Aturan Gol Tandang adalah metode yang digunakan untuk menentukan pemenang saat hasil kedua tim sama imbang dari dua pertandingan kandang-tandang. Dengan aturan gol tandang, kesebelasan yang mencetak gol lebih banyak di kandang lawan, menjadi pemenang bila hasil akhir dari dua pertandingan sama kuat.
Tidak sedikit penggemar yang menganggap kalau gol tandang sama dengan dikalikan dua. Padahal, konsepnya tidak seperti itu. Misalnya, dalam pertandingan Manchester United vs Real Madrid. Pertandingan pertama berakhir imbang 0-0 di Old Trafford dan 2-2 di Santiago Bernabeu. Kalau dikalikan dua, hasil akhir pertandingan menjadi 4-2 untuk kemenangan Manchester United, dan jelas itu merupakan kesalahan.
Aturan Gol Tandang biasanya diterapkan dalam pertandingan dua leg, di mana hasil akhirnya ditetapkan berdasarkan total gol yang terjadi di dua pertandingan tersebut. Aturan Gol Tandang menjadi penentu pertama siapa tim yang menang. Penentu selanjutnya adalah perpanjangan waktu dan tendangan penalti.
Akan tetapi, aturan ini tetap bergantung dari operator kompetisinya sendiri. Misalnya, di Piala Menpora 2021, aturan gol tandang tidaklah diberlakukan. Pun dengan di Piala Tiger atau Piala AFF. Selain itu, aturan ini juga tergantung apakah akan diterapkan hanya di waktu normal, atau juga di perpanjangan waktu.
Aturan Gol Tandang pertama kali diperkenalkan oleh UEFA di Piala Winners musim 1965/1966.
Contoh Aturan Gol Tandang
Contoh Pertama
Leg Pertama: Tim A 1-0 Tim B; Leg Kedua: Tim B 1-0 Tim A.
Secara agregat hasilnya adalah 1-1. Kedua kesebelasan tidak bisa memanfaatkan aturan gol tandang karena keduanya tak mencetak gol saat tandang ke kandang lawan. Pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Contoh Kedua
Leg pertama: Tim A 1-0 Tim B; Leg Kedua Tim B 2-1 Tim A.
Secara agregat hasilnya adalah 2-2 yang sama kuat buat kedua kesebelasan. Namun, tim A mencetak satu gol tandang sementara tim B tidak. Dengan ini, Tim A yang menang.
Contoh Ketiga
Leg pertama: Tim A 1-0 Tim B; Leg kedua Tim B 1-0 Tim A.
Contoh di atas mirip dengan contoh yang pertama. Untuk itu pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Namun, di babak perpanjangan waktu, hasil akhirnya menjadi 2-1 untuk kemenangan tim B.
Secara agregat, kedua kesebelasan sama-sama mencatatkan skor 2-2. Namun, tim A yang menang karena berhasil mencetak gol di kandang tim B. Dengan catatan bahwa aturan gol tandang tetap berlaku di babak perpanjangan waktu. Apabila aturan gol tandang hanya berlaku di waktu normal, maka pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.