Dua Aturan yang Ingin Diubah Pelatih Top Eropa

Pertemuan tahunan antara UEFA dengan para pelatih top Eropa telah dilaksanakan di Nyon, Swiss, pada Selasa, 4 Agustus 2018 waktu setempat. Mereka yang hadir dalam pertemuan antara lain Jose Mourinho, Massimiliano Allegri, Carlo Ancelotti, Unai Emery, Julen Lopetegui, Thomas Tuchel, dan Arsene Wenger.

Dalam pertemuan tahunan mereka saling bertukar pikiran seputar sepakbola. Aturan permainan pun tidak luput dari bahasan antara para pelatih dengan UEFA. Ada dua hal yang paling disoroti pada pertemuan itu. Keduanya adalah berkaitan dengan aturan gol tandang dan bursa transfer.

Peraturan Gol Tandang

Gol tandang sendiri adalah sebuah aturan dalam turnamen sepakbola sistem gugur yang berlaku pada pertandingan kandang-tandang/home-away apabila agregat total seri. Peraturan ini diciptakan untuk menghindari pertandingan ketiga seperti yang dikatakan mantan direktur teknis UEFA, Andy Roxburgh, pada media Inggris FourFourTwo.

Aturan gol tandang pertama kali diperkenalkan pada kompetisi Piala Winners pada 1965 silam. Saat itu peraturan ini dianggap sebagai alternatif menentukan pemenang selain melalui undian koin ataupun tanding ulang. Sementara Liga Cahampions UEFA baru mulai menerapkan aturan gol tandang pada tahun 1970.

Mereka yang berhasil mencetak gol di kandang lawan akan lebih unggul daripada mereka yang gol di kandang sendiri. Namun dengan masih diterapkannya aturan gol tandang di zaman ini, banyak pihak yang merasa tidak adil. Pasalnya saat ini mencetak gol tandang sudah tidak sesulit dulu. Peraturan yang telah berusia 50 tahunan lebih ini dianggap terlalu menguntungkan bagi tim tamu.

“Situasi sepakbola Eropa sekarang sudah berubah. Bobot dari gol tandang tidak lagi seberat dulu, ketika pertama kali diperkenalkan,” ujar Giorgio Marchetti, Sekretaris Jenderal UEFA, yang menyampaikan pemikiran para pelatih terkait gol tandang.

Aturan gol tandang juga membuat pemain kandang bermain lebih pasif. Mereka akan lebih fokus untuk tidak kebobolan di kandangnya sendiri daripada mencetak gol. Mengingat kebobolan di kandang sendiri merupakan sesuatu yang berat ketika bermain dalam aturan gol tandang.

Misalnya saja yang terjadi saat Barcelona melawan Roma di perempat final Liga Champions 2017/2018. Pada leg pertama Roma berhasil membobol kandang Barcelona dengan satu gol. Sementara Barcelona menciptakan empat gol di kandang sendiri. Masuk pada leg kedua, giliran Roma yang mencetak gol lebih banyak dari Barcelona. Skor 3-0 pada leg kedua membuat kedua klub memiliki agregat yang sama, yaitu 4-4. Kemenangan akhirnya jatuh ke tangan Roma karena aturan gol tandang. Roma berhasil membuat gol tandang pada leg pertama yang membuatnya lebih unggul dari Barcelona.

Berkaitan aturan gol tandang pada kompetisi bergengsi di Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa, UEFA telah mempertimbangkannya sejak 2014 silam. Aturan yang sudah dianggap tidak adil oleh sebagian kalangan ini masih dicari terobosan barunya. Diharapkan munculnya terobosan dari aturan gol tandang dapat membawa permainan sepakbola lebih adil untuk kedua tim yang bertanding.

Bursa Transfer

Yang selanjutnya menjadi fokus bahasan pada pertemuan tahunan yaitu berkaitan penutupan bursa transfer musim panas tahun ini. Penutupan bursa transfer sudah sejak dulu ditutup secara bersamaan yang umumnya pada tanggal 31 Agustus 2018. Namun berbeda dengan bursa transfer musim panas tahun ini yang penutupannya tidak dilakukan secara serentak.

Pada 9 Agustus 2018 Inggris telah mengawali untuk menutup bursa transfer musim panas. Kemudian diikuti oleh Italia pada 17 Agustus 2018. Mereka menutup bursa transfer lebih cepat dengan alasan agar persiapan tim lebih lancar. Sementara Spanyol, Jerman, dan Prancis menutupnya bersamaan pada 31 Agustus 2018.

“Para pelatih memiliki pendapat bahwa akan ada penyeragaman soal tanggal penutupan bursa transfer musim panas. Intinya, bursa transfer musim panas harus ditutup sebelum kompetisi dimulai. Semua masih dalam pembicaraan, kita lihat keputusannya seperti apa nanti,” ujar Marchetti.

Premier League yang dimulai tanggal 11 Agustus membuat pemain tidak memiliki kepastian. Ini karena bursa transfer ditutup setelah liga berlangsung dua pekan. Akan ada kemungkinan pemain harus membela klub baru sementara sekarang ia masih berada di klub lama. Perbincangan terkait penutupan bursa transfer dilakukan agar tidak adanya kebingungan lagi bagi pemain untuk memperkuat klub tertentu sebelum liga dimulai.

Sebagai contohnya adalah transfer Alexis Sancez dan David De Gea. Banyak kesebelasan yang dikabarkan berkemungkinan untuk memboyong mereka. Hingga akhirnya, tidak ada dari ketiga pemain tersebut yang diboyong oleh kesebelasan lain saat bursa transfer ditutup.

“Ini penting saat kita menutup semuanya sebelum kompetisi digelar. Para pemain jadi tak punya kejelasan. Apakah mereka tetap di klub? Atau pindah? Bukan seperti itu cara kerjanya,” ujar Wenger, mantan manajer Arsenal, yang berkata jika bursa transfer idealnya ditutup 48 jam sebelum liga pertama dimulai.