Aubameyang Masih Van Persie, Belum Henry

Foto: Football Transfer Tavern

Pierre-Emerick Aubameyang mengawali musim 2019/2020 dengan fantastis. Dirinya menghabiskan 630 menit pertamanya di 2019/2020 dengan tujuh gol untuk Arsenal. Termasuk satu gol melawan Eintracht Frankfurt di Liga Europa.

Setidaknya hingga 24 September 2019, Aubameyang punya rataan satu gol setiap 90 menit. Performanya bahkan mulai mengingatkan banyak orang dengan Thierry Henry. Legenda Arsenal yang mencetak lebih dari 200 gol untuk the Gunners sebelum pergi ke Barcelona di 2008.

Komparasi Aubameyang dengan Henry bukanlah hal baru. Hal itu sudah ada sejak Aubameyang pertama mendarat di Emirates Stadium (2018). Diboyong dari Borussia Dortmund seharga 57,3 juta Pauns pada pertengahan musim 2017/2018, Aubameyang datang bersamaan dengan kepergian Alexis Sanchez ke Manchester United.  Juru gedor baru dibutuhkan Arsenal dan rekor belanja pun dipecahkan Arsene Wenger demi membeli Aubameyang.

“Kami butuh tenaga tambahan di lini depan. Kami belum bisa menyerang secara efisien sejauh ini. Jadi saya rasa dirinya adalah pilihan yang tepat. Saya yakin dia bisa menjalani tugasnya. Aubameyang punya kecepatan, kemampuan mencetak gol, dan fisik kuat. Fisik adalah salah satu aspek paling penting. Kita semua tahu Premier League kompetisi yang penuh dengan adu fisik,” jelas Wenger.

Mantan penyerang Arsenal, Alan Smith, percaya bahwa Aubameyang datang ke London Utara karena Sven Mislintat, bukan Wenger. Mislintat yang ketika itu dipercaya menjadi kepala pemandu bakat Arsenal adalah sosok yang membawa Aubameyang ke Dortmund. Mengingat Arsenal sudah kedatangan Alexandre Lacazette, Smith percaya Aubameyang bukanlah pilihan Wenger.

“Mereka sudah mendapatkan Henrikh Mkhitaryan dan Lacazette. Kedatangan Aubameyang mungkin tak akan berpengaruh besar kepada Arsenal. Pasalnya, dia karakternya berbeda dengan pemain-pemain pilihan Wenger. Mungkin Aubameyang adalah ide Mislintat,” jelas Smith.

Pendapat Smith itu pada akhirnya terbukti salah. Bukan hanya Aubameyang menjadi pemain vital di Arsenal. Dia juga mengaku bahwa keputusannya membela the Gunners tidak lepas dari sosok Wenger. “Saya kira dia [Wenger] akan bertahan lama di sini. Tapi inilah sepakbola. Terkadang, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya belajar banyak dari dirinya meski hanya menghabiskan waktu bersama secara singkat,” aku Aubameyang.

Walcott Pergi, Aubameyang Datang

FOTO: Pain In the Arsenal

Kehadiran Aubameyang mungkin awalnya dikira akan jadi pengganti Sanchez. Mengingat Mkhitaryan yang merupakan alat barter dari Manchester United memiliki karakteristik dan posisi yang berbeda dengan penyerang Cile tersebut. Namun jika dilihat lebih dalam lagi, Aubameyang mungkin lebih cocok disebut sebagai pengganti Theo Walcott.

Ketika Aubameyang datang, Walcott pergi meninggalkan London Utara untuk melanjutkan kariernya di Everton. Walcott yang diboyong Arsenal dari Southampton pada 2006 sejak lama disebut sebagai calon pengganti Henry. Akan tetapi, badai cedera yang sering kali menerpa Walcott membuat ia gagal untuk memaksimalkan potensinya tersebut. Lalu Aubameyang datang dan disebut sebagai penerus Henry.

Aubameyang sendiri sempat berusaha lepas dari perbandingan itu. Menyebut komparasi dengan Henry adalah sesuatu yang prematur. “Sulit untuk  dibandingkan dengan pemain seperti Henry, dirinya sudah menjadi legenda di klub ini,” buka Aubameyang. “Untuk bisa menyamai pencapaian Henry atau Ian Wright adalah sesuatu yang sulit. Tapi saya akan berusaha memberikan yang terbaik,” lanjutnya.

