihat apakah dia bermain, dan jika dia main, itu bukan untuk memecahkan rekor tetapi untuk kebutuhan tim,” ungkap Valverde.

Ada yang menarik ketika Ansu Fati mencetak gol ke gawang Osasuna. Di papan skor, tidak ada wajahnya sebagai pencetak gol. Padahal, setiap pencetak gol biasanya dipasangkan wajahnya. Ini karena Osasuna memang tak punya foto wajah Fati. Ia bahkan tak ada dalam guide yang dibuat Marca untuk tim utama Barcelona maupun tim kedua Barcelona musim ini.

Hal unik lainnya adalah Fati mungkin saja tak bersinar seperti sekarang ini andai pelatih Juvenil A, Victor Valdes, tak membantunya. Ketika itu Fati bermain dan tampil menonjol. Akan tetapi, Valdes melihat sepatu yang digunakan Fati berada dalam kondisi buruk. Ia pun membelikan sepatu baru agar penampilannya lebih baik. Kiper legendaris Barcelona itu pun menggambarkan Fati sebagai assassin di dalam kotak penalti yang butuh kebebasan.

Di lingkungan Barca sendiri nama Fati tak begitu terdengar. Ia bergabung dari Sevilla pada 2012 ketika usianya 10 tahun. Ayahnya pindah dari Lisbon ke Andalusia untuk mencari pekerjaan. Ayahnya sendiri berkebangsaan Guinea-Bissau. Fati mengikuti ayahnya ke Andalusia ketika usianya enam tahun. Ia adalah pesepakbola jalanan yang andal, yang membuat Sevilla langsung merekrutnya ke tim akademi.

Tak berselang lama, Barcelona dan Real Madrid memberikan penawaran, dengan Madrid menawarkan uang lebih banyak. Akan tetapi keluarga Fati lebih memilih Barcelona karena tim akademinya.

Fati tak bermain buat tim B Barcelona musim lalu. Namun, ia tampil impresif di bawah Valdes yang membuatnya ditawari kontrak profesional. Cederanya Lionel Messi, Luis Suarez, dan Ousmane Dembele membuatnya ditarik ke tim utama. Ia bahkan dimainkan dalam laga pembuka Barcelona musim ini saat menang 5-2 dari Betis. Kedua orang tuanya menangis ketika mereka mendengar namanya masuk ke tim utama Barca.

“Aku bisa mati dengan bahagia sekarang, anakku bermain untuk Barca,” kata ayah Ansu Fati.

Saat ini, Fati belum membela timnas manapun. Ia bisa bermain untuk Guinea-Bissau maupun Portugal. Ia juga bisa bermain untuk timnas Spanyol apabila mendapatkan kewarganegaraan. Pelatih Spanyol, Roberto Moreno, menyatakan kalau Federasi Sepakbola Spanyol, tengah bekerja keras untuk membawanya ke tim.

Dampak instan yang ditunjukkan Ansu Fati langsung mendapatkan perhatian dari Ernesto Valverde.

“Mereka akan nge-hype Ansu Fati, tapi kami harus menenangkannya dan itulah tugas kami untuk menjaga para pemain,” kata Valverde.

Sumber: The National.ae