Sebanyak 13 pejabat FIFA yang berbasis di Moskow akan berusaha memperbaiki ‘kesalahan yang jelas terlihat’ selama Piala Dunia 2018 berlangsung. Tetapi, bagaimana jika semuanya tidak berjalan dengan sesuai?
Tak lepas dari semua itu, teknologi VAR menjadi salah satu bagian penting yang ada pada rencana tersebut. Teknologi yang akan diterapkan di Piala Dunia musim panas ini difungsikan untuk lebih membebaskan dan menghilangkan kesalahan pada wasit yang biasanya sering menimbulkan hal kontroversi di atas lapangan.
Di sisi lain, VAR ternyata menimbulkan sejumlah perdebatan. Hal ini terjadi karena VAR nyatanya akan menciptakan beberapa masalah baru seperti melemahkan tugas murni wasit pertandingan dan mengubah komposisi Piala Dunia menjadi serangkaian tontonan yang tak ada ‘khilafnya’ sama sekali.
Berbagai tanggapan pro dan kontra muncul sejak FIFA mengumumkan bahwa teknologi dengan nama lengkap video assistant referee (VAR) tersebut akan digunakan di masing-masing 64 pertandingan di Rusia 2018. Hal ini memunculkan firasat tidak mengenakan di benak para pengamat sepakbola. Bahkan, mereka sangat kontra dengan menilai bahwa sistem baru ini akan mencoreng dan merusak ciri khas dari Piala Dunia.
Lalu, ada satu argumen pro yang mengatakan bahwa teknologi harus memainkan peran yang lebih besar dalam sepakbola modern, dan semakin cepat digunakan maka semakin baik. Jadi intinya, VAR dianggap sebagai teknologi baru yang menjadi harapan nyata untuk lancarnya pertandingan-pertandingan di Piala Dunia.
Peran VAR
Peran VAR adalah untuk memperbaiki “kesalahan yang jelas dengan jelas” yang biasanya sering dibuat oleh para wasit dalam empat situasi yang “mengubah hasil permainan”. Keempat situasi itu adalah: gol, penalti, kartu merah, dan kasus-kasus identik seperti pelanggaran tak terlihat. Maka proses-proses ini nantinya akan melibatkan rekaman video dari setiap situasi untuk memeriksa masalah yang ada.
Kesalahan yang terlihat akan ditinjau dari rekaman, katakanlah kesalahan seperti pemain yang jelas-jelas offside. VAR juga akan memberi tahu wasit tentang fakta-fakta yang muncul, dan wasit akan memiliki kesempatan untuk mengoreksi keputusannya. VAR hanya dapat memberikan saran tentang keadaanya, dan keputusan wasit akan tetap bersifat final.
Bagaimana cara kerja dari penerapan VAR ini?
FIFA telah menunjuk 13 pejabatnya untuk memaksimalkan peran VAR di Piala Dunia, dan mereka akan beroperasi dari markas besar yang ada di Moskow. Setiap pertandingan akan memiliki satu VAR dan satu tim dengan tiga asisten yang diberikan akses ke rekaman dari 33 kamera, delapan di antaranya akan merekam dalam gerakan lambat.
Jika tim menemukan kesalahan, VAR kemudian akan menghubungi wasit di lapangan melalui lubang suara. VAR lalu memberi tahu wasit apakah ada kesalahan atau apakah mereka harus memeriksa keputusannya sendiri. Wasit kemudian dapat bertindak atas informasi itu dengan segera, atau memilih untuk meninjau rekaman di layar sisi lapangan. Selain itu, wasit juga dapat meninjau kembali keputusan asli rekaman atau dapat membiarkannya.
Masalah VAR sejauh ini
VAR telah menjalani berbagai uji coba di seluruh dunia selama 18 bulan terakhir. Terkadang, teknologi ini gagal berkontribusi maksimal (meskipun terhitung jarang). Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada uji coba, VAR meningkatkan akurasi keputusan perwasitan dari 93% menjadi 98,8%. Tapi kendati begitu, masalahnya, VAR lebih menunjuk pada isi kesalahannya daripada keputusannya.
Masalah inti dari VAR adalah: apa sebenarnya parameter kesalahan yang “jelas”? Tak mengherankan bahwa istilah semacam itu bersifat subyektif dan lebih mengarah ke pengambilan keputusan yang tidak konsisten. Itu berarti, wasit akan menurunkan kualitas ketegasannya di tengah-tengah penerapan VAR itu sendiri. Bahkan, masalah lainnya pun ikut muncul. Ketika wasit membuat keputusan melalui VAR, biasanya mereka akan membutuhkan waktu, dan seringnya hal seperti ini mengganggu alur permainan.
Perubahan apa yang dibuat untuk Piala Dunia?
Hingga sekarang, para penggemar yang menonton pertandingan yang melibatkan VAR terkadang berjuang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Musim panas ini, FIFA akan menggunakan “networked touch tablet” (software di iPad) untuk menyampaikan informasi kepada penyiar dan di dalam layar besar di stadion sehingga orang dapat terus mengikuti perkembangan terkini. Itu kabar baiknya.
Kabar buruknya adalah, bahwa VAR yang sementara baru saja ditunjuk sebagai teknologi berpengalaman, tidak akan sertamerta menjadi keputusan resmi wasit, dan hal ini sepertinya akan sangat menyulitkan proses pengambilan keputusan lebih lanjut.
Keuntungan dari penerapan VAR
Sepertinya keuntungan besar tergantung dari apakah Piala Dunia 2018 kali ini akan lebih menarik perhatian dunia atau tidak dengan penerapan VAR. Pendapatan FIFA pada tahun 2014 saja hanya di bawah 5 miliar dolar, dan jika ditanya apakah keuntungan di tahun ini menjadi permasalahan yang besar atau tidak bagi FIFA? Entahlah.
Di sisi lain, selain VAR yang akan digunakan untuk mencoba memastikan sistem ‘penegak keputusan’ bekerja dengan baik atau tidak, teknologi lain pun telah diterapkan untuk memaksimalkan jalannya pertandingan. Akan tetapi, jika penerapan teknologi ini menyebabkan banyak masalah pada minggu pertama turnamen, sepertinya semua pihak akan mengharapkan seseorang untuk turut campur tangan baik secara publik atau sebaliknya guna menghentikan penerapan teknologi tersebut.