Sin Bins, Aturan yang Bikin Pesepakbola Menjaga Ucapannya

Dalam pertemuan rutin IFAB pada 3 Maret 2017 dihasilkan keputusan bahwa badan pembuat aturan di sepakbola tersebut menyetujui aturan “Sin Bins” untuk diterapkan di sepakbola. Lantas, apa itu “Sin Bins” dan mengapa aturan tersebut belum terlihat diterapkan di liga-liga top di dunia?

Definisi Aturan “Sin Bins”

Kalau dialihbahasakan, “Sin Bins” berarti “Tempat Sampah Dosa”. Secara penggunaan, “Sin Bins” berarti tempat buat para pelanggar. Sementara definisinya adalah tempat untuk menahan pemain untuk sementara dari pertandingan.

Aturan ini diberikan apabila wasit menganggap pemain melakukan pelanggaran tertentu yang membuatnya harus keluar lapangan, tapi hanya sementara. Untuk beberapa waktu, ia berhak untuk kembali bertanding.

Secara filosofis, aturan “Sin Bins” dibuat sebagai bentuk hukuman instan yang diharapkan bisa memberikan efek secara signifikan dan pengaruh positif atas perilaku pemain yang bersalah.

Kapan “Sin Bins” Dipergunakan?

Dalam “Laws of the Game”, wasit punya kekuatan untuk memberi pemain kartu kuning dan merah, juga mengusir sementara pemain yang dianggap melakukan pelanggaran. Akan tetapi, pengusiran sementara pemain ini bergantung pada aturan kompetisi masing-masing. Apabila dalam aturan kompetisi tidak diatur soal “Sin Bins”, maka aturan ini tidak bisa digunakan.

Pengusiran sementara berlaku untuk semua pemain, termasuk penjaga gawang. Namun, tidak berlaku bagi pemain di bangku cadangan dan pemain yang telah diganti.

Teknisnya adalah wasit memberikan kartu kuning, lalu kedua tangannya menunjuk ke arah “bins” atau tempat di mana akan menjadi tempat pengusiran sementara. Biasanya, wasit akan menunjuk ke bangku cadangan.

Berapa Lama Aturan “Sin Bins” Diterapkan?

Durasi untuk pengusiran sementara, sama untuk semua jenis pelanggaran. Namun jangka waktunya berkisar 10-15 persen dari total pertandingan. Misalnya, 10 menit untuk pertandingan selama 90 menit, dan delapan menit untuk pertandingan dengan durasi total 80 menit.

Masa pengusiran dimulai begitu pemain tersebut meninggalkan lapangan. Menit pengusiran tetap dihitung meski pertandingan terhenti yang nantinya diganti dengan waktu tambahan seperti pergantian pemain dan pemain yang ditandu karena cedera.

Apabila masa pengusiran telah habis, pemain berhak kembali masuk ke lapangan atas izin wasit. Wasit punya kewenangan penuh kapan pemain bisa masuk ke lapangan.

Pemain yang kena pengusiran sementara tidak bisa diganti saat masuk “Sin Bins”. Apabila waktu habis ketika masa pengusiran masih berjalan, maka masa pengusiran dilanjutkan di babak kedua, atau di babak perpanjangan waktu.

Apabila masa pengusiran masih terus berjalan sementara pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti, maka pemain yang ada di “Sin Bins” masih berhak untuk melakukan tendangan penalti.

Pemain yang ada di “Sin Bins” bisa terkena kartu kuning kedua atau kartu merah langsung. Dan kalau ini terjadi, ia tak bisa melanjutkan pertandingan, dan tentu saja tak bisa diganti.

Dalam aturan IFAB, apabila ada pemain yang dua kali kena pengusiran, maka pemain tersebut tak bisa melanjutkan pertandingan. Akan tetapi, tim bisa menggantinya asalkan jatah pergantian masih ada. Ini berbeda dengan aturan dua kartu kuning yang otomatis menjadi kartu merah, menyisakan tim tersebut harus bermain minus satu pemain.

Aturan ini hanya diberikan bagi pemain yang dua kali mendapatkan pengusiran sementara. Sementara pemain yang di kartu kuning pertama tak masuk Sin Bins, tetap akan dikartu merah apabila mendapatkan kartu kuning kedua.

Aturan Sin Bins di Sepakbola Inggris

FA secara luas menerapkan aturan Sin Bins di kompetisi akar-rumput mulai dari divisi lima di National League System. Dari 31 liga yang diterapkan aturan Sin Bins, 25 di antaranya menunjukkan penurunan dalam hal perbedaan pendapat dengan wasit.

Total penurunannya mencapai 38 persen. Sebanyak 72 persen pemain ingin aturan ini dilanjutkan, dan 82 persen wasit juga menginginkan untuk terus dilanjutkan.

Respons Pemain

Pemain Great Shelford, Mason Newman, menuturkan awalnya ia berpikir kalau Sin Bins akan menjadi mimpi buruk para pemain. Namun, para pesepakbola ini menjadi terbiasa dengan aturan itu.

“Semua orang menghormati aturannya dan para pemain belajar untuk tidak bereaksi dengan cara yang tak sopan pada perangkat pertandingan dan yang lainnya di atas lapangan,” kata Newman yang main di Kershaw Premier League.

Sementara itu, pemain Beckenham Manor, Jon White, mengungkapkan kalau ditetapkannya aturan Sin Bins membuat para pemain berpikir dua kali sebelum bereaksi.

“Aturan ini membuat para pemain berpikir dua kali sebelum bereaksi berlebihan pada keputusan atau berargumen dengan perangkat pertandingan. Aturan ini meningkatkan rasa hormat antarmanusia yang terlibat dan bertujuan positif,” kata White.

Jadi, kira-kira kapan Sin Bins akan diterapkan di liga-liga top dunia?