Masih van Persie, Belum Henry

FOTO: Sky Sports

Masuk ke musim 2019/2020, performa menawan Aubameyang membuat semakin banyak orang ikut menyebutnya sebagai penerus Henry. Tapi jika melihat kondisi Arsenal saat ini, Aubameyang masih ada di level Robin van Persie. Belum bisa seperti Henry.

Walaupun hingga 23 September 2019 dia memiliki rataan mencetak gol setiap 90 menit, Aubameyang sebenarnya tidak selalu membobol gawang lawan. Pada pekan ketiga Premier League 2019/2020, the Gunners tumbang di tangan Liverpool dengan skor 1-3. Gol Arsenal dicetak Lucas Torreira lima menit sebelum waktu normal berakhir. Aubameyang bermain selama 90 menit penuh tapi tidak bisa berbuat banyak di atas lapangan.

Setiap Aubameyang kehilangan daya magisnya, Arsenal hampir bisa dipastikan kehilangan poin. Pemain-pemain Arsenal sendiri menyadari hal itu. “Pemain seperti Aubameyang jelas membantu kami. Tapi kunci utamanya adalah di lini belakang. Kami perlu lebih solid lagi di belakang. Tak mungkin bertumpu kepada Aubameyang secara terus menerus,” aku Calum Chambers. John Hartson yang membela Arsenal di periode 1995 hingga 1997 juga setuju dengan Chambers.

“Aubameyang adalah pemain yang esensial, sangat penting untuk Arsenal. Tapi ia tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Pemain seperti Dani Ceballos dan Mesut Ozil juga perlu meningkat permainannya. Pemain-pemain di sekitar Aubameyang harus lebih meningkat, dengan begitu semuanya ikut membantu dan terbantu,” kata Hartson.

***

Inilah yang membuat Aubameyang lebih mirip dengan van Persie dibandingkan Henry. Setidaknya untuk saat ini. Pasalnya, Henry memiliki rekan-rekan yang bisa membantu dirinya. Bahkan Arsenal tetap dapat meraih poin penuh sekalipun Henry absen atau duduk di bangku cadangan. Beda dengan saat van Persie jadi penyerang utama Arsenal. Setiap van Persie absen, daya gedor dan kreativitas the Gunners juga ikut menurun. Membuat peluang mereka untuk menang menipis.

Arsenal terlalu mengandalkan Aubameyang. Setidaknya di awal musim 2019/2020. Sama seperti mereka terlalu mengandalkan van Persie di 2012. Oleh karena itu Arsene Wenger keram mengincar pemain-pemain tajam di bursa transfer. Entah itu Karim Benzema atau Luis Suarez. Ia ingin membagikan beban yang didapuk van Persie seorang.

Upaya Aubameyang Menjadi Seperti Henry

FOTO: Sky Sports

Unai Emery mungkin belum bisa mengincar penyerang baru untuk meringankan beban Aubameyang. Ia sudah memiliki Lacazette dan Nicolas Pepe untuk hal itu. Pada akhirnya, Aubameyang berinisiatif untuk membagikannya ke rekan-rekan satu tim. Termasuk Pepe yang diboyong dari Lille OSC sebagai pemain termahal klub.

Baru dipercaya untuk tampil penuh sejak pekan ketiga Premier League 2019/2020, Pepe sudah memberi kontribusi dengan mengaristeki satu gol ke gawang Tottenham. Pada pekan ke-enam kontra Aston Villa, ia akhirnya mencetak gol perdananya untuk the Gunners lewat titik putih. Aubameyang sebenarnya jadi eksekutor utama Arsenal dari 12 pas. Namun, penyerang asal Gabon itu memberi kesempatan ke Pepe.

“Penalti adalah tugas Aubameyang. Dia adalah sosok yang bertanggungjawab atas penalti Pepe. Itu bukan permintaan saya. Sepenuhnya wewenang Aubameyang. Tapi saya senang dirinya memberikan penalti itu ke Pepe. Dengan mencetak gol, Pepe jadi bisa lebih percaya diri lagi. Saya senang melihat Aubameyang berpikir secara kolektif, tidak hanya individual,” aku Emery.

Jika apa yang dilakukan Aubameyang berhasil mengangkat moral Pepe dan pemain-pemain lain, itu akan memberikan pengaruh positif kepada Arsenal sebagai tim. Untuk saat ini, dirinya memang lebih memiliki peran seperti van Persie. Namun, perlahan Aubameyang membuka jalannya untuk benar-benar menjadi penerus Henry di London Utara.